PART 5

0 0 0
                                    

Suara azan Ashar berkumandang dari arah masjid pesantren, suaranya sangat merdu sehingga membuat siapa pun hanyut di dalamnya. Kebanyakan santri putri sudah berada di dalam masjid saat ini, padahal biasanya mereka enggan pergi ke masjid cepat-cepat. Mereka tahu siapa di balik mikrofon masjid tersebut sehingga tak heran jika mereka semangat berangkat ke masjid. Berbeda dengan Alma dan teman-temannya yang masih berada di dalam kamar dan bersiap-siap sambil mendengar suara merdu tersebut.

“Masyaallah, merdu sekali ya suaranya, emang Gus Farhan selalu berhasil buat hatiku meleleh,” ucap Santi yang kemudian mendapat toyoran dari Ratih.

“Istigfar San, lebai banget sih kamu, cowok yang suaranya bagus itu bukan cuma Gus Farhan, di luar sana kan banyak yang suaranya bagus. Kaya nggak pernah denger suara bagus aja kamu tuh!” Santi melotot tak terima atas perkataan Ratih, ia hendak membuka mulut, tapi kalah cepat dengan tangan Ratih yang sudah berada di mulutnya.

“Wes wes, kalian ini mbok yo sing akur, kita di sini itu saudara, jadi nggak boleh ribut. Ya sudah, ayo ke masjid.” Di perjalanan ke masjid, Santi tak berhenti bicara, ia selalu membicarakan Gus Farhan. Entah suaranya bagus lah, tampan lah, baik lah, tiga temannya sampai pusing mendengarnya.

Selesai Shalat Ashar, seperti biasa Alma akan pergi diniah dengan teman-temannya. Hari ini waktunya kitab Fathul Qorib bab nikah, santri mana pun pasti semangat jika pembahasannya tentang nikah.

●●●

Di lain tempat, seorang lelaki baru saja keluar dari masjid dan hendak melangkahkan kakinya menuju rumah, tapi langkahnya terhenti ketika netranya tak sengaja melihat seseorang yang membuatnya penasaran sejak tadi siang. Orang tersebut baru saja keluar dari gerbang pondok putri dan akan pergi diniah, Astagfirullah, ucapnya dalam hati. Ia pun segera memalingkan pandangannya dan melangkah menuju rumah.

Suara merdu Gus Farhan menggema di antara dinding-dinding kamarnya, lelaki idaman para santri tersebut sedang muroja'ah hafalannya. Sebelum ia pergi ke Kairo, ia sudah berhasil mengkhatamkan tiga puluh juz Al-Quran. Siapa pun tahu keutamaan menghafal Al-Quran, hal tersebut selalu diimpikan oleh kalangan santri, apalagi seorang putra Kyai. Menghafal Al-Quran bukan sekedar menghafal, lebih baik jika menghafal Al-Quran disertai dengan memahami makna yang terkandung dalam Al-Quran.
Gus Farhan masih belum bisa tenang dikarenakan gadis yang tadi yang membuatnya penasaran. Muroja'ah hanya pengalihan pikirannya dari pikiran tentang sang gadis.

Banyak pertanyaan yang ada di pikirannya, ia tak pernah melihat gadis tersebut sebelumnya, yang ia tahu selama ini yang ngabdi di ndalem bagian dapur hanyalah Wulan dan Hindun, selain itu ia tidak tahu. Namun, wajah gadis tersebut tidak asing baginya, seakan ia sudah lama merindukan wajah tersebut. Sudahlah, ia tak mau ambil pusing dengan hal itu, ia akan pergi ke dapur untuk mengambil minuman segar untuk menyegarkan pikirannya.

Setelah sampai di depan dapur, Gus Farhan langsung masuk tanpa berpikir panjang. Ia lupa kalau sore hari pasti ada mbak santri yang membatu Umiknya memasak untuk makan malam. Akibatnya, ia pun bertabrakan dengan salah satu mbak santri yang hendak keluar dari dapur.

“Aduh,” keluh mereka bersamaan.

“Eh, ngapunten Mbak, saya tidak sengaja.” Mata Gus Farhan terpana melihat sosok bidadari di depannya ini, sosok yang memenuhi pikirannya sejak tadi siang.

Mboten gus, mboten nopo nopo kulo sing salah,” sesal bidadari tersebut, mengapa ia harus buru-buru tadi, seharusnya ia bisa pelan-pelan agar tidak terjadi hal seperti ini. Kedua kalinya ia telah membuat malu dirinya sendiri di depan Gus Farhan, ia pun segera melanjutkan langkahnya karena ia sangat malu dengan tatapan Gus Farhan yang seakan tidak bisa lepas darinya.

“Sudah, jangan dilihati terus Alma nya, inget doso cung.” Gus Farhan pun tersenyum malu mendengar gurauan dari Umik Shofia, niatnya yang ingin mengambil minuman pun ia urungkan dan memilih untuk kembali ke kamar sekedar menelaah kembali kitab-kitabnya.

•••

Tbc
Jangan lupa Voment nyaa 🤗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Roda WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang