[4] Cincin Yang Tidak Dikaitkan

282 44 16
                                    

"Pada pukul 09:49 evakuasi terhadap mobil yang terjun dari tebing menuju laut Utara sudah dilakukan. Tidak ditemukan korban yakni sang pengemudi mobil tersebut, Tim masih melakukan pencarian hi—"

"Jangan lupa membawa jaket eum?"

Bunda mematikan televisinya, berjalan menghampiri anaknya yang sedang memakai sepatu di depan pintu rumah.

Sunoo akan melakukan kunjungan ke sebuah pantai untuk refreshing bersama teman-temannya yang lain. Bunda tidak terlalu mengkhawatirkannya, setelah Kakek datang ke rumahnya Sunoo tidak lagi mendapatkan gangguan.

Sekarang Bunda bisa tenang dan tidak perlu memikirkan hal yang tidak-tidak. Anaknya pasti baik-baik saja, lagipula ada banyak orang di sana nantinya.

"Sunoo berangkat."

Sunoo berpamitan dan segera masuk ke mobil dimana sang Ayah sudah bersiap untuk menghantarkan anaknya itu.

Lambaian Bunda membuat Sunoo tersenyum hingga kecepatan mobil itu membelah jalanan yang sepi. Sunoo hanya menyandarkan kepalanya, melihat pemandangan keluar.

Sunoo melihat beberapa arwah yang sedang berdiri di samping jalan, dengan keadaan tidak karuan. Tapi Sunoo mengabaikannya, seperti yang kakeknya bilang.

"Anggap mereka adalah angin, abaikan mereka."

"Mereka adalah angin,"gumam Sunoo.

Kakeknya tidak benar-benar menutup mata batinnya, hanya saja dia bisa melihat sekelilingnya dengan lebih terbuka dan pikiran yang lebih luas.

"Sudah sampai, jangan membuat kekacauan. Tetap tertib pada barisan dan jangan menghilang,"ucap sang Ayah memberikan nasihat.

"Ayah aku sudah besar,"jawab Sunoo.

"Ya, Ayah tau itu."

Sunoo turun dari mobilnya, dia melihat banyak arwah berdiam di depan gerbang pintu masuk. Sunoo mengabaikannya, dia terus berjalan masuk tanpa menghiraukan satupun.

"Sunoo!"

Sunoo membalikkan badannya, dia adalah Jaebeom. Sunoo merasa bersalah kepadanya karena dia, Jaebeom pernah terlihat ke dalam beberapa hal seperti saat menghadapi Arwah Jungwon beberapa hari lalu.

"Apa saja yang kau bawa?"tanya Jaebeom.

"Hanya jaket, baju, syal dan juga penutup telinga,"jawab Sunoo.

"Ayolah Sunoo, Utara tidak selalu dingin. Yang kita butuhkan hanyalah—"

"Ramyeon!" Saut mereka berdua.

Keduanya bergegas berlari ke kantin untuk mendapatkan Ramyeon seperti yang mereka inginkan. Mereka menunggu keberangkatan bus mereka.

15 menit berlalu mereka berkumpul di lapangan untuk didata oleh ketua kelas. Sang ketua kelas memastikan Sunoo dalam keadaan baik. Setelah apa yang terjadi di sekolah beberapa waktu lalu.

Rombongan segera masuk ke dalam bus, Sunoo duduk bersama Jaebeom. Mereka sedikit berisik sepanjang perjalanan karena membicarakan sebuah topik, ralat beberapa topik.

20 menit bus berjalan sukses membuat Jaebeom tertidur membuat Sunoo merasa bosan. Sunoo yang berada di samping kaca melihat keluar. Ada sebuah lautan yang sudah bisa lihat.

"Wah, lautan nya indah."

"Sunoo."

Sunoo menolehkan kepalanya saat suara Taewon—ketua kelas—terdengar olehnya sedang memanggil namanya. Ada tatapan aneh di mata Taewon membuat Sunoo mengangkat alisnya memberikan gesture bertanya.

JINGGA | SUNOO KIM [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang