"Kenapa harus Prakata?"
"Karena gue ingin mengungkapkan apa yang gue rasakan. Dan ingin jadi pengantar kebahagiaan untuk lo."
"Hanya sebagai pengantar?"
"Kita lihat aja nanti, ya? Kadang takdir selalu mengubah rencana kita. Gue nggak mau lo sakit h...
Khalula merebahkan tubuhnya di sofa, malam ini terasa sangat lelah, ia kehabisan energi untuk bergerak. Melirik jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh malam, Papanya akan pulang pukul sembilan malam, itu artinya ia harus menunggu dua jam untuk bercerita lelahnya hari ini.
Perut perempuan itu berbunyi, ia bangun dari posisinya menuju dapur untuk makan, duduk di meja makan seorang diri, saat ia ingin mengambil nasi, sebuah tangan menghentikan aktivitasnya, kemudian menoleh, mendapati Mamanya yang berdiri di sampingnya.
"Jaga pola makan," ujarnya, lalu duduk di samping Khalula setelah mengambil sesuatu di atas kulkas. "Nih, kamu makan salad sayur, jadi model itu harus punya body yang profesional."
Davina meletakkan satu mangkuk salad sayur di hadapan Khalula. "Mulai hari ini, makanan kamu salad sayur, makan yang berat hanya di pagi hari."
Khalula menghela nafas pelan, mau tak mau melahap salad itu tanpa minat.
"Lancar kan kelas modelingnya?" tanya Davina, sambil mengupas apel.
Khalula mengangguk tanpa menjawab.
"Bagus lah, Mama senang dengernya," ucap Mama Khalula tersenyum dengan bangga. "Yaudah kamu habisin saladnya, Mama tidur duluan."
Khalula lagi-lagi mengangguk, kemudian menghela nafas gusar. Matanya kini beralih ketika ponselnya berbunyi, satu pesan masuk dari Papanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Khalula menghela nafas pasrah, mematikan ponsel itu tanpa berniat membalasnya, perempuan itu kembali melahap salad sayur, dengan air mata yang tiba-tiba menetes.
Entah apa yang membuat air mata itu terjatuh, yang pasti hari ini Khalula sangat lelah, ia ingin sekali meluapkan segala emosinya, dan menangis pada semesta kenapa ia harus merasa kesepian? Padahal ia memiliki rumah, tapi kenapa rasanya sangat kosong?
***
Malam hari ini terasa sangat berat, Haga baru saja selesai mandi sehabis ia berkumpul di rumah Rajo mengerjakan beberapa tugas Akuntansi yang tidak terpecahkan, beberapa jam yang lalu mereka habiskan untuk memecahkan soal yang menjadi penilaian tambahan, karena teman-teman Haga adalah salah satu siswa yang merasa salah jurusan, mereka lebih dulu menyerah, sebab untuk mendapatkan hasil yang balance membutuhkan tenaga.
Laki-laki itu merebahkan tubuhnya, ia berusaha memejamkan matanya, tapi tak juga kunjung tertutup, ia masih terngiang-ngiang dengan tugas yang akan di kumpulkan besok pagi, kalau ia tidak mengumpulkan bisa-bisa ia habis di marahin oleh Bu Okta, guru Akuntansi terkiller.
Haga meraih ponselnya untuk menanyakan kepada teman-temannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.