Epilog

564 74 27
                                    

Suara burung berkicau. Terlihat sinar matahari menembus kaca melalui celah tirai jendela.

Manik biru sebiru samudra itu terbuka, menampilkan sebuah cahaya yang menyala di sana.

Dia mendudukkan dirinya di kasurnya dan mengusap matanya untuk menghapus kantuknya. Lalu melihat jam di atas meja menunjukkan pukul 08.27

"Ah! 3 menit sebelum alarm berbunyi."

Nakahara Chuuya, seorang bersurai jingga panjang. Seorang siswa kelas 2 di sekolah menengah atas, tidak memiliki banyak prestasi, pergaulannya pun menarik, seperti siswa-siswa ada umumnya yang memiliki kelompok pergaulan tersendiri, namun untuk keadaannya.. sedikit berbeda.

Chuuya mematikan alarmnya yang berbunyi ketika jam menunjukkan 08.30.

Diapun mulai mempersiapkan sarapan paginya, dengan memasak omelet dan memakannya dengan cepat.

"Uhh.. kenapa rasanya aku sudah sering memakannya? rasanya jadi tidak enak!" keluhnya.

Kini ia bersiap menuju sekolahnya tanpa pamit. Toh, dia tidak tinggal bersama keluarganya, ia hanya menerima uang dari tante yang bahkan tidak di benua yang sama.

Dia pergi ke sekolah tanpa motor kesayangannya karena dua hal.

1. karena motornya rusak.
2. karena dilarang oleh sekolah, atau motor itu akan disita selama beberapa bulan sampai tantenya datang dan memintanya kembali.

Ketika sampai di sekolah, ia langsung menuju lokernya yang berjejer tepat di bagian paling depan gedung sekolah. Dia disambut baik oleh teman sekumpulannya.

Seorang dengan surai oranye gelap, poni keluar dan bermata hijau. Dan satu lagi bermata biru dengan surai pirang pendek bertopi cokelat.

Jika kalian penasaran, seorangnya bernama Mark Twain, dan seorang lagi bernama John Steinbeck.

"Chuuya, sudah lama tidak bertemu, ya?"

"Lama? hanya satu bulan." Chuuya meletakkan tas di lokernya dan menutup kembali lokernya. Kemudian berjalan ke kelasnya.

"Kau tidak tahu kami menderita karena kau tidak di kelas?" Mereka yang mengekorinya tertawa setelah mengatakannya, Chuuya ikut tertawa.

"Apa hubungannya denganku?"

"Karena kau tidak ada, semua guru jadi berani masuk kelas lagi. Dan lagi kemarin satu kelas dihukum karena tidak ada yang mengerjakan tugas sekolah," Chuuya menatapnya bingung, kenapa guru takut terhadapnya?

"Untuk pertama kalinya kita sekelas di hukum."

"Pertama kali? Ini udah kesekian kalinya. Kelas kita ini seperti preman, bahkan banyak guru tidak mau masuk kelas kita," sekali lagi ketiganya tertawa bersama.

Mereka sampai di kelas, yang kacau penghuninya. Amat berisik dan menganggu warga kelas lain, inilah kelas 2-2.

Bukan hanya siswa remaja laki-laki saja yang sangat buruk, namun gadis di sana juga amat kacau. Jujur saja Chuuya sedikit terganggu dengan suasana kelas itu.

"Chuuyaaaa! Satu bulan tanpa mu bagai seribu bulan kebahagiaanku," teriak gadis bersurai pirang, bernama Higuchi Ichiyou. Rambutnya sedikit berantakan, jas seragammnya ia lilitkan di pinggangnya, dengan rok yang sedikit di pendekkan agar lebih terbuka.

Gadis itu menghalangi pintu masuk kelas.

"Sialan, kenapa kau bahagia sekali saat aku tidak masuk?"

"Seluruh warga penghuni 2-2 juga sangat bahagia saat kau tidak masuk. Toh kau adalah sumber utama kehancuran kelas ini."

Monster || Soukoku ✣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang