Vans tertunduk lesu, ia melihat Abyan yang terbaring lemah di balik kaca.
Tak seharus nya ia cuti, andai saja ia menolak suruhan Abyan, mungkin Tuan nya akan baik-baik saja.
Vans mengepalkan tangan nya, rasanya ingin melenyapkan orang yang berani menyakiti Abyan, mengapa hubungan asmara Abyan sangat buruk? Orang sebaik Abyan tak pantas mendapatkan nya.
Lucas terus menenangkan nya, agar tak membalas perbuatan Grey, karena ia tak ingin Vans ikut terluka.
Andai jika Lucas tak datang mungkin Abyan sudah tinggal nama, Vans sangat peduli pada Abyan hingga dia menyuruh nya menyusul Abyan.
Lucas menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa ia berpikir yang tidak-tidak tentang Abyan.
"Kau tahu, kenapa aku selalu pergi dengan nya kemana pun, dia pergi." ucap Vans tiba-tiba. Lucas diam mendengarkan ucapan Vans selanjutnya. "Karena dia rapuh, dia hanya beruntung dalam hubungan keluarga. Hanya kau teman nya selama ini, masa sekolah nya tak menyenangkan seperti kita, hidup sendiri di negeri orang, dan sekarang cinta nya, hanya cinta sepihak." tutur Vans, pandangan nya kosong pikiran nya menelusup ke masa lalu dimana ia mengetahui kehidupan menyedihkan Tuan nya.
"Apa cinta segitu menyakitkan?" tanya Vans, ia beralih menatap Lucas disamping nya.
"Aku tak tahu, jika cinta bisa membunuh." sahut Lucas.
"Tuan ku sangat baik, bahkan Rose di beri uang bulanan oleh nya, apa yang kurang dari nya, apa semua orang menutup mata dari kebaikan nya, orang mana yang menghidupi selingkuhan suami nya." tutur Vans, ia merasa dongkol pada Rose. "Tuan ku bukan orang ketiga, ia sama sekali tak tahu jika Arsen memiliki kekasih saat menikahi nya, bahkan bukan dia yang menginginkan pernikahan ini." lanjutnya, ia sama sekali tak sudi memanggil Arsen dengan embel-embel Tuan seperti biasanya.
"Biarkan saja mereka berbuat apapun, karena neraka sesungguh nya adalah penyesalan." Lucas mengelus bahu Vans, ia tak mengira Vans akan sehancur ini dengan keadaan Abyan, lalu bagaimana dengan Abyan sendiri yang mengalami nya? Apa saat ia sadar, Abyan akan mengalami trauma.
Vans menyender pada bahu Lucas, ia sudah tak bisa lagi memikirkan kebencian nya pada Lucas, dibenak nya hanya Abyan, sebarapa parah luka fisik Tuan nya, sampai Dokter yang memeriksanya belum juga keluar, apa luka nya parah?
"Kau memberi tahu keluarga nya?" tanya Lucas, yang di angguki Vans.
"Orang tua nya sedang di China, dan Tuan besar Alanzo sedang di perjalanan, aku tak menjamin Rose dan Arsen akan lolos saat ini." ucap Vans.
Lucas mengangguk, ia setuju dengan Vans, jikalau keluarga Abyan bertindak itu bagus, mana mungkin anak emas seperti Abyan di biarkan begitu saja, bukan kah Abyan cucu dan anak satu-satu nya, tak bisa Lucas bayangkan sebesar apa kasih sayang yang di limpahkan mereka pada Abyan.
"Bagaimana cucu ku?" Alanzo datang dengan tergesa-gesa, ada beberapa orang yang mengikuti nya.
Vans dan Lucas berdiri lalu membungkuk memberi hormat. "Tuan Abyan masih di periksa oleh Dokter." jawab Vans ragu.
Alanzo menggelap, gigi nya bergemelutuk. "Berani nya bedebah kecil itu melukai cucu ku, apa mereka bosan hidup damai." tutur Alanzo ia mengepalkan tangan nya.
Vans hanya diam menunduk, sedangkan Lucas memandang kemarahan Alanzo dalam diam.
"Duduklah Tuan, tak baik terus berdiri." ucap Lucas ia bergeser mempersilahkan Alanzo duduk.
Alanzo duduk dan di ikuti Lucas dan Vans, mereka duduk bersampingan.
"Alandra lama sekali, aku sudah menyuruh nya naik penerbangan awal, tapi anak itu belum datang juga, cucu ku sedang sekarat saat ini." monolog Alanzo, ia sama sekali tak bisa tenang. Ia bersumpah dalam diri nya jika tak akan memberi ampun pada bedebah kecil yang melukai cucu nya.
"Dimana bajingan yang melukai cucu ku? Apa dia tak datang untuk menjemput pemakaman nya." ucap Alanzo.
"Mana berani dia menghadapi kemarahan anda Tuan, bajingan itu mungkin sedang bersembunyi dibawah ketiak ibu nya." sahut Lucas, ia terkekeh membayangkan hal itu.
Alanzo mendengus, tak seharus nya ia menerima perjodohan Arsen dan cucu kesayangan nya.
"Maaf kan saya Tuan, tak seharus nya saya membiarkan Tuan Abyan sendiri menghadapi para bajingan itu." ucap Vans ia masih merasa bersalah.
"Tak usah merasa bersalah, jelas-jelas ini perbuatan para bajingan itu, kau hanya perlu membantu ku menghancurkan mereka." ucap Alanzo, membuat Vans menelan saliva nya sendiri, apa perbuatan nya sudah benar, membari tahu keluarga Abyan? Ia sedikit takut melihat kemarahan Alanzo.
____________
Rose diam, dihadapan nya dua pria tengah menatap nya dengan tatapan yang berbeda, jika Arsen memandang nya datar, tak tahu berpikir apa, berbeda dengan Grey yang menatap nya iba.
"Apa kau menyalahkan ku?" tanya Rose pada Arsen.
"Tidak." jawab Arsen acuh.
"Tenanglah Rose, pria itu tak akan mengganggu mu lagi." Grey menimpali.
"Bukan Abyan yang akan mengganggu nya lagi, tapi keluarga nya." sahut Arsen, ia mengeluarkan ketakutan nya sedari tadi.
"Kau takut menghadapi keluarga bedebah itu?" kekeh Grey, ia merasa nyali Arsen ciut.
Arsen menghela napas, Grey sangat besar kepala, ia tak tahu saja Abyan seperti apa.
"Kau tak tahu apa-apa, jadi diam lah, kau hanya orang asing yang menerobos kedalam kehidupan Rose." ucap Arsen.
"Kenapa kau ini serakah sekali, biarkan saja aku merebut Rose, lagipula kau meninggalkan nya." ucap Grey, ia kesal dengan penuturan Arsen.
"Diamlah Grey, yang di katakan Arsen benar, kau tak tahu apapun." timpal Rose, ia tak mau Arsen membeberkan fakta sebenarnya, ia tak ingin di jauhi Grey, ia harus memanfaatkan Grey untuk perlindungan nya saat ini
"Bahkan orang tua ku terus menghubungi ku saat ini." curah Arsen, tangan nya bergetar ia panik, takut orang tua nya di sakiti oleh pihak Abyan
"Lalu kenapa kau tak menjawab nya, malah membiarkan nya." ucap Grey.
"Aku tak ingin mendengar sesuatu yang tak ingin ku dengar." ucap Arsen, yang membuat Grey terkekeh.
"Lemah." gumam Grey.
"Kau mengatakan sesuatu?" tanya Arsen, yang mendapat gelengan kepala dari Grey. "Kau tak tahu seberapa kaya keluarga Abyan, bahkan perusahaan mu, mungkin akan hancur jika mereka membalas perbuatan mu pada anak kesayangan mereka." ucap Arsen ia tak terima di katai lemah, walaupun hanya gumaman namun ia masih bisa mendengar nya.
Rose menalan ludah nya, ia mengingat bagaimana Gresyia menyakiti nya, bahkan wanita tua yang masih terlihat cantik itu, tak memiliki rasa kasian dengan permohonan nya.
Seharusnya ia menghentikan Grey tadi, ia lupa dengan status dan kekauasaan yang di miliki Abyan.
Rose mengigiti bibir bawah nya, tangan nya sampai berkeringat memikirkan pembalasan apa yang akan ia terima dari keluarga Abyan.
Apalagi jika sampai terjadi apa-apa pada Abyan, Rose melihat dengan mata kepala nya sendiri, darah keluar dari mulut dan hidung Abyan.
Rose meremat baju nya, ia memejamkan matanya, tak bisa, ia tak bisa terus diam di sini.
"Kau kenapa Rose?" tanya Grey, yang membuat wanita hamil itu tersentak. "Kau sakit, wajah mu pucat dan juga berkeringat." lanjutnya.
Rose menggeleng. "Tidak, aku hanya merasa bersalah pada Abyan, kau seharus nya tak memukuli nya sampai sekarat." bohong Rose.
"Kau terlalu baik Rose, bahkan menurutku yang tadi itu kurang." ucap Grey santai.
Arsen memejamkan matanya nya, dada nya sangat sakit mendengar ucapan Grey, namun entah kenapa ia tak mengerti, rasanya ia kecewa pada Rose dan marah pada Grey yang tak merasa bersalah sedikit pun.
________
Crazy up, spesial buat hari ini, gue lagi bucin sama Abyan.

KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA [Lengkap]
Romanceaku menyerah, aku tak bisa lagi bertahan. _Abyan Alanzo_ aku percaya menyesal, adalah hal terburuk di dunia. _Arsen Alejandro_ Start_09 desember 2022 END _24 desember 2022