19.

63 7 0
                                    

Jam 4 sore hampir set 5 sinchan ditemani nendra yang masih menggunakan seragam sekolah nya. Pulang dari sekolah pria itu langsung datang kerumah sakit.

"Bosen cok jadi kangen si anjing " gumam sinchan sendari tadi. Nendra menaruh kresek putih dinakas.

"Apa?"

"Makanan, kamu mau?"tanya nendra membuka dia menampilkan salad buah.

"Baik amat" ucap Sinchan terkekeh pelan dia menarik salad tersebut lalu membukanya.

"Btw enak" ucap Sinchan mengunyah suapan pertamanya. Dia menatap nendra yang tersenyum kecil.

"Sama sama" sindir Nendra membuat Sinchan tertawa pelan. "Makasih"

Ayolah kenapa rumor yang beredar diluar sana berbeda mereka bilang nendra pendiam tak banyak bicara dan berekpresi nyatanya bagi Sinchan itu berbanding balik.

"Bagaiman jika ke taman bukan hal buruk kan?" Tanya nendra menawarkan idenya.

Sinchan terlihat berfikir dia masih sibuk memakan salad buah tanpa mayones tersebut lebih tepatnya hanya keju dan susu.

"Boleh si, Lo kagak pernah ada acara gitu? Nemenin gue Mulu kaya orang kurang kerjaan" ucap Sinchan membuat Nendra mendekat lalu mengacak rambut tersebut.

"Semua pasti ada hanya saya menyempatkan waktu untuk ada bersama mu" ucap Nendra mampu membuat Sinchan slating bruntal dalam hati.

"Buaya lo ya ndra?" Tanya Sinchan membuat Nendra heran. Dia manusia? Begitu fikirnya.

Sinchan aslinya sedang memegang erat tempat salad yang dia makan sungguh jantungnya tidak aman. 

"Ngga usah ketaman deh udah mau malam juga ngga suka udara nya gue" ucap Sinchan mendapatkan anggukan oleh nendra.

-----

Setelah ditemani Nendra Sinchan menatap jengah ruangannya yang sudah tergantikan oleh teman Jamet nya yang sedang berkerubung di dekatnya.

"Lu semua ngapain kesini?" Tanya Sinchan dia menatap atau persatu teman teman laknatnya.

"Ngajak Lo balap si" ledek Bagas menunjukan muka pengin digampol.

"Bangs*t lo " umpat Sinchan menunjukan jari tengahnya.

"Ya elah, Lo ngga ditemenin mas ayang?" Tanya Niko mendudukkan dirinya disamping Sinchan yang mendelik seketika.

Mungkin jika duduk dikursi oke tapi temannya satu kelamin ini memilih duduk dikasur/brankar yang sedang ditempati Sinchan.

"Geseran ngapa lo lebar amat punya badan" ucap Niko.

"Gila lo " umpat Sinchan tak bergeser 1 cm pun. Niko hanya menggedikkan bahunya acuh.

"Lo!"

"Apa seh sensi amat entar tu kaki beneran lumpuh seumur hidup" ucap Niko menyentil kening Sinchan yang tak mengaduh kesakitan.

"Eh tumben ngga ngereog lo?" Tanya Sinchan pada syla yang bermuka kusut.

"Biasa, ngga jadi dibeliin motor metic baru" ucap satelit membuat yang lain tertawa.

"Bapak Lo rasanya udah besti banget sama yang namanya dealer motor" ucap alka yang memang ada disitu.

Dia memang member inti gembok tapi jarang sekali untuk ikut nimbrung namun tak ayal dia akan selalu ada dikala penting.

"Btw tadi gue liat mas ketos lagi jalan bareng sama perempuan" kompor alka membuat mata Sinchan menatap Alka intes.

"Tapi boong" ucapnya membuat ruangan hening.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

sinchan & NendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang