13. 1 minggu

35 6 0
                                    

Keduanya terdiam bersama.
"Gue mau pergi udah sore. " Sinchan menatap handphone appelnya yang menyala menunjukan hampir jam 6 malam.

"Saya anter yah. " Ucap nendra siap bangun dari duduknya dia pergi kearah dapur terlebih dahulu.

+62 ***-****-****
P
Chan, gue bimo
Lo dimana? Jadi jemput? Udah sore, udah makan belum. Ini kita nungguin lo mau makan bareng nih mumpung kumpul.

Sinchan
Jemput gue sekarang.

+62 ***-****-****
Siap bos!!

Read.

Sinchan mematikan handphone dia menatap nendra membuat sinchan membuka suara.

"Gue dijemput anak gemok. " Ucap shinchan.

"Lo ngga perlu anter gue. " Lanjut sinchan. Dia bangun dari duduknya menuju dapur untuk mencuci tangan, anggap aja rumahnya sendiri, siapa suruh bawa dia kesini.

Sinchan kembali dengan tangan yang bersih dia disuguhi pemandangan dimana nendra membereskan meja makan. Dia terlihat memalingkan wajahnya menatap sinchan.

"Mau sama temen kamu ajam" Tanya nya membuat sinchan mengangguk.

"Aku antar sampe lobby yah? " Ucapnya wajah teduhnya rasanya membuat hati sinchan berdebar.

"Apaan si lo? " Judes sinchan menyembunyikan salting nya.

"Udah ayo. " Ucap axel dia membawa jaketnya, sinchan tidak peduli mungkin axel juga akan pergi.

Mereka keluar dari apartemen sinchan mengikutinya dibelakang tidak dengan wajah menunduk dan tangan saling remas sinchan terlihat mendongak angkuh dengan tangan disaku celana nya.

Arogan sejak dini dan kang bully sejak lahir inilah sinchan.

Nendra yang memang memperhatikan sinchan beberapa kali menoleh hanya tersenyum tipis dia tidak berbohong bahwa dia menyukai sinchan dari kecil walaupun menjadi bahan bully saat dia kecil.

Dari itu dia langsung menyepakati perjodohan itu saat diberitahukan oleh sang ibu dan ayahnya tanpa berpikir , dia yakin bisa menaklukkan hati berbenteng sinchan dia akan berjuang kecuali sinchan lah yang menyuruh nya berhenti dan dia mendapatkan jodohnya sendiri.

Saat berada di lift hanya mereka berdua tidak ada penghuni lain, nendra menatap sinchan lama lama sinchan yang sendari memang sadar selalu diperhatikan menatap nendra.

"Apaan si lo dari tadi netapin gue kek gitu. " Serkas sinchan.

"Kamu bolehin saya berjuang dapetin hati kamu ? " Tanya nendra.

Ekhem. Sinchan berdehem dia menatap angka yang berada diatas pintu lift. 2,1

Ting
Sinchan mendahului nendra, nendra hanya menghela nafas kasar, ayo semangat itu batinnya dia yakin bisa mendapatkan hati keras itu.

"Chan.. " Panggilnya tidak mau membuat gadis tomboy itu marah.

"Apa lagi? " Tanya sinchan memperlambat jalannya Bimo pasti sudah menunggu sinchan didepan loby.

"Pake udah malem, dingin. " Ucap nendra membuat sinchan menyengit heran lalu dia hanya Terima Terima saja.

"Ya udah. " Ucap sinchan.

dia akan pergi menuju pintu lobi namun sebelum itu nendra mencekal tangan tersebut

"Gimana pertanyaan aku dilift? "

Sinchan hanya diam

"Ngga boleh yah? " Tanya nendra membuat sinchan menatap mata hitam itu dengan dalam. Hanya ada ketulusan dan keseriusan disana.

'Aduh bisa bisa kagak jadi ini pajero sedeler gue!! 'Sinchan menggigit bibir bawahnya.

"Oke ngga papa. " Nendra menghembus kan nafas kecewa. Keimanan sinchan mulai goyah.

"Hati hati yah sayangnya nendra. "

Ucap nendra sebelum pergi dia mengelus rambut sinchan untung keadaan loby sedikit sepi hanya ada beberapa pegawai yang bersikap bodo amat tidak mencampuri urusan para penghuni di apartemen.

Nendra kembalikan badannya membuat sinchan meremas tangannya didalam kantong celana, sinchan langsung mencekal tangan itu sebelum melangkah lebih lebar.

"1 minggu. " Ucap sinchan membuat nendra membalikkan badannya nendra tersenyum manis.

"1 minggu apa nih? "

"Ngga deh. " Judes sinchan.

Nendra tertawa pelan dia hanya menjahili gadis manis di hadapannya.

"Iya iya ngga usah judes mukanya, gemes pengin aku kurung dikamar loh. "

Sinchan melototkan tangannya dia langsung mengambil langkah lebar untuk menghindari macan betina tersebut.

sinchan & NendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang