BAGIAN 13 : Satu Frame

18 0 0
                                        

Dalam hidupnya Khalula jarang melakukan hal yang memiliki resiko, perempuan itu selalu menjauh dan mencari aman. Tapi malam ini, ia nekat untuk pergi keluar bersama temannya untuk menonton sparing.

Alasan utamanya adalah ia terusik, dengan tatapan menyerah yang Haga lontarkan kepadanya, kedua Khalula ingin tahu seperti apa permainan sparing futsal, karena selama hidupnya ia jarang sekali melihat hal-hal semacam itu. Hidup Khalula itu menuruti perintah Mama dan belajar, jarang sekali Khalula menghabiskan waktu untuk bermain.

Shena duduk dengan gelisah di ruang tamu, menunggu gadis itu keluar dari kamar, sambil menunggu Shena mengobrol dengan Papa Khalula, sedangkan Mama Khalula tengah di dapur, mengambil air minum.

"Mau main kemana, Nak?" tanya Papa Khalula.

"Ke sekitar Bogor Kota aja, Om. Mau cari makan," jawab Shena di akhiri kekehan kecilnya.

"Nggak sama cowok, kan?" tanya Mama Khalula, meletakkan nampan di atas meja, lalu duduk di sebelah suaminya.

Shena menegukkan lidahnya, sebenarnya ini bukan pertama kalinya ia meminta izin kepada kedua orang tua Khalula, tapi karena Mama Khalula yang sangat tegas dan selalu memasang wajah jutek, membuat Shena panas dingin.

Kalau saja ia jadi Khalula, ia pasti akan membatin, tapi justru karena itulah Khalula sangat menuruti kemauan Mamanya, tatapannya saja penuh intimidasi.

"Iya, Tante."

Tak lama Khalula keluar dari kamarnya, gadis itu memakai celana cutbray blue light dipadukan dengan baju putih yang senada dengan sneakers nya.

Rambut panjangnya di kuncir satu, menyisakan rambut kecil di pelipisnya.

"Ma, Pa, aku berangkat, ayo Shen," Khalula menarik tangan Shena, perempuan itu mengangguk pertanda meminta izin sambil tersenyum.

"Khalula pulangnya jam sepuluh. Awas boong sama Mama main sama cowok," peringat Mamanya membuat Khalula mendengus malas.

"Iyaaaaa," jawabnya, sambil keluar dari pekarangan rumah.

"Naik apa ke sananya?" tanya Khalula.

Shena mengecek ponselnya. "Bareng Budi dia katanya mau nonton, tapi kita nunggu di halte. Ayo."

***

Gesigi Sport Center, di Jl. Poras, nampak ramai, parkiran depan penuh dengan motor yang terparkir di sana.

Lapangan dengan luas 38X42 itu sudah di penuhi para pemain futsal dengan warna Jersey biru denim dari sekolah SMK Ksatrya dan warna abu dari SMAKBO. Lapangan tampak riuh dengan suara dari sang suporter, masing-masing menyanyikan yel-yel.

Suara drum beradu dengan sorakan penuh gembira, kala Jersey dengan punggung sembilan belas itu mulai menguasai bola ke arah gawang lawan.

"HAGAA AYO-AYO KSATRYA PASTI BISA!" teriak teman satu kelas Haga begitulah heboh, para perempuan bersorak gembira, menyemangati Haga, salah satu perwakilan dari kelasnya yang bergabung dengan Kakak kelasnya, mereka berlima. Haga berada di posisi flank kiri, Genta flank kanan, Kakak kelasnya Reksa posisi pivot, Tama posisi Anchor dan Naban penjaga gawang.

Kedua teman Haga memilih untuk menonton di tribun bersama dengan yang lainnya.

Haga menerima bola lagi saat lawan mulai menguasai bola, dengan cekatan ia kembali menguasai bola, mengarahkan pada Reksa, dan Reksa kembali mengarahkan ke arah Haga kala berhasil menggocek lawan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PrakataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang