Hembusan nafas Jihoon yang teratur. Tenaga yang terkuras membuatnya pada akhirnya jatuh terlelap dikasur besarnya.
"cantik, dan selalu cantik" batin junkyu mengamati persolen indah bak dewi yunani yang sedang memejamkan matanya.
KRIET
Bunyi pintu terbuka.
Dibaliknya muncul Jaehyuk dengan pakaian rapihnya memasuki kamar tuannya dengan senyum yang terpatri diwajahnya manakala melihat Jihoon yang sedang
Junkyu berbisik kepadanya "Dia baru aja tidur sekitar sejam yang lalu, jadi biarkan dia tidur lebih lama lagi"
"Ah iya . . . sebaiknya memang begitu"
Tangan Jaehyuk menggapai selimut yang masih terlipat rapih di ujung kasur. Namun saat dirinya ingin menutupi tubuh Jihoon dengan selimut, hal itu dicegah oleh Junkyu.
"Biarkan selimutnya. Tadi aku mencoba menyelimutinya namun dia malah terbangun. Sepertinya tidurnya kurang nyenyak.
Dan Jaehyuk pun kembali merapihkan kembali selimut pada tempat semula
"Sebagai gantinya, bisakah anda menurunkan gordennya dengan hati hati? sinar mataharinya terlalu menyorot. Seperti yang kau tahu, saya takut tuan Jihoon akan terbangun saat saya bergerak untuk turun dari kasur" jelas Junkyu. Memang, dirinya sedari tadi berada diatas kasur disisi Jihoon yang masih terlelap sejak sejam yang lalu, tak sampai hati mengubah posisinya karena takut membangunkannya.
Jaehyuk menghembuskan nafasnya sejenak dan berbalik "Ya, baiklah"
Tangannya dengan terampil menarik pengait gorden besar yang tiap hari memang sering dirinya lakukan. Dirinya menurunkannya pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara yang bisa mengganggu waktu istirahat tuannya.
"Sir Junkyu, dokter keluarga akan berkunjung hari ini. Sekarang ini jadwal pemeriksaan rutin harian pemilik rumah" Jaehyuk menjeda kalimatnya sejenak ". . . jadi . . ."
Junkyu tidak sebodoh itu untuk mengerti apa yang dikatakan Jaehyuk. Dirinya diusir secara halus olehnya, karena ya siapa dirinya? hanyalah orang asing bagi keluarga ini.
"Benarkah? bagus kalau begitu. Sementara para dokter mempersiapkan segalanya, aku akan pergi keluar untuk berjalan jalan sejenak. Hari ini juga cuacanya cerah sekali"
Jaehyuk melirik kearah Junkyu ". . . benar sir Junkyu, ada banyak bunga musim panas yang mekar di kebun kaca. Hari yang baik untuk berjalan-jalan sambil minum secangkir kopi. Ditemani Amaryllis yang indah"
Kebun kaca.
Tempat favorite mendiang Junhui beserta anak tertuanya, Yeonjun. Dulu kebun kaca menjadi tempat yang ramai kala keluarga kecil itu sedang mendapatkan jatah liburan. Bagai keluarga kecil bahagia, begitu pula Amaryllis beberapa tahun yang lalu. Suara gelak tawa dua pria cilik yang mengitari sebuah rumah kaca di halaman mansion mereka, disambut dengan dua orang pria dewasa yang mengejar kemudian memeluk dua buah hati kesayangannya dengan erat. Hingga malam menghampiri, acara gathering keluarga pun tidak kunjung usai. Biasanya sepasang suami, Wonwoo dan Junhui akan membuat mini tenda yang cukup untuk mereka berempat, dan disanalah mereka saling bertukar cerita satu sama lain.
Kala itu Jaehyuk yang masih kecil pun mengerti, tuannya—keluarga tuannya sangat bahagia. Dan kenangan itu selalu ia bawa dalam benak dan hatinya.
.
.
.
"Selain sedikit kelelahan karena perjalanan bisnis anda kemarin, sepertinya tidak ada hal lain yang perlu di waspadai"
KAMU SEDANG MEMBACA
Amaryllis [ Kyuhoon // Yoshihoon ]
FanfictionBerokus pada abad ke 20 Amaryllis, bunga yang disimbolkan sebagai cinta, ambisi, keseriusan begitu sangat dihormati. Namun, apakah makna tersebut berlaku untuk penghuni mansion ini? atau hanyalah representasi satu makna dari makna lainnya? ⚠ mature...