Haruto celingak-celinguk di koridor dekat loker sekolah. Sama seperti hari senin sebelumnya, ia terlambat. Bukan karena kesiangan. Tapi karena Haruto nongkrong dulu untuk makan uduk diperempatan jalan.
Haruto membuka loker yang terdapat banyak tempelan stiker sinchan. Letak loker sekolah ke lapangan lumayan jauh. Jadi tidak akan ada yang menangkapnya disini.
"Anjing mana topi gue???" panik Haruto berusaha mengingat-ingat.
"Kagak mungkin di rumah nggak sih?"
"ARGH SIALAN BANGET?????"
"HARUTO!!!"
Haruto terpelonjat kaget membuat kepalanya membentur ujung pintu loker. Ia balik badan dan meringis saat melihat guru killer berdiri 5 meter darinya. Guru itu memegang penggaris rotan super panjang sebagai senjata andalannya untuk membasmi murid-murid nakal seperti Haruto.
Haruto cengengesan sambil mengelus puncak kepala yang terasa nyeri.
"Ehehehe Pak Nujib...."
"Eha ehe! Buruan sini kamu!" bentak Pak Nujib.
Setelah mengunci loker Haruto menghampiri Pak Nujib tanpa takut. Toh ia sudah sering melanggar tata tertib sekolah. Dengan guru galak sekelas Pak Nujib pun Haruto tak pernah takut.
"Kamu ini selalu terlambat! Mana topi sekolah kamu? Ini juga baju lusuh! Tidak pernah diganti. Baris bersama guru-guru! Buruan!"
Haruto hanya cengar-cengir dibentak Pak Nujib. Ia senang baris dengan para guru. Teduh dan sejuk karena tepat dibawah pohon rindang yang menghalangi sinar matahari.
Haruto sudah berdiri di sebelah guru tetapi agak ke depan. Beberapa guru menegurnya terutama guru yang pernah dibuat dongkol oleh Haruto. Haruto hanya cengar-cengir.
Dari jarak sedekat ini dengan petugas upacara, Haruto dapat melihat seseorang yang menjadi pusat perhatiannya. Cowok tinggi yang sedang sibuk mengatur barisan. Haruto tersenyum geli membayangkan bagaimana reaksinya saat melihatnya dihukum lagi.
Sesuai dugaannya Jeongwoo menoleh ke arah Haruto. Saling bertatapan dalam waktu singkat. Jeongwoo menunjukkan raut jengahnya terang-terangan dan Haruto menyadari itu. Hingga Jeongwoo memutuskan tatapan itu dan pergi darisana.
Haruto mengerut alis sesaat mengikuti kepergiannya. Sebentar lagi upacara akan dimulai. Namun Jeongwoo yang menjadi pemimpin upacara malah menghilang ditelan kerumunan.
Semua pertanyaan Haruto terjawab ketika ia melihat Jeongwoo kembali sambil menenteng sebuah topi. Berjalan ke arahnya. Haruto sedikit terkejut karena Jeongwoo membawakan topi untuknya.
"Pake"
"Punya siapa?"
"Banyak tanya" Lantaran kesal dengan Haruto yang menurutnya mengulur waktu Jeongwoo memakaikan asal topi itu ke kepala Haruto. Kemudian berjalan cepat ke tempatnya semula.
Haruto terperangah oleh perlakuannya. Ia menyentuh topi itu cukup lama kemudian berlari memasuki barisan peserta upacara dengan senyuman mengembang sempurna.
"PAK NUJIB SAYA PAKAI TOPI PAK!!"
•
"Gila. Wangi. Ini Jeongwoo kalo mandi lima kali sehari?" gumam Haruto geleng-geleng.
Ia tengah duduk di bangku depan kelas. Tadi ia izin tidak mengikuti pelajaran matematika karena kepalanya pusing. Ada benjolan saat disentuh. Dan sempat berdarah juga. Untungnya tidak merembes ke topi Jeongwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Trial • Hajeongwoo
FanfictionKarena kalah waktu main UNO stacko, Haruto dapat dare dari kedua kakak kelasnya untuk memacari wakil ketua OSIS! Haruto yang tukang cari gara-gara itu berhasil membuat Jeongwoo jadi pacarnya dengan sangat mudah. Tetapi apakah perasaannya itu semata...