BAGIAN 2 : Mendekat untuk berinteraksi

92 10 5
                                    

Hallo, sudah lama tidak bersalah dengan kalian, rindu sekali berbagi cerita lewat tulisan ini!

Siapkan hati, untuk jatuh cinta dengan Haga, mari jatuh cinta dengan cara yang paling baik.

Haga akan membuat ukiran kisah yang selalu berkelana di dalam hati para pembaca, Haga akan hadir menemani hati kaum jomlo, xixixi

Selamat membaca!
Jangan lupa follow Instagram @withharmony_
Pov chat bisa di lihat di akun Instagram!

***

Suasana jalanan minggu pagi ini di kota Bogor lumayan lenggang, jalan yang biasa dipadati oleh angkot hijau serta mobil dengan plat berbeda kini terlihat lebih sedikit dari biasanya, motor-motor bebas berpacu dengan kecepatan di atas rata-rata, trotoar di sekeliling kebun raya lumayan cukup ramai dipenuhi oleh manusia-manusia yang tengah bersepeda, dan jogging. Lapangan sempur, selalu ramai di hari minggu.

Haga mengendarai motor di bawah kecepatan, ia bersenandung lagu kesukaannya Bruno mars, sambil menikmati udara segar kota Bogor, matanya sedikit menyipit kala melihat seseorang yang ia kenali, stang motor kini memutar arah kiri, lalu motor yang ia...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haga mengendarai motor di bawah kecepatan, ia bersenandung lagu kesukaannya Bruno mars, sambil menikmati udara segar kota Bogor, matanya sedikit menyipit kala melihat seseorang yang ia kenali, stang motor kini memutar arah kiri, lalu motor yang ia kendarai berhenti.

Ia kemudian memarkirkan motornya di depan gerobak ketoprak, tanpa basa-basi ia segera memesan satu piring ketoprak, lalu mendudukkan bokongnya di depan gadis yang sibuk dengan ponselnya, tak lama pesanannya sudah ada di depannya, ia melahap sambil memperhatikan gadis yang sedari tadi tidak menyadari kehadirannya.

"Kalau makan, jangan sambil liat ponsel," celetuk Haga begitu saja, sang empu yang merasa pernyataan itu untuknya lantas mendongak, menatap Haga dengan tatapan tanya.

"Makan dulu, baru main ponsel," katanya lagi, entah sihir apa yang digunakan oleh Haga, Khalula menuruti ucapan Haga, gadis itu khidmat memakan ketoprak tanpa sepatah kata apapun.

Setelah selesai, Khalula menatap Haga. "Lo ngapain di sini?"

"Mau makan ketoprak," Haga menjawab dengan santai, kemudian menyeruput teh hangat. "Kita ketemu lagi," tambah Haga, tersenyum miring, menatap gadis dengan pakaian putih polos, dan celana jogging berwarna pink, serta bandana pink di kepalanya.

"Rumah lo daerah sini?" tanya Haga.

Khalula mengangguk. "Iya, di Jalan Juanda."

"Gue baru tahu kalau lo secantik ini kalo di liat dari dekat," ujar Haga, jujur adanya, matanya tak bisa berkedip sedikit pun, menatap wajah cantik natural Khalula.

Khalula menggaruk lehernya tak gatal, ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa, pasalnya untuk yang pertama kalinya ada seseorang dengan gamblang memujinya, biasanya pujian itu selalu ia dapatkan dari teman dekatnya, untuk Haga, kenapa rasanya berbeda sekali?

PrakataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang