MB2 || 3

4.5K 320 8
                                    

Pagi-pagi Egra sudah dibuat bingung kala melihat Arlo yang berdiri di depan gerbang sekolah seorang diri. Laki-laki itu menyenggol kembarannya.

"Temen lo kenapa berdiri di situ? Dia sekarang jadi patung selamat datang?"

Agra ikut menengok ke arah Arlo yang masih tetap berdiri di tempat semula sambil celingak-celinguk seperti anak bebek kehilangan induknya.

Agra mengangkat bahunya pertanda tak tahu. "Disewa jadi pajangan sekolah mungkin."

"Lolok, ngapain lo berdiri-"

"Hai, Shea. Kebetulan banget ya kita ketemu di sini."

Belum selesai Agra bertanya, Arlo sudah berjalan menyapa Shea yang juga baru datang bersama dua bodyguardnya.

Agra berdecak. Mulai memahami apa yang sedang terjadi. "Oalah pantesan dia berdiri di depan gerbang kaya patung selamat datang."

Arlo yang tiba-tiba muncul di hadapannya membuat Shea terkejut. Laki-laki itu ingin mendekatinya namun kedua bodyguardnya itu dengan sigap mencegah.

"Jaga jarak satu meter dari nona kami!" seru salah satu dari mereka sambil menjulurkan tangan ke depan guna menghalangi Arlo yang ingin mendekat.

"Gue nggak ngapa-ngapain elah, takut amat lo berdua," keluh Arlo yang selalu dilarang untuk mendekati Shea.

"She, mending sama gue aja yuk. Jangan sama mereka, mereka serem tau. Yang botak itu mukanya nyeremin kaya tuyul, trus yang satu mukanya tengil banget, muka-muka playboy itu," ajak Arlo seraya menawarkan tangannya pada Shea.

Tiba-tiba Agra berlari kecil dan mempertontonkan kamera di ponselnya yang menghadap Arlo.

"Apaan si lo," tepis Arlo.

"Biar lo ngaca! Lo ngatain orang playboy tapi lo sendiri nggak ngaca."

"Gue itu bukan playboy, gue cuma seorang laki-laki sejati yang sedang mencari cinta sejati." Arlo memegang dadanya sendiri dan bertingkah dramatis.

"Cukup! Jika ingin berbicara dengan nona, harus berjarak satu meter!" ucap bodyguard Shea yang terlihat seumuran dengan mereka semua.

Arlo mengangguk mantap. "Oke. Nggak masalah. Sejauh apapun jarak yang memisahkan kita, seberat apapun rintangannya, bakal gue hadapi."

"Pelajaran udah mau dimulai," kata Shea pelan. Dia memilih pergi daripada terus berada di sini dan mendengarkan ocehan Arlo yang tidak jelas.

"Eh Shea tunggu dong. Takdir sudah mempertemukan kita di gerbang sekolah ini dan engkau malah meninggalkanku? Sungguh kejam!" seru Arlo berteriak dengan tangan menggapai udara.

"Stop! Gue mual liatnya." Sama halnya seperti Shea, Egra juga lebih memilih meninggalkan Arlo.

"Kalian tega!"

"Lok, gue tau caranya biar lo bisa berduaan sama Shea," ucap Agra menepuk bahu Arlo yang sedang bersimpuh di tanah seperti orang gila.

∆∆∆∆∆

Jam istirahat telah tiba. Arlo langsung menghampiri meja Agra. "Udah jadi kan? Gue kasih ke mereka dulu."

Arlo mengambil dua gelas berisi minuman dari atas meja Agra dan membawanya keluar. Arlo pun menghampiri dua bodyguard Shea yang berada di luar kelas seperti biasanya.

"Ada apa?" tanya laki-laki botak itu dengan ketus.

"Nggak papa, Bang. Gue cuma mau minta maaf selama ini udah buat lo berdua kesel. Gue janji nggak bakal lakuin itu lagi deh," ucap Arlo sedikit menunduk. Dia mengangkat kedua jarinya seolah menunjukkan bahwa dia bersungguh-sungguh dan tulus untuk meminta maaf.

MY BODYGUARD 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang