Happy reading 💗
Arlo menatap diam ke arah Shea yang sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit. Mata gadis itu masih tertutup rapat. Menurut dokter yang memeriksanya tadi, Shea akan sadar tak lama lagi. Beruntung Shea tak mengalami luka serius.
Sudah hampir setengah jam Arlo memandangi Shea mulai dari wajah hingga tubuhnya. Dan entah untuk ke berapa kalinya Arlo berdecak kagum. Shea sangatlah cantik.
Ketika kembali memandangi mata Shea yang masih terpejam, Arlo dikagetkan dengan gerakan tiba-tiba dari mata Shea. Perlahan mata cantik itu terbuka.
Iris mata Shea bergerak kesana-kemari mencoba menerka dimana dia berada. Hingga iris mata itu bertabrakan dengan iris mata Arlo.
"Hai, Princess," sapa Arlo riang. Dia semakin mendekat pada Shea.
Sementara itu Shea mencoba mengingat mengapa dirinya berada di sini dan bersama Arlo. Sesaat, dia mengingat semuanya. Shea menarik napas dan memejamkan matanya.
"Kenapa? Ada yang sakit?" Arlo bertanya khawatir. Tangannya membelai rambut Shea lembut.
"Lo yang bawa gue ke sini?"
Arlo mengangguk. "Ga mungkin dong gue biarin calon pacar gue ini ada di pinggir jalan."
"Sendirian?"
Arlo mengernyit tak paham. "Apanya yang sendirian? Gue di sini sama lo kok. Jadi nggak sendirian."
Shea berdecak kesal. "Maksudnya lo bawa gue ke sini sendiri?"
"Oiya jelas dong! Gue laki-laki kuat, gentleman, dan bertanggungjawab." Arlo menyombongkan diri dan membusungkan dada.
Shea tersenyum. "Bagus."
Mata Arlo membulat. Tiba-tiba dia memegang tangan Shea kuat. "Eh eh tolongin gue," ucap Arlo panik setengah berteriak.
Shea yang terkejut ikut memegangi tangan Arlo.
"Tolong gue mau melayang ini gara-gara nggak kuat sama senyuman bidadari."
Sedetik kemudian Shea langsung melepaskan tangannya. Dia mendengus kesal. Harusnya dia tahu jika omongan Arlo tak pernah serius.
Arlo tertawa karena berhasil mengerjai Shea. Gadis itu membuang mukanya ke samping. Arlo menggenggam salah satu tangan Shea dan mengecupnya. "Hehe bercanda."
Shea teringat sesuatu. "Jangan bilang siapa-siapa kalo gue habis kecelakaan."
Arlo terdiam sejenak.
"Terlambat."
Brakk
Pintu kamar inap itu terbuka lebar. Di ambang pintu, bodyguard yang selalu bersama Shea itu datang dengan napas tidak teratur. Terlihat sekali mereka baru saja berlari usai Arlo mengabari jika Shea mengalami kecelakaan.
Mereka berdua segera mendekat ke arah Shea dan menatapnya khawatir. "Anda baik-baik saja?"
Shea menipiskan bibir. Ya sudahlah, mau bagaimana lagi. Sudah ketahuan. Shea pun menganggukan kepalanya. "Tidak perlu khawatir."
Bodyguard yang terlihat seumuran dengan Arlo itu menatapnya lama. Membuat Arlo risih. "Apa? Ini bukan salah gue, ya! Malah ini salah kalian, bisa-bisanya kalian nggak ngawasin Shea."
Kedua bodyguard itu diam. Mereka menyadari kesalahan mereka. Harusnya mereka tidak lengah dan membiarkan Shea mengemudikan mobil seorang diri.
Waktu kecelakaan ada di malam hari. Yang artinya itu sudah diluar tanggung jawab Arlo jika mengingat tugas Arlo hanya mengawasi saat di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BODYGUARD 2
Teen Fiction"Kita emang nggak pacaran, tapi kamu punya aku." "Langsung nikah aja kalo gitu." ***** Arlo merasa begitu semangat ketika mengetahui ada seorang gadis cantik yang baru saja pindah ke sekolahnya. Arlo yang kerap menggoda para gadis itu pun langsung b...