16. Hampir Mati Gara-Gara Kepo

3.5K 239 1
                                    

~HAPPY READING~



(❂‿❂)



Salsa mengangguk sambil memasukkan ponselnya ke dalam tas. "Udah. Yuk, masuk."

Mereka masuk ke dalam rumah Pak Luqman dengan langkah tenang. Begitu melangkah masuk, suasana hangat langsung terasa.

"Assalamualaikum" seru Asraf dan Salsa hampir bersamaan.

"Waalaikumussalam" jawab Pak Luqman dan istrinya dengan senyum ramah. Mereka kebetulan sedang duduk di sofa ruang tamu.

Asraf dan Salsa menyalami kedua orang tua tersebut, disertai senyuman.

"Kalian sudah datang. Ayo duduk sini" ajak istri Pak Luqman dengan nada penuh kehangatan.

"Kek, Nek, apa kabar?" tanya Salsa, wajahnya cerah dengan senyum lebar.

"Alhamdulillah, baik, Nak" balas Pak Luqman, senyumnya hangat, diiringi anggukan lembut dari istrinya.

Salsa mengangguk, merasa tenang dengan suasana penuh kedamaian itu.

Pak Luqman menatap Salsa dengan penuh perhatian. "Jadi, bagaimana keseharian kamu setelah mata batinmu terbuka?" tanyanya lembut.

Salsa menghela napas panjang. "Terus terang, berat banget, Kek" katanya jujur. "Padahal waktu kecil, beban punya mata batin nggak seberat ini, perasaan" lanjut Salsa sambil menggeleng kecil.

Pak Luqman tersenyum tipis. "Wajar, Nak. Mata batin yang terbuka itu punya dua sisi. Di satu sisi, kamu bisa memahami hal-hal yang nggak semua orang bisa. Tapi di sisi lain, kamu juga harus siap menghadapi apa yang ada di balik itu."

"Oh iya, Asraf sudah cerita tentang kejadian yang menimpa kamu minggu lalu sampai bikin kamu sakit" kata Pak Luqman lembut. "Kakek paham, pasti berat buat kamu, apalagi semuanya datang tiba-tiba."

Asraf yang duduk di dekat Salsa memperhatikan dengan serius. Setelah beberapa saat, dia bersandar ke kursi dan menatap Salsa. "Makanya, kalau ada apa-apa, bilang aja. Gue di sini buat bantu."

Salsa menatap Asraf tersenyum kecil." Thanks. "

"Oh iya, saya tiba-tiba inget sesuatu" kata Salsa dengan suara pelan, meski tatapannya serius. "Waktu di Uks, kenapa Asraf bisa lihat, bahkan nyentuh makhluk itu?"

Pak Luqman menyandarkan tubuhnya ke kursi, berpikir sejenak sebelum berkata, "Itu karena makhluknya sendiri yang sengaja menampakkan diri. Kalau mereka memilih untuk menunjukkan wujudnya, selain bisa dilihat, orang tertentu bahkan bisa menyentuhnya."

Salsa mengerutkan kening, penasaran. "Orang tertentu?"

Pak Luqman mengangguk pelan. "Ya, menunjukkan wujud belum tentu bisa disentuh. Biasanya, hanya orang-orang yang memiliki energi tertentu atau kemampuan khusus yang dapat berinteraksi langsung dengan mereka."

Asraf, yang sejak tadi mendengarkan dengan seksama, akhirnya angkat bicara. "Kalau begitu, kenapa Asraf bisa, Kek?"

Pak Luqman menatap Asraf dengan penuh arti, matanya seolah menembus jauh ke dalam diri cucunya. "Karena kamu berbeda. Kamu punya aura yang sangat kuat, tapi cenderung negatif. Itu membuatmu lebih sensitif terhadap hal-hal seperti ini."

MISTERI LORONG SEKOLAH [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang