18.

50 7 0
                                    

No revisi

"Nendra.. " Panggil sinchan reflek saat melihat nendra didekat pintu. Nendra yang dipanggil hanya tersenyum simpul dia mendekat.

"Gimana? " Tanya nendra dia mengusap pipi yang masih tertempel selang oksigen disana. Reflek sinchan meneplak, nendra hanya tersenyum simpul menyimpan kembali tangannya.

"Rasanya kemaren gue kaya guling guling gitu. " Nostalgia sinchan dia mengingat ingat kejadian yang berlarut.

"Syukur kamu masih hidup. " Ucap nendra tersenyum simpul sinchan menatap nendra datar. Dia mau dirinya mati begitu?

"Anggota gemok mana? Wih jahat kalo sampe ngga ada, gue gebukin satu satu. " Ucap sinchan menggebu-gebu.

"Emang bisa berdiri? " Tanya nendra membuat sinchan cemberut tak jelas.

Bukannya imut namun lebih terkesan jiji si, tapi bagi nendra sinchan imut dimatanya walaupun bagaimana bentukkannya.

Dia memang sebucin itu.

"Mereka ada tapi tadi disuruh pulang sama mommy fuji. " Ucap nendra dia mengambil kursi lalu duduk disamping ranjang sinchan.

"Lo kok kaya keukeuh banget. " Tanya sinchan mengalihkan topik. Nendra menggelengkan kepalanya pelan.

"Keukeuh apanya? " Tanya nendra sebagai jawaban.

"Ngga jadinya" Nendra hanya tersenyum saat mendapatkan jawaban tersebut.

"Nendra.... " Panggil sinchan membuat nendra kembali menatap sinchan.

"Aus." Rengek sinchan.

Nendra mendengus lucu, dia mengambilkan air putih yang berada di botol, membuka segelnya, dan menaruh sedotan disana, lalu menyerahkan pada sinchan.

"Makasih... Bisa-bisa gue baper sikap lo hangat banget, jangan jangan lo kesemua cewe kaya gini yah? " Tanya sinchan membuat nendra menatap sinchan dengan datar.

"Hanya dengan mu. " Jawabnya, sinchan ingin sekali memukul wajah tenang nendra.

Ngga tau anak orang baper yah? Udah baper nih!

"Lo yang bawa gue ke sisi yah? " Tanya sinchan membuat nendra mengangguk.

Entah mengapa sikap judes, galak sinchan sirna disini sekarang shinchan hanya manusia yang banyak tanya. Lebih tepatnya agar suasana tidak canggung.

"Btw... "Sebelum sinchan membuka suara untuk bertanya tentang kedua orang tuanya suara nyaring lebih dulu didengar.

"Brak."

Suara gebrakan pintu membuat sinchan tak terkejut dia sudah pasti tau siapa mereka yang berbuat itu, yah pasti geng gemoknya.

"Chan lo hampir bikin kita gagal ginjal!!!" Sentak seorang datang lalu mendekap sinchan.

dia pasti syla manusia ter-rempong satu angkasa. Namun setelah itu pelukan dilepaskan.

"Alka lo disini? " Tanya sinchan heren manatap alka yang diam.

Cletuk.

Jitakan mendarat dikeningnya. Sinchan menatap alka nyalang

"Ngga ngajak lo kalo ada balap, jadi ngga bisa liat lo simulasi sakaratul. " Ucap alka membuat sinchan mengumpat.

"Alkampret emang lo!"umpat sinchan aska hanya tersenyum.

" Gimana simulasi nya untuk kedua kali?"Tanya niko sinchan kembali menatap nyalang temannya tersebut memang tak ada ahlak

"Sayang nya lo pake helm gue jadi ngga bisa liat muka lo. " Ucap bagas membuat semua tertawa intinya hanya anggota gemok saja.

"Kalo kagak pake tu helm gue udah disisi Tuhan. " Ucap sinchan sinis.

"Bener si. " Satelit membetulkan.

Nendra hanya tersenyum tipis melihat itu dia menatap wajah sinchan yang tengah tersenyum dia sangat bersyukur gadis cantiknya tak kenapa-kenapa.

"Eh pak ketos ngga pulang pak? Udah jam 5 ngga sekolah pak? " Tanya alka menatap nendra.

"Nanti." Jawab nendra singkat membuat alka kicap, kenapa bisa ada yang menyukai sinchan? Modelan kaya nendra lagi.

"Chan lo kudu pake kursi roda lagi dong?." Tanya siti menatap sinchan dengan raut wajah sedih.

"Gue nya si ngga mau, tapi gimana lagi dokter bilang harus pake, lo tau kan gue sering ngereog. " Ucap sinchan.

sinchan & NendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang