"Gue cuman ambil sedikit sebagai bayaran tambahan. Nggak usah dipermasalahin, lah, anjing."
Gadis bermata kucing itu menyeringai lebar mendengar penuturan dari lelaki dihadapannya. Tidak ada yang menyadari kehadiran keduanya di tengah-tengah pelabuhan kapal yang begitu sibuk.
Yovela, gadis itu mulai melangkah mendekat kearah lelaki itu. "Gue nggak peduli seberapa banyak lo ambil serbuk milik Enervate. Karena yang gue mau sekarang adalah duitnya."
Lelaki itu nampak jengah. "Ini nih yang gue nggak suka dari kerja sama cewek, ribet! Udah gue bilang—"
PLAK!
Yovela habis kesabaran, ia menampar wajah pongah itu begitu kencang.
PLAK!
Sekali lagi ia menampar wajah itu dengan emosi. Tamparannya pada lelaki ini tidak akan sebanding dengan apa yang akan ia lalui dalam waktu dekat. Habis sudah nyawanya ditangan Maven, karena ia tidak menyelesaikan tugasnya dengan baik.
DUG!
Terakhir Yovela menyikut perut lelaki itu hingga badannya ambruk ke tanah. Yovela mengerang marah sambil mengacak-acak rambutnya frustasi. Lalu mengambil ponsel dalam sakunya dan mengirim pesan kepada kembarannya, Helio.
Menyempatkan untuk melihat jam yang tertera pada ponsel, kurang dari 30 menit ia harus segera melapor kepada Maven. Dan disaat itu juga ia harus siap dijadikan samsak olehnya.
Yovela menendang badan lelaki itu sekali lagi, dan meludahinya. "Lemah. Tapi setidaknya organ lo dapat berguna."
Ketika berbalik, Yovela langsung mendapati Mirza yang memperhatikan kegiatannya sedari tadi. Gadis itu melewatinya begitu saja seraya berkata, "Cabut. Sisanya biar Helio yang urus."
Keduanya meninggalkan lelaki itu sendirian tanpa diketahui oleh siapapun.
[ ENERVATE ]
Di ruangan remang-remang, dengan cat dinding didominasi warna putih yang sudah terciprat oleh darah itu, Yovela menahan diri untuk tidak hilang kesadaran. Pakaian yang membalutnya kini sudah compang-camping dan meninggalkan banyak bekas cambukan pada kulit mulusnya.
Pipi kanan kirinya pun sudah banyak memar akibat tamparan. Dan jika ia memilih untuk pingsan, orang yang kini sedang menyiksanya akan lebih kejam daripada ini.
Korek api terdengar dinyalakan, Yovela sempat menahan napas saat api itu berjarak 5 cm dari wajahnya. Namun tak lama orang itu memilih menjauhkan koreknya dan menyalakan rokok yang sudah terapit dibibir.
Menyesap rokoknya dalam-dalam, lalu memainkan asap rokok yang ia keluarkan. Yovela menunduk, tidak berani memperhatikan.
"Udah berapa tahun sejak lo masuk ke Enervate?" Suara beratnya membuat Yovela meneguk ludahnya kasar. Namun tak ayal tetap memberikan jawaban dari pertanyaannya.
"1 tahun."
"DAN LO MASIH NGGAK BECUS KAYAK GINI!?" Bentakan nyaring itu memenuhi ruangan ini. Yovela menutup matanya rapat, ciut.
Bahkan ketika ia harus menjalankan tugasnya menerima dan mengirim barang, Yovela tidak pernah takut akan terciduk yang berakibat dipenjara. Akan tetapi ketuanya ini mampu membuat sekujur tubuhnya bergetar bahkan saat hanya tak sengaja berpapasan, karena ini.
"Stop it, Maven! Are you crazy!?"
Suara gadis dari arah pintu berteriak lantang. Menghentikan kemurkaan Maven terhadap Yovela. Lelaki itu yang tadinya ingin melempar pisau, urung karena orang itu ternyata Yera, salah satu anggotanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENERVATE (New Organization) [Hiatus]
Random[ツ] 99-02 line. Saat ini, dikalangan remaja hingga dewasa sudah ada yang membantu mereka dalam mendapatkan narkoba juga rokok dan minuman keras dengan mudah. Membuat para polisi kelimpungan mencari tahu siapa dalang dibalik hal tersebut. Lantas siap...