Seperti biasa, Jay akan turun ke lantai dasar bersama dengan Heeseung. Karena memang hanya mereka berdua yang tinggal satu lantai. Murid-murid sudah berkumpul dan membuat lingkaran dari masing-masing kekuatan yang ada. Hari ini jadwal latihan mereka tergabung dengan angkatan tahun lalu. Dari tahun lalu pun hanya terterima belasan orang, jadi tetap saja akan tersisa banyak ruang di lapangan meski dipakai oleh dua angkatan pengendali sihir.
"Jay, kau sudah bisa mengendalikan kekuatanmu?" Taehyun bertanya pada Jay. Dia adalah orang yang selama ini mengajarkan Jay bagaimana cara menghilangkan emosi ketika menggunakan sihir.
"Berkat kerja kerasmu," balas Jay menyanjung.
"Itu bukan apa-apa. Asal suatu saat kau tidak membunuhku saja aku sudah senang." Taehyun memainkan tumbuhan di depannya menggunakan angin kecil
Jay merangkul Taehyun. "Kau tidak perlu khawatir. Aku tidak berniat untuk membunuhmu sama sekali." Ia tak berbohong, tiada alasan untuk mencelakakan Taehyun.
"Lantas, siapa?" Taehyun menoleh ke arah Jay, tatapan matanya menyiratkan rasa ingin tahu yang begitu besar. "Kau bilang kau tidak berniat membunuhku. Berarti kau sudah berniat untuk melakukannya pada orang lain, siapa dia?"
"Tuduhanmu bisa jadi benar. Mungkin, ada beberapa orang yang harus aku singkirkan." Jay mengatakan itu dengan mudah. Taehyun di sebelahnya hanya bisa terkekeh kecil, sudah ia duga kalau Jay tidaklah sepayah yang orang lain pikir. Biar bagaimanapun Jay telah membuktikan kalau dia bisa menghabisi nyawa puluhan orang sekaligus, itu berarti kekuatan Jay sangat besar untuk dicap sebagai murid baru di akademi ini.
Mata Jay tak henti-hentinya menatap dua orang yang baru saja tiba di lapangan. Itu adalah Niki dan satu orang yang ia lihat tadi malam. "Taehyun, apa kau tahu sesuatu soal Niki?" tanyanya penasaran.
"Niki?" Taehyun mengulang perkataan Jay. "Setahuku sih dia bisa teleportasi dan mengendalikan kabut. Aku belum tau jelas, yang pasti dia juga cukup kuat. Nilainya saat seleksi kemarin hanya terpaut lima angka di bawahmu," jelas Taehyun sambil mengingat-ingat.
Oh, benarkah? Ini info yang sangat berkesan. Jika Niki memang satu tingkat dengan kekuatannya, mengapa Niki tidak ditempatkan satu lantai dengan Jay dan Heeseung? Setahunya Niki menempati kamar pada deretan lantai untuk para pemula, di atas lantai Niki adalah lantai yang Sunghoon dan Sunoo tempati.
"Aku tahu apa yang ingin kau tanyakan." Semua orang yang menanyakan Niki pasti merasa aneh sekaligus penasaran dengan latar belakang pemuda itu.
"Katanya Niki mau menemani seseorang dari lantai pemula, dia teman Niki satu-satunya. Kalau tidak salah namanya Jungwon, anak itu jarang terlihat ikut kegiatan latihan, ataupun sekedar berbincang pada teman satu lantainya." Taehyun berperan sebagai seorang informan kepercayaan Jay. Dia bisa diandalkan.
Jay menatap Taehyun. Jika memang Niki hanya dekat dengan Jungwon, berarti sosok yang selama ini dia lihat adalah Jungwon. "Apa kau bisa melihat Niki sedang berjalan dengan siapa?"
Taehyun memicingkan mata, tapi sekeras apapun dia mencoba, Taehyun tetap tidak bisa melihat orang lain selain Niki yang berdiri sendiri pada sudut lain lapangan. Matanya hitam kosong, menatap lurus kubu anak-anak pengendali sihir senior. "Dia sendirian, Jay. Memangnya siapa yang kau lihat?"
Sekali lagi Jay menghela nafasnya gusar. Mengapa semua orang di akademi ini tidak bisa melihat sosok aneh yang selalu bersama dengan Niki? Dibandingkan penasaran dengan pemuda pucat itu, Jay benar-benar haus informasi soal sosok di sampingnya. Jika di pagi hari seperti ini, dia seperti manusia kebanyakan. Meski Jay tak pernah mengajaknya bicara, tapi ia tahu jika sosok itu beraura positif. Jauh berkebalikan dengan yang ditemui Jay saat malam hari.
"Hoy, Jay!"
Jay mengangkat kepalanya lalu menyunggingkan senyuman. "Ada apa?" tanyanya ketika sosok Jake, Sunghoon, dan Sunoo malah berkunjung dalam kelompok angin.
"Hanya ingin bertemu denganmu sebentar. Dua orang ini malah mengikutiku terus sejak tadi pagi, dasar pengganggu," ketus Sunghoon menyingkir dari tengah-tengah Jake dan Sunoo. Dia mengusir dua orang itu, sekaligus Taehyun dengan kasar agar bisa berbicara empat mata dengan Jay.
"Tumben sekali kau mau menemuiku, ada hal penting yang ingin kau sampaikan?" Jay menatap Sunghoon menggunakan mata elangnya.
"Ah, kau cepat mengerti rupanya. Jadi sebenarnya tujuanku kemari adalah ...,"
Sunghoon pun mulai menceritakan tentang kejadian bulan lalu dimana Jake tak sengaja terkena serangan angin Jay. Sunghoon bisa mengobati luka-luka akibat sihir, tapi saat mengobati Jake dia bisa merasakan banyak elemen sihir dalam satu serangan. Luka Jake ternyata cukup parah dan membutuhkan kurang kebih waktu dua minggu untuk pulih sepenuhnya. Luka bakar, luka sengatan listrik adalah yang paling kentara. Awalnya Sunghoon mengira kalau punggung Jake memerah karena kerasnya tebasan angin Jay. Tapi, ternyata efek dari dalam tubuh Jake yang perlu ditangani serius. Mana mungkin jika Jay hanya pengendali angin bisa melakukan itu semua?
"Jujurlah, Jay. Sebenarnya kau ini bisa mengendalikan kekuatan apa saja?" tanyanya menuntut penjelasan rinci.
"Kau tahu jelas jawabannya, Sunghoon. Aku juga tidak tahu—"
Boom!
"Argh, apa yang kau lakukan?!" Jay memegangi dadanya yang terasa nyeri. Serangan apa itu tadi? Jay tak bisa melihatnya. Seluruh tubuhnya yang tidak siap menerima serangan akhirnya jatuh ke tanah, Jay bersimpuh tepat di hadapan Sunghoon. Dia menatap tajam Sunghoon sambil mengepalkan tangan emosi.
"Mata itu," gumam Sunghoon sebelum mengecek telapak tangannya. "Kau lihat tanganku, Jay? Apa yang kau lihat?"
Telapak tangan Sunghoon terkena luka bakar yang sangat serius. Kulitnya mengelupas dan berubah warna menjadi hitam pekat. Meski keadaan tangannya begitu, Sunghoon tidak meringis kesakitan. Dia malah tersenyum sumringah dan membantu Jay berdiri. "Jangan beritahu siapapun soal kekuatanmu, Jay."
"Kenapa?"
"Kau tidak akan pernah tahu alasan mereka mendekatimu, sampai mayatmu bisa mendengar tawa mereka."
"Aku tidak mengerti."
"Lebih baik begitu." Sunghoon kembali menunjukkan telapak tangannya. "Sudah sembuh, kan? Kemari, aku akan mengobatimu."
"Bagaimana aku bisa percaya jika kau tidak berniat buruk padaku?"
"Makanya, jangan percaya padaku." Sunghoon berkata santai. Dasar orang-orang aneh!
Jay mendecak cukup keras. Ia membiarkan Sunghoon mengobatinya menggunakan kekuatan sihirnya. Di tengah kondisinya yang seperti itu, Jay bisa merasakan ada seseorang yang sedang mengawasinya dari kejauhan. Itu Jungwon dan Niki. Niki hanya menatapnya datar tanpa ekspresi, sedangkan Jungwon tersenyum dan menunjukkan raut wajah meremehkan.
"Sunghoon," panggilnya masih dengan tatapan mengarah pada Jungwon.
"Ya?"
"Aku bertemu Jungwon tadi malam."
"Lalu?"
"Dia membawa kepala manusia, dia bicara dan bernyanyi seperti anak kecil saat tengah malam. Dia ... mengincar kita berenam."
Vote dan komen jangan lupa, ya 💘
KAMU SEDANG MEMBACA
Cross the Line ; Enhypen (TERBIT)
Fantasi"Selamat datang di akademi sihir Vesselsoft." *** Vesselsoft Academia adalah akademi sihir gila yang membesarkan monster-monster pengdendali sihir. Daerah barat adalah daerah terisolir, tak ada satupun pengendali sihir yang ditemukan di sana. Jay a...