"Jena?"
Julian membuka pintu kamar perempuan itu setelah tak mendapat sahutan dari dalam ketika ia mengetuknya beberapa kali. Namun pintu kamar Jena kosong, sama seperti sebelumnya ketika ia mendapati surat pernyataan cerai berada di atas meja kerjanya.
"Bu Imah..." panggilnya sembari menghampiri area belakang rumahnya ketika dilihatnya perempuan paruh usia itu sedang menyajikan minuman untuk ayahnya yang tengah duduk santai sembari melihat-lihat email melalui tablet Android-nya.
"Kenapa Mas Julian?" tanya Imah.
"Jena mana?"
"Ngapain kamu nanya-nanya Jena ada di mana?" sindir Adi.
"Memangnya kenapa Julian tanya, nggak boleh?" Dia duduk di atas sofa sembari melipat kedua tangannya.
"Nggak usah kamu cari-cari Jena, buat apa?" Adi mematikan layar tablet Android-nya. "Kalau kalian mau cerai, cerai aja."
"Kok Papa gitu ngomongnya?"
"Nggak boleh? Kan kamu yang minta dia tanda tangan surat cerai, sekarang papa dukung kok malah kamu yang plin-plan. Ya sudahlah, kalau mau cerai jalanin aja, daripada Jena terus menerus kesusahan gara-gara kamu. Tapi setelah berkas cerainya masuk ke pengadilan, papa minta surat pengunduran diri kamu juga sudah ada di meja papa."
"Papa serius mau Julian resign?"
"Kamu 'kan yang bilang sama papa akan menikahi model itu dengan atau tanpa restu papa. Sekarang, papa kasih restu buat menikah lagi, tapi dengan syarat semua kewenangan kamu atas perusahaan papa hilangkan."
Rahang Julian mengeras.
"Silakan kamu pilih," tawar Adi. "Papa nggak butuh orang nggak kompeten kayak kamu."
"Kenapa Papa bilang Julian nggak kompeten?"
"Gimana enggak, kamu urus rumah tangga aja nggak becus. Kamu pikir menikah itu main-main yang cuma bisa dijalanin beberapa bulan? Menikah itu komitmen, sama seperti kamu berkomitmen untuk menjalankan proyek perusahaan."
Julian menghela napas panjang.
"Kamu harusnya inget bagaimana saat kamu meyakinkan papa ketika ingin menikahi Jena. Bagaimana saat kamu meminta ke keluarganya ingin mengambil dia sebagai istri kamu. Jangan bikin kecewa banyak orang."
"Papa kecewa sama Julian?"
"Sangat. Untuk pertama kalinya kamu bikin papa sangat kecewa."
Adi berdiri dari tempatnya duduk bahkan minuman yang dibawakan Imah baru separuhnya pria itu habiskan.
"Bulan depan ada RUPS, tindakan kamu memengaruhi keputusan yang akan diambil pemegang saham dan dewan komisaris, kalau kamu benar-benar menikahi model itu, papa akan minta pemegang saham dan dewan komisaris menyetujui pemberhentian kamu, papa bisa aja langsung tunjuk Jerico sebagai pengganti kamu, papa nggak main-main ya Julian. Ini bukan tentang model itu, papa sama sekali nggak punya masalah personal sama dia, tapi ini tentang kredibilitas dan nama baik keluarga, berita miring tentang kamu sudah banyak beredar, apa jadinya kalau ditambah berita kamu menikahi model itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret of J [END]
ChickLit21+ only for mature content. Semua orang punya rahasia, termasuk seluruh tokoh yang ada di cerita ini. Akankah rahasia kelam dari masing-masing pemilik nama akan terbongkar? Jenahara Anindya, 26 tahun, hanya seorang karyawan biasa yang kebetulan ha...