0.5

220 32 3
                                    

"Hey Tuan Rumah, kapan kau memberiku ijin masuk?"

________________________________________________________________________________

Sore itu, Singto hanya mampir sebentar di kamar Fiat. Ia merasa sedikit mengganggu pemuda yang sepertinya sibuk dengan berbagai tugas kuliah itu. Keduanya sempat berbincang, terlebih tentang pekerjaan part time Fiat di sebuah cafe yang dekat dengan universitas.

Keesokan paginya, Singto sudah berdiri depan rumah Krist. Kaos polos hitam lengan pendek di padankan dengan celana jeans hitam panjangnya menjadi style si pemuda tampan itu pagi ini.

Fiat yang pertama keluar dari rumah, pemuda itu mengerutkan dahinya melihat Singto sudah berdiri dengan bersandarkan mobil sedan hitam. Mobil sama yang ia kendarai sore kemarin. Fiat dan Singto berjalan mendekat, "Apa yang phi lakukan pagi-pagi seperti ini?".

Mendengar pertanyaan Fiat, tentu Singto tersenyum mengingat tujuannya datang kesana, "Tentu saja aku ingin mengantar Krist.".

"Phi Krist? Phi Krist?!!! Shiaa!!! Aku lupa membangunkannya!!!" Fiat segera berbalik dan berlari memasuki rumah.

Singto yang melihat hanya tersenyum sembari berjalan dengan santai mengikuti Fiat memasuki rumah.

Tanpa permisi, Singto memasuki rumah Krist. Ia melihat Fiat tengah berdiri didepan pintu yang digedor-gedor dengan keras.

"Phi Krist?!!! Phi terlambat!!! Cepatlah bangun!!!" Teriak Fiat berulang.

5 menit setelah teriakan Fiat yang diiringi gedoran pintu, suara teriakan Krist dari dalam kamar membuatnya berhenti.

"Pergilah! Aku sudah bangun!" Suara serak Krist membuat Singto tersenyum lagi.

Fiat berbalik ke arah Singto, "Beruntung ada phi tadi, jika tidak." Ia menggelengkan kepalanya, "Aku tak tau apa yang akan terjadi."

Singto terkekeh, pemuda manis didepannya ini benar-benar menggemaskan. "Pergilah, aku akan menunggu Krist disini." Ujarnya yang mendapat anggukan kepala dari pemuda dihadapannya.

Singto menunggu cukup lama disana, hingga brakk!!!!

Suara pintu kamar Krist terbanting.

"Shiaa!!" Krist tampak terkejut melihat keberadaan Singto dengan tenang duduk di ruang tengah tak berhenti menunjukkan senyumannya itu.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Krist sembari melirik ke arah jam. Sialnya jika dia tidak segera berangkat, sudah dipastikan keterlambatannya.

Singto berdiri sembari mengeluarkan kunci dari saku celana, "Ayo! Aku akan mengantarmu."

Krist menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Kau sedari tadi disini? Kenapa mengantarku? Ada perlu?"

"Aku sudah berniat mengantarmu sedari aku berangkat. Tidak ada keperluan lain." Jawab Singto yang sudah mulai melangkah keluar rumah dengan Krist yang membuntutinya.

"Kenapa?" Tanya Krist lagi, yang merasa aneh.

Singto tak menjawab, ia hanya memasuki mobilnya begitu saja.

Krist menengok ke arah jendela mobil, "Kenapa?" Tanyanya lagi.

Singto menoleh ke arah Krist, "Kau masuk sekarang atau terlambat?"

Krist melirik ke arah jam di pergelangan tangan Singto, "Sialan! Kenapa dia benar? Kenapa aku tak punya pilihan lain?" Gerutunya dalam hati sembari memasuki mobil.

Sepanjang perjalanan Krist terus melirik ke arah jam tangan Singto, membuat pemuda disampingnya yang memiliki kepercayaan tinggi itu tanpa henti menunjukkan senyumannya.

You Are My Future (SK) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang