Happy reading......
Pintu mansion terbuka di ikuti tiga anak laki-laki yang masuk dengan keadaan basah kuyup. Saat sampai di ruang tamu mereka berpapasan dengan Nicholas
Nicholas memandang aneh ketiganya terutama kedua anaknya. Sangat tak biasa dengan keadaan mereka,"Ada apa dengan kalian? "
"Tidak ada, kami hanya dari taman dan kehujanan"Jawab Linden acuh tak acuh dan berlalu begitu saja
Nicholas tak begitu peduli sebenarnya hanya basa-basi saja. Merasa tak ada yang penting ia pun berniat kembali ke kantor setelah mengambil berkas yang ketinggalan tetapi niatnya itu terhenti oleh bocah manja
"Paman mau kemana? Kok pergi lagi? "Tanya Nilo
Dalam hati Nicholas berdecak kesal
"Kantor" Tanpa menoleh sedikit pun pada Nilo membuat bocah itu kesal bukan mainSetelah membersihkan diri,Delon beristirahat di kasur empuknya saat akan memejamkan mata,dia seakan baru sadar satu hal,Celio. Anak itu tidak kembali bersama tadi. Nilo bilang dia sudah pulang duluan dan mereka percaya saja ucapan dusta itu
Tetapi entah kenapa sekarang ia sedikit ragu akan hal itu demi memastikan perasaan aneh dihatinya. Pun akan memeriksa ke kamarnya
Di depan pintu Celio Linden turut di sana, sepertinya kedua bersaudara itu merasakan perasaan yang sama mungkin efek ikatan persaudaraan
"Kenapa terlihat sunyi?"Delon menggeleng tak tahu
Cukup lama mereka berdiri di sana tapi tak ada niat keduanya mengetuk atau setidaknya memanggil sang pemilik kamar
"Cepatlah ketuk pintu itu untuk memastikan apakah anak itu ada didalam!" Perintah Delon pada saudaranya
"Kenapa aku? Kenapa tidak kau saja! "Suruh balik Linden
"Ck, apa susahnya sih tinggal ketuk saja, apa guna nya tanganmu itu kalau tidak dipergunakan"
"Hei! Kau itu adik, jadi kaulah harus mengetuk pintunya bukan malah menyuruhku! "
Delon ikut melototkan matanya tak mau kalah "Karena aku adik, jadi kaulah yang harus melakukannya"
Linden memalingkan wajahnya kesal dengan tangan terlipat didepan dada,begitu pun Delon mereka saling membelakangi.
Pada akhirnya Delon membuang sedikit rasa egonya sebelum mengetuk pintu matanya melirik pada sang kakak
Tok tok
Linden menoleh mendengar ketukan. Delon mengetuk pintu itu lagi dan terus berulang sampai tiga kali tapi tak ada sautan dari dalam
Rasa khawatir dan cemas melingkupi keduanya entah kenapa padahal dulu mereka sangat membenci adik bungsunya bahkan saat anak itu hampir meregang nyawa pun mereka tak peduli tetapi sekarang keadaanya sedikit berbeda
Dari sifat dan perilaku Celio yang mulai berubah membuat mereka sedikit merasa kehilangan hal itu mendorong mereka untuk lebih dekat dengan Celio
Keduanya mulai gelisah sekarang. Linden maju guna ingin membukan pintu yang ternyata tidak di kunci
"Bagaimana bisa anak itu hilang?! "
Kabar hilangnya Celio membuat hampir semuanya panik bahkan Nicholas yang masih berada di kantor terpaksa pulang saat tau anaknya hilang. Walau menampilkan wajah datar tak di pungkuri rasa khawatir dihatinya
"Kami kira Celio sudah pulang terlebih dahulu,ternyata tidak"Lirih Delon di akhir kalimat
"Ini salah Nilo hiks,Nilo kira hiks Celio sudah pulang hiks karena tadi Nilo lihat Celio pergi hiks"Jelasnya dengan tangis buayanya
'Semoga anak pembawa sial itu mati dan aku bakal jadi anak bungsu kesayangan Cravis'Batinnya
"Kenapa kau tidak mengikutinya, hah? Dia pasti tidak tahu jalan pulang!!"Bentak Jasver tanpa sadar bahkan tangannya ikut terkepal lantaran emosi
Nilo tersentak baru kali ini Jasver membentaknya hanya karena anak pembawa sial itu,dia menunduk sambil menggigit bibir bawahnya"Ma--af hiks Nilo tidak tau"
"Ini juga salahku harusnya aku sebagai abang bisa menjaga adik-adikku"Linden merasa tak becus, selama ini ia banyak salah pada Celio dan sekarang ia tak bisa menjaga adiknya dengan benar hingga dia hilang entah di mana di tambah sekarang sudah malam pasti anak itu kedinginan dan kesepian
Suara dering ponsel yang berasal dari saku celana mengalihkan atensi mereka
Abinas
Nama yang tertera di layar ponsel Nicholas. Buru-buru pria itu menggeser tombol hijau. Asistennya itu pasti ingin menyampaikan Informasi terkait anaknya.
"Bagaimana? "Tanya Nicholas to the point setelah menempelkan ponselnya pada telinga
"Tuan,kami belum bisa melacak keberadaan tuan muda tetapi... "Abinas menggantung ucapannya sedikit ragu yang akan ia sampaikan ini
"Tetapi apa, Abinas!!"
"Saya tak yakin dengan apa yang saya temukan ini, yaitu baju dan topi milik tuan muda yang berlumuran darah tepatnya di tepi sungai "
Seperti ada batu yang menghantam dada Nicholas,pria itu terduduk lemas pada sofa. Jasver yang penasaran apa yang terjadi pun mengangkat suara
"Bagaimana?Celio baik-baik saja-kan? "Nicholas menoleh pada anak-anak nya, matanya menyiratkan sesuatu yang pasti bukan kabar baik bagi mereka
"Papa Celio baik-baik saja kan? Paman Abi menemukan-nya kan?! "Desak Delon
Nicholas menggeleng
Baju yang dipakai Celio pas ke taman
TBC
Tengkyu💖
Jangan lupa vote nya 💐
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia baru [βL]
FantasyBaca aja dulu, kalau suka jangan lupa tinggalkan jejak Yura wanita dewasa mandiri yang hidup bertahun-tahun tanpa adanya sosok orang tua di sampingnya. Bekerja banting tulang demi menafkahi hidupnya sendiri Bahkan nekat menangkap bos mafia yang kabu...