06. Lei & Leo

157 31 7
                                    

Helia memperhatikan denah kota Jakarta dengan serius, dia menghapal beberapa rute menuju gudang dan mencari jalan pintas. Seperti yang kalian tahu, Helia adalah ahli strategi Enervate. Tugasnya menyusun strategi dan membuat jalan rahasia jika saja mereka terciduk oleh aparat-aparat pemerintah.

Peran Helia sangat dibutuhkan agar semua kegiatan dalam Enervate berjalan tanpa hambatan. Dan Maven begitu mengandalkannya.

Pintu ruangnya yang memang sengaja dibuka itu diketuk dari luar, Helia segera memeriksanya dan langsung mengulas kurva tipis diwajah begitu Helio datang dengan sebuah cangkir ditangannya, seraya menutup pintu ruangannya.

"Kopi lo." Ujar Helio saat memasuki ruangan Helia dan menyimpan cangkir itu di atas mejanya.

"Thanks."

Helio mengangguk kecil sebagai balasan. Mengambil satu kursi dan menempatkannya di samping Helia, ikut memperhatikan denah yang terhampar di atas meja. Ada beberapa coretan disana.

"Karena lo udah disini. Kita mulai aja." Ujar Helia sembari mengikat rambutnya. Seketika suasana ruangannya menjadi lebih serius.

Tangan Helia menunjuk satu titik. "Ini adalah tempat yang klien janjikan untuk melakukan transaksi. Nama kliennya adalah Latan Conary, 38 tahun, mantan anggota mafia, jago beladiri dan pandai memakai senjata tajam. 2 minggu lalu dia datang buat minta orang dengan ginjal yang cocok buat istrinya, yang udah 4 bulan nggak juga dapat pendonor. Untungnya kita masih punya beberapa sandera. Dan setelah melakukan pemeriksaan, ada sandera yang cocok, jadi kerja sama dilanjutkan."

Helio mendengarkan seksama, tidak melewatkan satu patah katapun.

"Jaga-jaga, gue bakalan ngirim lo bareng Mirza. Kendaraan yang kalian pake adalah mobil box. Sandera akan dibius dan dimasukkan ke dalam kotak, selayaknya paket yang biasa ditemui, untuk mengelabui jikalau ada petugas keamanan yang memeriksa mobil box kalian nanti."

Kini tangan Helia mulai berpindah ke beberapa titik.

"Lo bisa liat, kalo disini itu area sibuk dan gue nggak mau kalian lewat sini. Sebaliknya, kalian harus ambil jalan memutar. Ini rute yang gue dapet dari beberapa rute yang udah gue survey. Jalanannya nggak terlalu ramai dan beberapa truk angkutan sering lewat sini, tentu akan mengurangi kecurigaan."

"Gue juga udah liat liat tempat transaksi, dia kayak pabrik yang udah nggak terpakai. Dan gue saranin lo parkir dibagian barat, karena itu jalan termudah untuk kabur ketika terjadi hal yang tidak diinginkan. Ada pertanyaan?" Sepertinya Helia sudah menyelesaikan penjelasannya.

Helio menunjuk satu titik yang sempat Helia tunjuk tadi. "Bukannya bakalan lebih nggak mencurigakan jika lewat area sibuk ini, ya?"

Helia menggeleng, tidak menyetujui perkataan Helio. Ia meraih kopi yang sedikit mendingin akibat ditinggal diskusi dengan Helio, menyeruputnya perlahan sebelum menjawab Helio.

"Akhir-akhir ini polisi udah tahu ada yang menyelinapkan narkoba ke siswa SMA dan mereka aktif seliweran dimana-mana, bahkan sekolah-sekolah yang sering kita datangi dijaga ketat. Alangkah baiknya menghindar dan cari aman aja." Jawab Helia.

Helio mengangguk paham, ikut menyeruput kopinya. "Oh, iya. Kata lo tadi dia mantan anggota mafia. Terus kenapa nggak minta bantuan orang dari organisasinya dulu? Kenapa malah minta ke Enervate?"

"Janus bilang Latan dikeluarin dari organisasinya karena pengkhianatan dan pengampunannya adalah membiarkan dia tetap hidup. Jadinya dia nggak punya koneksi apapun di organisasinya dulu. Tapi apa peduli kita tentang masa lalunya? Yang penting duit yang didapat dari kesepakatan ini nggak main-main nominalnya." Balas Helia terlihat sekali cinta uang.

ENERVATE (New Organization) [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang