BAB I ( Luka Lama )

39 16 7
                                    

Bagaimana rasanya ditinggal oleh sahabat sendiri tanpa alasan yang jelas. Rasanya sangat menyakitkan itulah yang kini sedang Carina rasakan.

Carina sudah sampai di rumah, dan beranjak pergi ke kamarnya. Carina masih tak menyangka sahabat yang sudah 5 tahun ia kenal telah pergi meninggalkan nya tanpa alasan yang jelas.

Isi surat itu terbayang bayang hingga kini dipikaran Carina, hanya pesan singkat namun membuat carina menangis.

"Carina ini riri maaf aku sudah tidak bisa menjadi temanmu mulai sekarang, jangan cari aku maaf dan terima kasih...Riri,"pesan itu yang membuat Carina mengingat luka luka lama yang ia alami.

"Apakah ini perbuatan orang tua ku?! mengapa mereka tidak mau melihatku senang dari dulu, apa salahku?" teriak Carina sambil menangis tersedu sedu.

Rasa sakit bercampur sedih yang sudah ia rasakan selama bertahun tahun tak kunjung hilang juga, bayangan bayangan yang terjadi dulu teringat kembali dimana Carina gadis berusia dua tahun yang dititipkan oleh ke dua orang tua kandungnya kepada orang lain yang saat ini ia sebut orang tua angkatnya.

Carina pikir orang tua angkatnya adalah orang tua yang baik tapi ternyata dugaannya salah, sejak kecil Carina tidak diperbolehkan bermain, bahkan di tuntut harus menjadi yang terbaik.

Mengikuti banyak les privat yang harus gadis itu lakukan, jika ia melawan ataupun mendapatkan nilai dan peringkat ke dua pun pasti orang tua angkat nya itu akan mengurungnya di kamar, ataupun menyiksanya tanpa henti.

Jika Carina mempunyai satu orang temanpun orang tua angkatnya itu pasti akan melakukan sesuatu sehingga teman teman Carina pun selalu menjauh dan menghindarinya.

Ketika Carina tumbuh remaja di umur lima belas tahun kedua orang tua angkatnya itu pergi entah kemana tanpa kabar. Tetapi mereka meninggalkan jumlah uang yang sangat banyak, uang itu cukup untuk membiayai kehidupan Carina.

"Hiks hiks kenapa ingatan itu muncul kembali, aku pikir setelah mereka pergi aku bebas dan bisa merasakan kebahagiaan, kenapa luka ini muncul lagi kenapa, apa aku tidak diizinkan untuk merasakan apa itu kebebasan dan apa itu arti kebahagiaan,"racau Carina sambil terisak.

Ia menoleh dan melihat lemari di samping ranjangnya, ia bangkit dan membuka laci yang ada di lemari tersebut digapainya sebuah bingkai foto yang di dalamnya adalah foto dirinya, ayah, bunda dan kakaknya.

Foto tersebut merupakan benda terakhir yang Carina punya dari kedua orang tuanya, lalu dengan perlahan ia duduk dan menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang.

"Bunda ayah kakak Carina rindu, bunda tau carina sudah dewasa, carina sudah berumur tujuh belas tahun, bunda kenapa bunda tidak menjemput Carina ini sudah lima belas tahun Carina menunggu bunda, asalkan bunda tahu sudah banyak air mata yang sudah carina keluarkan, setiap hari carina selalu menangis, bunda mana janji bunda, bunda katanya bakal jemput Carina tapi kenapa sampai sekarang bunda belum datang,"racau Carina sambil mengusap foto usang itu.

Kemudian carina menyimpan foto tersebut di tempatnya, Carina sudah tidak bisa berkata apa apa lagi dia sudah lelah, Carina menidurkan dirinya diatas kasur .

Baru saja carina mencoba untuk menutup mata, notif pesan dari handphone nya berbunyi, itu pesan singkat dari teman masa kecil Carina. Dia menyuruh Carina untuk datang ke Cafe Flower besok siang. Carina membalas pesan tersebut lalu mematikan handphone nya.

Carina benar benar tidak ingin diganggu, moodnya benar benat buruk, beruntungnya sekolah Carina di liburkan selama seminggu karena guru guru mendampingi adik kelas untuk study tour .

Setidaknya Carina bisa memanfaatkan waktu satu minggu untuk menenangkan diri. Dilihatnya ini hampir jam 9 malam. Dirinya sudah menangis 4 jam tanpa henti sejak pulang sekolah pada jam 5. Kepalanya benar benar pusing, mungkin karena lelah menangis Carina tertidur dengan wajah yang merah dan membengkak akibat menangis tadi.

Carina Bellatrix ( Bisakah Aku Bahagia ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang