22. Aliran Sihir Hitam

152 27 0
                                    

Mata Yeonjun membelalak begitu menyadari bahwa mungkin Jay dan Taehyun punya rencana untuk melarikan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Yeonjun membelalak begitu menyadari bahwa mungkin Jay dan Taehyun punya rencana untuk melarikan diri. Tangannya bergerak untuk memencet sebuah remot kecil di tangannya, berniat mengaliri listrik lagi ke tubuh Jay sekaligus Taehyun.

"Sekarang," ujar Jay pelan. "BANTU AKU JAKE!" Ia berteriak lantang dan nyaring. Disusul angin kencang yang berhembus memporak-porandakan seluruh manusia yang ada di dalam ruangan itu.

Setelah angin kencang, seluruh ruangan dipenuhi kabut asap tebal yang membuat Sunghoon dan Yeonjun menutup mata serta hidung karena rasa pedih dan sesak. Gila, mereka memang tahu pengendali kabut di sekolah ini, tapi sejak kapan Niki berhasil membuat kabutnya jadi serangan utama? Bukannya selama ini kabut hanyalah sebagai serangan sampingan dan barrier semata?

Saat Sunghoon membelah kabut menuju tempat sebelumnya Jay diikat, kedua orang itu telah menghilang tanpa jejak. Ia tak bisa menemukan siapapun, rantai yang mengikatn Jay juga ikut menghilang. Dada Sunghoon mencelos, ia menyatukan giginya emosi.

Apa yang baru saja terjadi? Ke mana perginya Jay dan Taehyun? Kenapa mereka bisa menghilang dalam hitungan detik? Dan, yang terpenting lagi ... bagaimana mereka bisa memanggil bala bantuan padahal tidak tahu letak pasti tempat ini? Sialan!

"KALIAN SEMUA BANGUN, BANGSAT! BAWA JAY DAN SEMUA TEMANNYA KE SINI!"

Beberapa orang yang terkapar di lantai itu segera bangun sembari menenteng sebuah senapan listrik di tangan, setidaknya mereka memegang kelemahan Jay dan lebih berpotensi untuk menang karena kondisi fisik Jay sedang lemah untuk bertarung. Seharusnya begitu, jika saja jalan keluar tidak dihalangi oleh seorang dengan bola api yang mengelilingi tubuhnya.

"Hei, mau ke mana kalian?" Ia menyeringai, menjulurkan tangannya ke depan, beberapa orang langsung tumbang terbakar.

Kabut datang lagi. Kali ini mendatangkan seorang pemuda pucat dengan rambut blonde lusuh. "Jake, jangan buang-buang waktu," ucapnya dan dalam sekali tebasan tangan berhasil membuat seluruh orang yang membawa senapan listrik terkapar pingsan.

"Biar aku yang mengejar Jay," bisik Yeonjun pada Sunghoon tapi bisa ditangkap oleh indra pendengaran Jake.

Sunghoon menatap Niki dan Jake bergantian. "Tidak perlu. Kau urus saja dua bocah ini, aku yang akan keluar," ucapnya dingin kemudian langsung menghilang dari pandangan mereka semua. Walaupun kondisi Jay mengenaskan, tapi belum tentu Yeonjun bisa berhasil membawa lelaki itu ke hadapan Sunghoon.

Jake menoleh pada Niki, ia mengode pemuda itu agar pergi menyusul Sunghoon. "Kalau Yeonjun saja, sih, serahkan saja padaku." Matanya sewarna merah darah.

Ia meyakinkan Niki dengan perkataannya. Meski terkesan sombong, tapi Niki tahu kalau bekerja sama dengan Jake pasti menguntungkan. Dengan begitu, Niki benar-benar menuruti perintah Jake. Ia ikut menghilang menggunakan kabut tebal untuk menghalangi Sunghoon menemukan Jay, sekaligus membantu Jake agar lebih dulu melayangkan serangan.

Cross the Line ; Enhypen (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang