Chapter Spesial

781 96 7
                                    

Chainsaw Man © Tatsuki Fujimoto

.
Warn: OOC, Typo bertebaran, Gaje, penyusunan kata berantakan,
.

Don't Like? Don't Read. Please Leave This Page.
.
.
.
.

Pairing: KishibeXReader.
(Oleng dulu kita kawan)
.
.
.
.

XxXxX


Berapa kali kau menghabiskan waktu bersamanya?

Hanya beberapa kali.

Berapa kali dia menghabiskan waktu dengan orang lain?

Banyak.

Berapa kali kau mengatakan bahwa kau mencintainya?

Tak terhitung.

Berapa kali dia mengatakan bahwa dia mencintaimu?

Tidak pernah.

Apakah kau mencintainya?

Ya, dengan sepenuh hati.

Tapi, apakah dia mencintaimu?

Aku tidak tau.


XxXxXx


Wussss

Angin berhembus kencang menerpa kedua insan yang berbeda gander tersebut. Sang perempuan tampak menikmati angin yang menerpa wajahnya, sedangkan sang pemuda terlihat biasa saja.

Perempuan itu menatap pemuda yang menjadi kekasihnya satu tahun lalu. Ia sedikit tersenyum. Sudah dua minggu lebih mereka tidak berpatroli bersama karena sibuk dengan urusan satu sama lain. Mereka berdua tidak satu unit, namun kadang dipasangkan menjadi partner dalam berpatroli.

"Bagaimana harimu, (Name)?" Tanya pemuda tersebut sembari menatap mata indah milik kekasihnya.

"Tidak terlalu baik karena kita jarang bertemu" Jawabanmu membuat Kishibe tersenyum tipis. Pemuda itu mengelus surai (H/C) milik sang kekasih dengan lembut tanpa berkomentar.

"Bagaimana denganmu?" Tanya (Name) balik.

Kishibe hanya mengangkat bahunya, "Biasa saja"

(Name) hanya menghela napas mendengar jawaban Kishibe. Lagi-lagi jawaban yang sama seperti sebelum-sebelumnya. Ia sangat ingin mendengarkan kekasihnya bercerita tentang hari-harinya sama seperti yang ia lakukan kepada pemuda itu. Namun itu nampak seperti hal yang mustahil karena kekasihnya ini selalu tertutup padanya.

Entahlah. (Name) merasa ada sebuah tembok antara dirinya dan Kishibe walaupun mereka terhubung.

Tuk

"Kau baik-baik saja?"

Sentilan yang dilakukan Kishibe dijidat (Name) membuat perempuan itu tersadar dari lamunannya.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Kishibe lagi.

(Name) menggeleng pelan, "Tidak ada" Jawabnya pelan.

Kishibe menuntun sebelah tangan (Name) untuk mengikuti langkahnya.

"Ayo, jam patroli sudah habis. Waktunya untuk melapor"

(Name) hanya mengikuti Kishibe dengan wajah lesu. Padahal ia masih ingin berlama-lama dengan sang kekasih, anggap saja bertemu kangen setelah beberapa waktu tak sempat saling sapa. Namun sepertinya waktu berjalan dengan cepat hingga kebersamaan mereka terasa sangat singkat.

XxXxX


Kini (Name) berjalan sendirian menyusuri jalan ditengah gelapnya malam. Kakinya menendang batu-batu kecil yang ia lewati. Suasana hatinya tidak setenang malam ini.

Pikirannya tertuju pada kejadian beberapa jam lalu. Setelah selesai melapor tentang patroli mereka, ia dan Kishibe berpisah karena ada yang harus diurus oleh pemuda itu. Sedangkan ia memutuskan untuk pergi berjalan-jalan terlebih dahulu sebelum pulang. Menikmati angin sore sepertinya bukan ide yang buruk.

Langkah yang awalnya berjalan dengan riang kini berjalan dengan sangat pelan. Dari kejauhan ia melihat Kishimbe yang tengah duduk dibangku taman, kemudian disusul oleh seorang perempuan yang (Name) kenali. Quanxi namanya.

Awalnya ia ingin menguping pembicaraan keduanya. Namun itu tidaklah sopan, lagi pula mereka partner, kan? Lalu apa yang ia khawatir, kan? Mereka disini mungkin saja tengah membicarakan misi mereka. Iya, kan?

Ia terkekeh pelan. Merasa lucu pada dirinya sendiri. Dadanya berdenyut sakit melihat senyum yang kekasihnya lemparkan pada perempuan lain. Bahkan Kishibe tidak pernah tersenyum sebahagia itu padanya. Ia bukanlah orang yang bodoh yang tidak menyadari arti dari senyum dan tatapan yang Kishibe lanyangkan pada Quanxi.

Kishibe mencintai Quanxi.

Lalu kenapa Kishibe mau menerima pernyataan cintanya saat itu? Entahlah, mungkin karena rasa kasian melihatnya yang mengejar pemuda itu dua tahun lamanya.

Terlintas dipikiran gadis itu untuk mengakhiri ini semua. Berhenti untuk mencintai Kishibe Young yang tak pernah mencintainya barang sedikitpun.

"Aku selalu ingin menjadi tokoh utama dalam disetiap ceritamu. Namun kini aku sadar, aku hanyalah tokoh sampingan yang hanya bisa berharap menjadi tokoh utama dalam ceritamu" Gumam (Name) menatap langit malam yang mulai menghitam.

Perempuan itu menggigit bibir bawahnya berusaha menahan tangis. Namun hal itu percuma, air mata meluncur keluar dari manik (E/C) indahnya. Bahkan kegelapan malam sama sekali tidak bisa menutupi kilau air di matanya.

(Name) terduduk ditrotoar jalan. Rasanya begitu hambar sekarang. Ia hanya bisa menundukkan kepala dalam isak tangisanya.

"Kenapa mencintaimu harus semenyakitkan ini?"


End
Nampaknya alurnya kecepatan yak? Yeah, walaupun gitu saya harap kalian suka. Karena saya belum bisa update untuk chapter selanjutnya maka dari itu saya pub chapter spesial ini. Aaa, saya mau bikin book Chainsaw Man X Reader versi Oneshoot ada yang minat?

Stay With Me (Denji x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang