BAGIAN 10 : Bertuan

28 2 0
                                    

Terimakasih sudah mampir!

***

"Lo udah tiga kali ngelamun dalam sehari. Kenapa, sih?" tanya Nuka, berjalan di koridor kelas bersama Shena dan Khalula, mereka berniat mengganti pakaian olahraga.

"Gue?" Khalula menunjukkan dirinya. "Ngelamun apa coba gue?" katanya, balik bertanya.

"Ngelamunin Haga yang fotbar sama Ussy, kan?" tuding Shena, tepat sasaran. "Kan kata gue jangan buka Twitter."

"Dih, siapa juga," bantah Khalula. "Hak dia kan? Gue nggak ngelamunin soal itu kok," katanya meyakinkan kedua temannya.

Shena dan Nuka saling pandang, lalu terkekeh, "eh Haga tuh!" teriak Nuka menunjuk ke arah lapangan.

Khalula lantas menoleh, dan tak ada Haga di sana, Shena dan Nuka tertawa keras, sedangkan Khalula mencibirkan bibirnya dengan sebal.

"Denial tuh, nggak baik," tegur Nuka. "Sekali seumur hidup, Khal. Suka sama orang tuh ngga apa-apa."

Shena mengangguk setuju akan hal itu, pasalnya selama mereka berteman, Khalula sama sekali tidak pernah curhat mengenai siapa laki-laki yang ia suka, ataupun laki-laki yang diincarnya. Menurut mereka Khalula terlalu membosankan, dan hidupnya yang sangat terarah, disiplin, dan tak ada yang boleh salah. Semuanya harus perfect, terutama soal nilai akademik, Khalula begitu berjuang keras.

"Gini, lo di kasih hati nurani buat ngerasain namanya kasih sayang, suka, cinta. Nggak seseram yang lo bayangkan kok."

Khalula mendengarkan segala ucapan teman-temannya, rasanya ingin sekali Khalula merasakan hal itu, tapi mengingat tuntutan Mamanya Khalula tidak memiliki waktu untuk itu.

"Gue bukan takut soal itu. Mama gue nggak pernah kasih gue kebebasan buat ngerasain itu semua. Semuanya terbatas, gue dari kecil di latih sama Mama untuk fokus satu hal. Lagian perihal suka dan cinta nggak melulu tertuju pada seseorang, kan? Bisa aja hobi, kaya belajar? Ataupun hal-hal lain yang lebih bermanfaat, kan?"

Shena dan Nuka menghela nafas panjang. Baiklah, berbicara mengenai rasa cinta, suka pada seseorang, Khalula bukan ahlinya.

"OKE KITA GANTI BAJU DULU, TAKUT PAK Hendar nunggu."

***

Olahraga akuatik salah satu olahraga yang selalu Khalula hindari, karena ia sama sekali tidak bisa berenang, dan selalu absen setiap kali namanya terpanggil.

Kolam renang khusus yang berada di belakang kelas Pemasaran, dengan luas yang lebar, dan terdapat dua kolam, sisi kolam itu sebuah tembok besar yang membentang sepanjang kelas yang di belakangnya rumah warga.

"Pak, saya absen lagi," ucap Khalula saat namanya terpanggil.

Pak Hendar menghela nafas panjang, guru berambut klimis dengan kumis tipis itu menggelengkan kepalanya membantah, ia menunjukkan buku nilai yang di pegangnya.

"Kamu empat kali pertemuan absen. Nilai kamu nanti gimana?"

Khalula menatap teman-temannya yang juga tengah menatapnya. "Bisa di ganti nggak pak? Bikin laporan apa gitu," ucapnya lagi.

"Ini praktek. Ayo cepet, atau kamu mau nilainya kosong?"

Khalula menggaruk-garuk kepalanya bingung, menatap Shena dan Nuka yang tampak diam, kedua temannya menyuruh Khalula untuk mencobanya.

PrakataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang