Malu

110 4 0
                                    

"Ini kapan sih macetnya selesai? Hufftt... Kakiku pegel banget sumpah"

Dumelan Bia terdengar seperti musik untuk Axel, karena tidak berhenti mengeluh dan selalu saja berbicara membuat Axel terbiasa mendengarnya.

Mobilnya terjebak ditengah kemacetan total di sebuah tol, mobilnya sama sekali tidak bisa bergerak ke kanan dan ke kiri ataupun ke depan dan ke belakang, rest area pun tampak sangat jauh dari tempat mereka berada saat ini

"Uuuukkkhhh Axeeelll.... Huhu... Kenapa sih mobil kita ga bisa terbang"

".... "

Stres karena jalanan yang macet, ditambah hari semakin gelap, dan juga istri yang tidak berhenti mengoceh. Tapi tak sedikitpun Axel memarahi Bia, dia justru diam dan tersenyum tipis.

*Ssrrrkkk*

Axel melepas dasinya, dan membuka 1 kancing bajunya, perlahan keadaan mobil semakin sesak membuatnya tak tahan memakai tuxedo nya.

"Enaknya.... Aku pake gaun gini, gimana bisa lepasnya?"

Lagi-lagi Bia menceloteh setelah melihat suaminya membuat suatu pergerakan kecil.

"Kayanya aku naro kaos di bagasi deh"

"Ok.. "

"Huh? Tunggu"

Belum sempat Axel menyelesaikan ucapannya, Bia berlari keluar dari mobil dan membuka bagasi lalu mengambil sebuah kaos yang Axel maksud tadi

Dengan cepat dia menurunkan gaunnya, membuat gaunnya menjadi seperti model rok, dan memakai kaos yang terlihat sedikit lebih besar dari ukuran badannya,

Keadaan mulai sedikit tenang setelah Bia memakai kaos itu. Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama, beberapa menit kemudian, Bia berusaha mendodorkan gaunnya lebih ke bawah lagi,

"Kamu ngapain?"

Tanya Axel melihat tingkah laku istrinya yang sangat random, dan dengan santainya Bia menjawab,

"Buka ini lah, badan aku lecet kena manik-maniknya"

"What??? Wait! Emangnya kamu pake celana pendek?"

"Ga"

"Terus ngapain buka?"

"Emang kenapa? Kan ga ada yang liat juga kecuali kamu"

"Iya. Tapi... "

"Kenapa?"

"Ma-malu?"

Axel mengucapkan kata malu sambil tersipu, wajahnya memerah hingga dia menutup wajahnya dengan satu tangannya sambil menghadap ke arah berlawanan,

"Malu? Kan aku masih pake celana dalem Ax, aku ga bugil kok"

"Tetep aja... Aku bi-bisa liat paha... "

"Dirumah juga aku selalu pake celana pendek, apa bedanya sama pake CD doang?"

"Beda!"

"Huh? Yaudah ok, kasih aku 5 menit aja.. Please? Sakit banget sumpah, kalau kamu malu, kamu ga usah liat ke sini"

"Humm"

Sambil membuka gaunnya dengan hati-hati, Bia terus melirik ke arah Axel. Sedangkan Axel entah melihat ke arah mana, tapi pandangannya sama sekali tidak mengarah ke Bia,

"Padahal kita udah sekali 'begituan' masa masih malu-malu, apa karena waktu itu lampunya mati, jadi ga keliatan dan ga lebih memalukan?"

"Pufffohok.... Uhukk"

"Kenapa? Kamu keselek?"

"Ga.. Ga... Tadi ada nyamuk ngomong"

"Ihh apa sih"

5 menit, 10 menit, hingga 30 menit kemudian, Axel sama sekali tidak melirik ke arah Bia. Dan ketika kemacetan itu berakhir, dia menepuk paha Bia,

"Bi... Bi.. "

"Umm?"

Dengan setengah tertidur, Bia menjawab Axel sambil menepis tangan Axel yang berkali-kali menepuk pahanya,

"Pake gaunnya, kita ke test area"

"Um.. Gamau ah... Lagian udah malem, ga keliatan juga"

"Kamu gamau keluar dari mobil emang?"

"Ga.. Aku ngantuk. Bawa aku pulang"

"Aku juga ngantuk, aku harus minum kopi dulu, dan tidur dulu sebentar, bahaya kalau lanjut"

"Oh.. Ya.. Ya"

Axel menjalankan mobilnya ke rest area, dan memarkirkan mobilnya tepat di depan coffe shop. Sebelum dia membuka pintunya, dia memastikan bahwa gaun Bia menutupi pahanya dengan sempurna.

Karena Bia tertidur sangat pulas, Axel tak kuasa membangunkannya, dia mengatur jok kursinya agar menjadi tempat yang nyaman untuk tidur.

Setelah memastikan Bia tertidur dengan nyaman, Axel keluar dan memesan 2 coffe, latte dan caramel. Latte miliknya langsung di tenggak habis, sedangkan caramel untuk Bia, dia simpan di tengah.

Axel pun mengatur kursinya, menjadi posisi untuk tidur juga. Sambil menghadap ke arah Bia, dia perlahan menutup matanya dan terlelap.

Tak terasa hingga 2 jam kemudian, Axel terbangun dari tidurnya, yang pertama kali dia lihat adalah Bia, memastikan bahwa posisi tidurnya tidak akan membuat sakit badan,

Merasa cukup setelah tidur sebentar, Axel menyalakan mesin mobilnya dan mengarah pulang.

Sesampainya di rumah, Axel menggendong tubuh Bia dan meletakkannya di atas kasur di dalam kamarnya lalu memakaikannya celana,

"Hoaaammm... Ngantuknya"

Karena kelelahan, Axel langsung berbaring di sebelah Bia tanpa mengganti pakaiannya, dia memeluk Bia dengan erat sambil mencium pipinya,

"Goodnight baby"

.
.
.
.

My crazy wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang