*****📞Naa calling......
"hari ini ada event di one city mall, lu ikutan ngga Ta?"
"hah? kok gua baru tau"
"lu sibuk dengan segala novel lu anjay makanya event penting gini ngga lu perduliin"
"ya ngga gitu Na, yaudah gua ikut dah jam berapa?"
"lima belas menit lagi gua kerumah lu"
"anjir? gua belum mandi Na!!"
"gua ngga mau tau pokoknya dalam lima belas menit ngga siap lu bukan temen gua lagi"
"sialan" tuut....tuuut..
Kebiasaan buruk Nana selalu mempersulit si lemot seperti Agatha, maka jadilah gadis itu dengan kecepatan ekstra mandi bebek, berdandan seadanya dan secepat kilat.
tok...tok..tok..
"anjir Naaaa" gerutu Agatha yang tak kunjung selesai dengan eyeshadow di tangan nya.
"TAAAA!!"
"SEBENTAR ANJIR"
ceklek...
"plis Na lu besok-besok kasih tau gua minimal satu jam sebelum berangkat"
"lama lu ah, ayok" tanpa ba bi bu Nana menarik pergelangan tangan Agatha dan menyeretnya menuju grab yang sudah sedari tadi terparkir didepan rumah kontrakan agatha.
"one city mall ya pak" imbuh Nana pada supir grabcar yang setia menunggu.
"baik neng" mobil melaju meninggalkan halaman rumah Agatha yang tidak ada luas-luasnya sedikitpun.
Tidak butuh waktu lama, keduanya tiba di mall yang nana maksud."anak-anak gimana Na?"
"mereka mah udah di dalem kita aja yang lama"
"masa? Salsa sama Cara gimana?"
"mereka penutup acara"
"anjim" keduanya tertawa begitu saja mengingat lemotnya Salsa dan Caramel setiap ada acara atau ada rencana jalan-jalan.
Sebenarnya Caramel bukan orang yang lemot, tetapi karna dia selalu bersama Salsa jadilah dia ikut terlambat dalam acara apapun.
"gua ngeri Salsa kalo ada kebakaran atau gempa tu anak mati duluan jiwa nya yang keluar"
"anjir Ta jangan gitu buset, tapi bener juga HAHAHAHAHAHA"
"heh! ngomongin siapa lu berdua?"
"bangsat!" Nana dan Agatha sontak kaget karna alma yang merangkul pundak keduanya dan berbicara tepat ditelinga mereka.
"apasih anjay gitu aja kaget lu berdua, keliatan banget ghibahin orangnya" lanjut Alma
"ngga gitu jir, eh tapi emang lagi gibahin Salsa sama Caramel si" jawab Agatha
"kenapa mereka?" tanya Alma lagi pada Agatha
"ngeri aja kalo ada kebakaran Salsa yang lari keluar bukan dia tapi udah jiwanya"
"HAHAHAHA mati dong?"
"ya kalo mati emang yang keluarkan jiwanya, masa iya kentut nya" Nana memotong pembicaraan heboh keduanya yang berganti jadi tawa rusuh.
Tak berselang lama sudah ada lima anak hawa yang duduk lesehan didepan panggung menikmati rangkaian acara yang sudah di susun rapih oleh penyelenggara.
"eh Jovan tampil jam berapa dah? kok si Salsa sama kak Caramel belum datang juga?" bisik Asthyn pada Tari yang hanya mendapat gedikan bahu dari yang diberi tanya. Berujung Asthyn mencolek bahu Agatha dan kembali bertanya tentang Salsa dan Caramel yang tak kunjung tiba padahal sudah dua jam berlalu.
Diberi pertanyaan demikian segera Agatha meraih ponsel nya dan ijin kebelakang agar menghubungi Caramel juga Salsa.Lima kali percobaan tak kunjung ada jawaban dari ponsel diseberang padahal jelas-jelas tertera berdering dilayar ponsel Agatha.
"kemana si bocah" kesal nya lagi mencoba menghubungi keduanya, Agatha juga tidak berhenti menghubungi Salsa.
"Ta, gimana? bisa dihubungin?" tanya Nana yang menyusul Agatha sebelumnya dan hanya mendapat gelengan kepala dari Agatha.
"ini ngga biasanya anjir udah dua jam lebih, kalo telat juga dia paling lama tigapuluh menit kan?" dan lagi hanya mendapat anggukan kepala dari Agatha.
ting...ting...ting...
pesan masuk
Panik! Agatha dan Jena benar-benar seketika panik. Sudah lama ayah dari salsa tidak kembali dari pontianak dan kini kembali? tujuan nya apa? sontak keduanya saling pandang dan saling mengangguk."Ta lu kirim pesan di grup, gua mesen grab"
"oke"
*********
welcome to "pelita"
silahkan kritik dan saran nya ya guys
KAMU SEDANG MEMBACA
PELITA
Fanfictiondunia dan rumah dua tempat yang sama-sama butuh penerang, tetapi juga sama-sama butuh kehangatan. namun tujuh anak hawa itu tidak pernah lagi mendapatkan nya. mati tak harus menutup mata mati tak harus berada dalam peti atau kafan jiwa mereka yang m...