Satu

7.9K 518 14
                                    


Seorang pemuda tampan sedang berjalan santai menyusuri koridor kampus. Cahaya senja sudah terlihat menandakan bahwa hari sudah petang.

Tapi pemuda tampan bernama Choi Hyunsuk itu masih betah berlama-lama di kampus, entah apa yang ia lakukan.

"Gak mau balik bro?" Temannya Mark Lee bertanya saat masih melihat sahabat karibnya berada di sekitaran kampus.

"Males" jawab Hyunsuk dengan malas-malasan. Mark tahu, jika sudah begini biasanya akan ada yang datang ke apartemen temannya ini.

Iya. Hyunsuk memilih tinggal di apartemen karena jarak rumahnya yang jauh dari kampus mereka, dan Hyunsuk yang ingin hidup mandiri.

Dan Hyunsuk adalah tipe anak yang susah bergaul alias lebih suka menyendiri. Itu juga yang membuatnya hanya memiliki satu teman yaitu Mark. Hyunsuk juga tak suka jika ada orang baru masuk kedalam kehidupannya, menurutnya itu sangat merepotkan.

Berbanding terbalik dengan Mark yang mudah akrab dengan siapapun. Jadi teman Hyunsuk saja Mark yang mengajak, jika tidak ya mungkin Hyunsuk tak akan memiliki teman sampai sekarang.

Hyunsuk juga dikenal dengan orang yang dingin dan tak tersentuh, sementara Mark dikenal ramah dan baik hati.

Walau begitu, banyak mahasiswa/i yang mengidolakan mereka karena wajah tampan blesteran surga yang mampu membuat siapa saja terpana.

"Kalo gitu gue balik dulu" Ujar Mark bangkit dari kursi kantin, menepuk bahu Hyunsuk dua kali kemudian pergi tanpa menunggu jawaban dari Hyunsuk.

Di kantin fakultasnya hanya ada dirinya ditemani satu cup kopi yang sempat ia beli di cafe depan kampus.

Inilah yang Hyunsuk inginkan, ketenangan tanpa adanya teriakkan para wanita juga pihak bawah yang selalu merusak suasana hatinya.

Setelah menghabiskan sisa kopinya, Hyunsuk beranjak pergi dari sana karena dirinya juga sudah rindu pada kasur kesayangannya.

Berjalan perlahan menuju parkiran, menikmati udara sore hari yang menenangkan hati.

Sesampainya diparkiran ia langsung menghampiri motor Beat berwarna biru kesayangannya. Memakai helm kemudian berkendara meninggalkan area kampus.

Walau Hyunsuk anak orang kaya, ia tak pernah mau meminta uang dari orang tuanya. Motor ini ia beli juga atas hasil jerih payahnya sendiri selama tiga tahun bekerja menjadi pelayan restoran semasa SMA.

Uang bulanan yang orang tuanya kirim pun tak ia gunakan jika bukan keadaan darurat. Kebutuhan sehari-harinya ia menggunakan uang sendiri hasil dari ia bekerja menjadi pelayan restoran dan guru les anak SMA.

Kurang lebih dua puluh menit ia berkendara, akhirnya ia sampai di apartemen sederhana tempat tinggalnya.

Memarkirkan motornya di parkiran basemen lalu ia menaiki lift untuk sampai ke unit-nya. Namun langkahnya terhenti ketika melihat sebuah kardus berada didepan pintu unit apartemennya.

"Kardus apaan tuh"

Karena penasaran akhirnya Hyunsuk mendekat kearah kardus tersebut, meneliti setiap inci kardus berukuran besar itu takut-takut kalau isinya berbahaya.

Tapi setelah diteliti dan didengarkan sepertinya tak ada yang mencurigakan dari kotak kardus ini, jadi dengan gerakan pelan dan hati-hati, Hyunsuk membuka kardus tersebut dan melirik isinya.

Betapa terkejutnya Hyunsuk ketika ia melihat adanya seorang bayi yang sedang tertidur didalam sana. Seorang bayi yang dibuang oleh ibunya yang tak bertanggung jawab. Dan sialnya kenapa harus dibuang didepan unit apartemennya?!!

Bayi Jihoon || SUKHOON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang