51 | So Close but Still So Far

771 125 27
                                    

Song : You're too close by Francis Karel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Song : You're too close by Francis Karel

Jika ada orang yang patut disalahkan atas ketidakwaspadaan dirinya dari jebakan pria berengsek seperti Jerico Adnan Anggara adalah diri Jena sendiri. Jena tak bisa mengingat dengan jelas apa yang terjadi semalam. Satu-satunya hal yang bisa dia ingat adalah kepalanya begitu sakit luar biasa seperti dipukul menggunakan martil beberapa kali setelah ia meminum habis gin dan tonic pemberian Jerico sebelum segalanya berubah gelap.

"Morning sunshine." Suara itu terdengar di telinga Jena ketika dirinya mencoba membuka kelopak matanya.

Wajah Jerico yang tersenyum senang memenuhi pandangan mata Jena yang masih kabur karena efek zat memabukkan itu masih tersisa di kepalanya.

"Kamu masukin apa ke minuman aku, dasar berengsek!" Suara Jena masih terdengar lemah, tapi dia berusaha memukul tubuh Jerico dengan bantal.

"Hei, tenang. Itu cuma obat bius biasa."

Jena tak bisa menahan emosinya dan melempar bantal lain ke arah Jerico. Jena berusaha bangun, dia ingin segera pergi dari tempat itu, tapi kepalanya masih terasa pusing, kedua tangannya menutupi wajah, Jena merasa ruangan itu seperti berputar.

Dengan napas sedikit terengah Jena berkata pelan, "Kamu ngapain aku semalem?"

"Well, we just had fun last night. Perlu aku ceritain detail nggak betapa menyenangkannya kamu di sini semalam sebelum kamu akhirnya benar-benar tidur pulas?"

"Berengsek kamu Jerico, bener-bener bajingan!" Jena melayangkan pukulan ke tubuh Jerico tapi ditepis pria itu.

Lagi dan lagi Jena berusaha memukul dada pria itu tapi tak berhasil karena Jerico menahan kepalan tangan Jena. Dan dengan mudahnya Jerico menarik tubuh Jena ke dalam dekapannya.

Sambil mengusap puncak kepala gadis itu Jerico berkata, "Jena, kamu harus percaya, aku nggak akan pernah ngelakuin sesuatu untuk nyakitin kamu. I really like you, Jena. Aku bisa kasih apapun yang kamu mau, semua yang Julian nggak akan pernah kasih ke kamu termasuk perasaannya. Trust me, he will never get over his ex."

"Aku nggak peduli sama apa yang bisa dan nggak bisa Julian kasih ke aku, pernikahan ini settingan jadi nggak usah ngasih hasutan. Lagi pula, kalo intensi kamu baik, nggak akan mungkin kamu taruh obat bius ke dalam minuman aku. Kamu bikin aku jadi hilang percaya ke kamu." 

"Jena, look at you!" pinta Jerico. "You are still wearing your dress. Aku nggak sentuh kamu sedikit pun," aku Jerico. "We did nothing and I did nothing Jena. Kalo pengakuan itu bisa bikin kamu tenang."

Jerico menyentuh pipi Jena dengan punggung tangannya. "Jena, dari awal kita satu tim, kamu lupa? Sejak awal kita sepakat, Julian is a bad guy, bukan aku, okay?"

"Tapi kamu bikin aku nggak sadarin diri semalem!" Jena mendesis marah."

"Iya-iya, aku salah. Itu karena I miss you so much." Jerico mengambil dua telapak tangan Jena. "Maafin aku ya Jena," katanya sembari mengecup punggung tangan gadis itu.

The Secret of J [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang