04

2.7K 310 17
                                    

Like kalau suka yachh

.....

Setelah Celio pergi, Yordana masih berdiam diri disana,tatapannya yang tadi terpaku ditempat Celio pergi beralih menatap permen coklat ditangannya


Senyum yang tak pernah terbit dibibir itu seketika merekah hanya karena sebuah permen ditangannya

Sementara Celio sudah berhasil kembali ke kamarnya ia merebahkan tubuhnya dengan nafas tersenggal senggal

"Huh huh huh, untung aku tidak ketahuan tadi"Celio berniat meronggoh sakunya tapi terhenti setelah mengingat sesuatu"Oh tidakk!! aku lupa aku sudah memberi bocah tadi permennya.  Kenapa aku sok baik sih pakai segala memberi permen coklat tadi"

Celio mencebik sebal,tiba-tiba perutnya berbunyi minta di isi"Uh,aku lapar lagi. Kenapa kamu tidak bisa diajak kompromi sih, dasar perut karet"Sambil menunjuk-nunjuk perutnya yang terus berbunyi

"Inilah kenapa aku benci bubur,kenyang nya hanya sebentar "

Celio beranjak dari sofa dan membuka pintu kamarnya,sebelum melangkah keluar kepalanya lebih dulu menyembul untuk memastikan keadaan sepi. Ini karena ayah iblisnya yang melarang ia keluar dari kamar kecuali, jika dia sendiri yang memanggilnya

Setelah memastikan keadaan aman Celio turun melalui tangga walau menguras banyak tenaga, dari pada naik life yang ada dia ketahuan oleh para penjaga atau salah satu maid

Untung keadaan mansion saat ini sepi,entah kemana para maid sekarang dan Celio mensyukuri hal ini. Ia bisa bebas mengambil banyak makanan

Mata Celio berbinar bahkan cairan dimulutnya hampir menetes melihat ada berbagai banyak makanan di meja makan"Tenanglah para cacing-cacingku, kalian akan mendapatkan makanan enak hari ini, hehe"

Sibuk dengan makanannya,Celio tak menyadari kalau seorang pemuda sedang berjalan ke meja makan

Pemuda itu menatap punggung Celio tajam sebelum membuka
"Berani-beraninya kau duduk disini!"

Celio menoleh dengan mulut penuh makanan"Mewmangnyaw knwpa, Hah!?"

"Kau mulai berani sekarang? Sepertinya ayah kurang mendisplinkan mu"Nada suaranya datar dan terdengar sarkas

Celio mencebik sebal tanpa menghentikan acara makannya, dan kenapa pemuda di depannya ini sangat cerewet? Dia kan hanya makan dalam hati ia membatin

Karena kesal diabaikan tanpa sadar ia mengepalkan tangannya
"Apa kau tidak pernah di ajari sopan santun untuk tidak mengabaikan saat orang sedang berbicara,HAH!!"

Celio memutar mata malas"Kamu tidak lihat aku sedang makan. Dan berbicara saat sedang makan itu sangat tidak sopan. Jadi, siapa disini yang tidak di ajari sopan santun?"

Apa-apaan dengan pertanyaan itu, ia merasa tidak ada harga dirinya didepan bocah ini
Seolah merasa terpojok buru-buru pemuda itu memasang wajah sedingin mungkin siap untuk meledakkan amarahnya"Kau--"

Suara sendewa melancar dari mulut kecil Celio,punggungnya ia sandarkan pada kursi dengan tangan mengelus perutnya yang membuncit akibat kekenyangan

"Uh, akhirnya aku bisa makan nikmat juga. Andai bisa makan seperti ini setiap hari"

"Memangnya apa yang kau makan selama ini? Seolah-olah kau baru merasakannya saja"

Celio mencebik sebal mendengar ucapan Pemuda yang sekarang duduk di sampingnya "Aku memang baru pertama kali makan makanan lezat ini kok"

"Cih, masih kecil sudah pintar berbohong"

Merasa kesal dengan pembicaraan ini, Celio berniat untuk kembali ke kamar. Apalagi perutnya sangat amat kenyang dan membuatnya mengantuk

Dunia baru [βL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang