Keberangkatan Lucas dan Kivandra menuju desa sudah ditentukan. Mereka menyiapkan banyak perlengkapan karena bertujuan untuk menginap beberapa hari. Lucas juga mengintruksi untuk membawa banyak persediaan makanan yang akan dibagikan ke warga desa nanti.
Di depan Mansion, sebuah kereta yang ditarik dua kuda sudah terparkir rapi. Di badan kereta tersebut ada logo bangsawan Duke of Zephyr.
Kivandra mengangkat tas besar di pundaknya, "Aku sudah siap."
"Banyak sekali baju yang kau bawa, Kivandra. Tasmu begitu gemuk." Lucas mendekat dan mengambil alih tas dari pundak Kivandra.
Mengangkat alis, Kivandra menjawab, "Hanya beberapa baju dan jubah. Aku memasukkan buku-buku sihir penyembuh sehingga tas tampak besar."
"Rajin sekali."
"Ini menyangkut nyawamu, aku tidak ingin bermain-main."
Lucas tertawa kecil, "Baik-baik, dokter pribadiku. Sekarang masuklah ke dalam kereta, aku akan naik kuda dan memimpin pasukan kita di depan."
"Apakah kau tidak ikut naik kereta?"
"...." Lucas terdiam beberapa detik, "Kenapa? Ingin aku menemanimu?"
"Tidak." balas Kivandra cepat.
Lucas tersenyum kecil, "Baik, mari berangkat."
Kereta mulai berjalan bersama pasukan kuda lainnya. Kivandra duduk sendiri di dalam badan kereta, menatap jendela yang menampakkan pemandangan luar.
Yang awalnya kota besar dan ramai, kini hanya menjadi hutan terlantar. Pohon-pohon besar hampir menutupi jalan karena daun raksasanya, cahaya matahari tidak bersinar sempurna. Jalanan kota yang mulus pun sudah hilang, roda kereta berputar di atas tanah berbatu.
"Um," Kivandra memegang perutnya, "Aku mabuk ...."
Sebisa mungkin ia tahan rasa mualnya, Kivandra tidak ingin merepotkan rombongan dengan menghentikan perjalanan. Gadis itu berpikir dengan tidur semua rasa mual ini akan hilang.
Tapi sayangnya, itu salah.
Kivandra tergesa-gesa membuka pintu kereta dan membuat ksatria di luar terkejut. Ia melemparkan diri ke tanah--yang bahkan kereta masih bergerak laju--membuatnya terjatuh begitu saja.
"Ugh," Kivandra segera memuntahkan isi perutnya.
Sial, memalukan.
Pak supir kereta menghentikan kudanya, para ksatria berkuda turut berhenti. Lucas, yang berada di depan rombongan, kini berbalik mendekat.
"Kivandra? Kenapa?" tanya Lucas sambil turun dari kuda hitamnya.
Kivandra menggeleng, "Hanya mual, tidak apa-apa. Ayo lanjutkan perjalanannya."
Lucas menghela napas, "Ayo kubantu berdiri dulu."
Menolak bantuan Lucas karena sungkan, Kivandra mencoba sekuat tenaga untuk berdiri sendiri. Namun saat ia mulai menambah kekuatan di kaki kanan, tubuhnya tidak seimbang dan hampir roboh.
Lucas dengan cekatan merangkul tubuh kecil Kivandra, wajah mereka sangat dekat. Kivandra lagi-lagi terpaku pada mata hitam lelaki di depannya.
Hembusan napas Lucas yang tenang menyapu kulit wajah Kivandra, memberi sedikit kehangatan di dalam hutan dingin.
"Kakimu terkilir." ujar Lucas membuyarkan sepi.
"Oh," Kivandra menelan ludahnya, "B-benarkah? Bagaimana itu terkilir, ya, hahaha ...."
"Otakmu tidak bekerja karena mabuk kendaraan? Kakimu terkilir karena kau melakukan hal bodoh, melompat dari kereta begitu saja. Bagaimana jika di tanah ini ada batu, atau bagaimana jika tubuhmu terinjak kuda ksatria? Pikirkan konsekuensinya."
Nyali Kivandra menciut cepat. Gadis itu berusaha sebaik mungkin untuk tersenyum, "M-maafkan saya."
"Kenapa tiba-tiba bicara formal?" Lucas mengernyit, "Kau sangat tidak konsisten."
"Iya, maaf."
"Kenapa malah minta maaf?" nada bicara Lucas semakin seram.
Kivandra semakin takut, "Itu ... maafka--" gadis itu segera menutup mulutnya sendiri.
Maaf karena Kivandra tidak bisa berhenti meminta maaf!
Aduh, kenapa minta maaf lagi!
Lucas mengusap wajahnya, "Sudahlah. Ayo kita istirahatkan rombongan dulu."
Apa itu? Lucas tampak sangat kesal. Kivandra mencengkeram ujung jubahnya, rasa gundah tiba-tiba hinggap.
Apakah Lucas terlalu kesal dengan sikapnya? Sudah Kivandra duga, seharusnya Kivandra harus menelan rasa mualnya sekuat tenaga.
Sudah Kivandra duga, ia harus selalu menjaga sikapnya lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Surrogate
FantasyPutus asa sporadis merapah, saat itu kereta berkilau datang menghampiri toko bunga Kivandra. Sang Pangeran mengajak Kivandra, yang tampak lelah, untuk menjadi keluarga kekaisaran. Kivandra seorang gadis miskin yang menjual bunga di pinggir jalanan...