11

3.3K 322 30
                                    

Matahari terbit, sinar cahaya panas menyinari kamar apartement yang denji cintai itu. Ia berusaha bangun dan segera mandi, karena hari ini pastinya ia harus masuk sekolah lagi.

Bangun dari tempat tidur ia segera membereskan sex toy dildonya itu, tangan kecil itu memasukan alat itu kedalam kardus yang berisi alat alat sex.
kaki denji mencoba menjinjit untuk meletakkan kotak kardus itu keatas lemarinya itu kembali.

Pria berambut orange itu teringat kejadian semalam. Sampai saat ini ia belum berani untuk membalas pesan teks yoshida yang tadi malam dikirim.

'apa gue ga masuk aja ya? tapi masa bolos' batin denji didalam hatinya itu.
beberapa kali ia sering izin karena sakit padahal aslinya ia sedang asyik memainkan game psnya diruang tengah apartementnya itu.

Niat denji kali ini terkumpul banyak, entah kenapa pria satu ini sangat bersemangat untuk sekolah, berbeda dengan pikirannya yang hendak ingin bolos.

Pintu kamar mandi terbuka, saatnya mandi pagi. Hari ini pria berambut orange itu mandi dengan air hangat yang keluar dari keran langsung.

'apa isi otak gue tadi malam ya. Gila sih ini, tapi enak rasanya. Masa iya gue sange karena ketua osis itu?'
Pria itu menanyakan pada dirinya sendiri dibatinnya.

Denji mengeringkan badannya menggunakan handuk kecil favoritnya itu. Diusap usap pelan kerambutnya yang halus itu, tiba tiba ia teringat sesuatu

'LOH BAJU YOSHIDA BELUM GUE CUCI ANJING?' Denji melamun. Ia kesal, karena tadi malam tidak ada niatan ketempat mencuci pakaian umum 24 jam itu.

Ia segera mencari seragam milik yoshida hirofumi itu dikeranjang baju kotor. Baju itu ketemu.
Tampaknya baju yoshida masih bagus dan tidak kotor sama sekali, bahkan tidak ada bekas tumpahan makanan apapun. Benar benar pria orange itu tak sengaja menjaganya dengan baik.
Tak seperti baju seragam aki yang dulu ia pinjamkan tertumpahkan cilok dengan saus kecap dan sambal itu.

Denji segera menggunakan seragam ia yang sudah siap pakai itu. Dan segera berangkat ke sekolah dengan membawa seragam atasan yoshida itu.
.
.
.

Langkah kecil denji terus berjalan, hingga sampai didepan gerbang. Sampai saat ini ia belum menemukan pria sialan itu. Tenang hati denji, karena pasti jika ia bertemu dengan yoshida, topik bicara mereka akan beralih ke kejadian malam tadi.

Rangkulan tangan perempuan berambut pink disebelahnya pada punggung denji. Power. Ia dan power selalu pas pas an jika ingin masuk, itu hanya kebetulan atau takdir dari tuhan ini? Begitupun aki. Sesekali mereka bertiga pas pas an digerbang atau pintu masuk sekolah. Namun kejadian dengan aki itu jarang, karena aki berangkat dengan angel. Pria itu harus menjemput angel terlebih dahulu baru ke sekolah.

"GOOOODDD MORNING MAY FREN, HOW AR YU? WHAI YU TERLIHAT LEMES LEMES HUH?" Teriak power, bahkan satu sekolah hampir bisa mendengar.

"DIEM ANJING, BERISIK BANGET" Balas denji kepada ocehan perempuan disampingnya itu.

Wajah cembetut power mendarat, walau sudah sering denji bersikap seperti ini padanya tapi ia tetap cembetut.

"ngape sieh broh" Tanya perempuan berambut pink disebelahnya itu

Denji menoleh ka arah power, tak ada satu kata yang diucapkan oleh pria berambut orange itu. Ia hanya melamun sambil melihat wajah power.

'eh anjing, gue secantik itu kali ya' Batin percaya diri power didalam hatinya itu.

Beberapa menit kemudian, barulah denji menggeleng. Tanpa kata apapun denji langsung jalan dengan kecepatan cepat untuk jalan ke arah kelas.

Power jelas bingung, tak jarang sikap denji seperti itu. Perempuan itu menggaruk rambutnya sambil kebingungan.

Pria tinggi dan berambut hitam lewat disampingnya, power sontak memberikan salam. Bagaimanapun juga pria itu ketua osis yang tak lain atasannya.

"selamat pagi ka yoshida! jangan lupa semangatnya yaa" ucap power dengan senyum yang lebar. Ia juga mengajukan jempol kepada yoshida

Kata kata power hanya dibalas dengan senyuman manis. Teman teman power yang perempuan bertindak tidak jelas. Mereka meleleh ketika melihat senyuman itu dari sang ketua osis.

"Ngapain sih anjing, gajelas lo pada. Tolong musnah ningen ningen lemah!!" Tegur power pada teman temannya yang gila itu.

"LO GILA AJA WER GA SALTING DISENYUMIN SAMA KAK YOSHIDA? AAAAAAAKKKKK GUA UDAH MATI KALI KALAU DIGITUIN!!!"
Teriak salah satu murid yang telah ditegur power.

Agar tetap terlihat dengan murid lain bahwa ia perempuan paling keren dan juga ditambah adalah anggota osis. Power memilih untuk meninggalkan teman temannya itu, dan segera menyusul denji untuk masuk ke kelas.
.
.
.

Jam dinding sudah menunjukan jam istirahat kedua, sampai saat ini yoshida belum menemuka pria yang bernama denji. Tak tau denji sedang dimana.

Yoshida bergegas pergi kekantin, jarang sekali ia pergi makan ke kantin selama sekolah disekolahnya ini. Ia juga menuju kantin ada tujuannya tersendiri.

Disisi lain, denji berusaha untuk tidak terlihat dengan ketua osis yang bernama yoshida hirofumi itu. Tetapi karena perut sudah bunyi dan menandakan lapar, pria berambut orange itu memutuskan untuk pergi kekantin.

"ayo den, mau kekantin?" Tanya aki disebelahnya sambil berdiri dari mejanya itu.

Denji hanya balas dengan anggukan, power dan aki hari ini digentayangi dengan penyebab masalah denji cukup diam kali ini. Tak seperti biasanya yang banyak omong, tidak jelas layaknya seperti orang gila.

Kedua pria itu pergi kekantin dan segera mencari makanan siangnya itu.
"Loh, lo ga makan disini aja den?" Aki bingung, denji membawa makanan yang telah ia beli dan segera menuju kekelas.

Lagi lagi aki diabaikan oleh pria berambut orange itu, hal ini aneh. Bahkan sangat aneh, setidak moodnya denji ia hanya marah marah tidak jelas. Baru pertama kali denji sangat diam kali ini.

Diperjalanan lorong menuju kekelas, ia tak sengaja bertabrakan dengan pria tinggi. Dua roti yang ingin ia makan itu jatuh begitu saja.

"eh maaf-" denji menoleh kearah atas, benar saja, itu sang dominan. Yoshida hirofumi didepannya itu, mereka bertatapan lumayan lama.

Suasana hati denji gelisah ingin kabur, ia malu. Sangat malu dengan kejadian malam hari kemarin itu. Jika waktu bisa diputar kembali, denji hanya ingin merubah pikirannya agar tidak bermain dengan dildonya itu.

"Denji?" Yoshida memanggil pria yang membeku didepannya itu.

Tangan kekar yoshida berusaha untuk mengambil roti denji yang telah jatuh kebawah itu.
Tentu yoshida menatap denji kembali, muka pria berambut orange itu memerah, layaknya seperti tomat.
Pipinya juga memanas, apa yang terjadi oleh denji?

"Yoshi- da." Sahut denji

Yoshida hanya bisa tersenyum saat denji memanggil namanya itu. Ia meletakkan roti denji didekat meja lorong itu, tangan kekarnya menarik tangan denji dengan pelan.

Tentu yoshida tau apa yang dikirim denji kemarin malam, dengan ini. Ia ingin memberikan timbal balik kepada denji.

"y-yosh? ini mau kemana?" gugup denji, karena yoshida menarik tangan denji lumayan cukup cepat sekarang. Sesuai dengan arah tujuannya, arahnya ini tertuju ke Toilet atau Ruangan eskul.

"Udah ikutin gue aja." Ucap yoshida yang masih menarik tangan kecil denji itu.

'GUE MAU DIBAWA KEMANA BANGSATT, TOLONG TOLONG TOLONG BU MAKIMA GABISA TELEPORT GITU DISINI. BU TOLONG BU' Batin pria berambut orange itu. Yang masih belum tau yoshida ingin membawanya kemana, sewaras warasnya yoshida. Pria itu pasti mengajak hubungan bercinta diruangan tercintanya, yang tidak lain ruangan osis. Tetapi tujuan ini berbeda, kemana tujuan yoshida membawa denji?

TBC.

EYYY, happy new year everyone!
Semoga ditahun 2023 ini membawa kebaikan yang begitu banyak ya <3
thankyou udah baca book ini sampai bab 11 ini 💐🙆🏻‍♀️.
Gue berterimakasih banyak kepada kalian semuaaa yang udah mau baca book ini wkwkw.
Jangan lupa vote kalau kalian mau gue lanjutin book ini ya!
See you in the next bab. 🕊

🔞 OSIS ; yoshiden ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang