Brakk
"MISI PAKET" Damar berulah pagi ini dengan menendang pintu kelasnya.
"Asu, emak lo ngidam apasih pas hamil?" Tanya Farrel.
Nah, kalo makhluk satu ini namanya Farrel. Masuk geng Remas Pentil (Remaja Masjid Penyuka Tahlil) satu spesies lah sama Abi dkk. Salah satu dari yang kemarin alasan Sibuk sama ayang.
"Nama gue Damar btw, bukan asu. Kalo soal ngidamnya emak gue sih ga banyak, dia pernah cerita sih kalo ngidam pecel lele doang" Jelas Damar sembari duduk di bangkunya.
"Curiga sih gue, emak lo aja orangnya kalem, anggunly, ca-"
"Pecel lele yang cocolan sambelnya diganti sama ice cream vanilla"
"Oke no komen" Farrel memilih tidak menanggapi Damar.
Yang waras ngalah.
Sendi dan Damian bergidik ngeri membayangkannya. Nuri yang tetap fokus pada handphone nya yang menampilkan dua tuyul botak asal Malaysia, sementara Aldo tetap stay bobo manis dengan tasnya yang dijadikan bantal.
"Beh, kalo udah gitu sih ga heran kalo yang brojol modelan gini" Kali ini Manaf yang berucap.
Manaf pun sama, satu spesies juga dengan Abi dkk.
Enak aja gue disamain sama mereka -Manaf
Kenyataan -Author
Bacot -Manaf
"Omong diomong, ini kayanya personil kita ada yang kurang" Damar menghitung teman-temannya satu persatu.
"Nahkan, Abi mana?"
"Kamu nany- Duh, Bangsat" Ucapan Manaf terpotong saat telapak tangan Damar mendarat mulus dipipi kanannya.
"Iya gue nanya, buruan"
"Ya mana gue tau!" Manaf menggosok pipinya yang terasa panas.
"Lah iya, si Abi mana? Tumben jam segini belom kelihatan batang titidnya" Ucap Sendi celingak-celinguk mencari keberadaan Abi.
"Halah, palingan lagi nontonin kucing birahi" Ujar Damian.
"Stress"
°°°°
Sementara itu, Abi buru-buru memarkirkan sepeda motornya diparkiran sekolah. Ia melepas helmnya dan meletakkanya di stang motor. Tak lupa ia berkaca di salah satu spion biar sadar diri. Maksudnya untuk memastikan bahwa rambutnya sudah tertata rapi.
Abi bergegas melewati lorong sekolah, jika masih pagi maka lorong ini akan sepi. Namun karena sudah agak siangan. Maka sudah mulai ramai pula yang berada disini.
Tak jarang para siswi maupun siswa yang notabenenya uke mengalihkan pandangannya kepada Abi. Pesona Indonesia~ maaf salah. Pesona seorang Raden Saka Abimanyu memang tidak main-main.
Terlalu terburu-buru sampai tak sengaja Abi menabrak seseorang.
Brukk
"Aduh, bangke" Umpat siswi- tunggu, cowok atau cewek ya? Abi pun tak yakin dengan hal itu.
"Woi, jalan liat-liat dong!" Keluhnya.
"..." Abi masih tak bergeming ditempatnya. Ia terpaku oleh paras mahkluk tuhan didepannya itu.
"WOI, BUDEG" Serunya membubarkan lamunan Abi.
"Eh, sorry gue gak sengaja. Gue bantu" Ucap Abi sembari mengulurkan tangannya.
"Ck, gak usah"
Menepis uluran tangan Abi, ia bangun sendiri.
"DEWA- PFFTTT HAHAHA MAMPUS, JATOH KAN LO. MAKANNYA GAUSAH SOK NGELEDEKIN GUE" Ejek Gara yang sedang berlari ke arah Dewa bersama Gilang disampingnya yang berjalan santai.

KAMU SEDANG MEMBACA
CANDY
Humor"Dew jadi pacar gue yuk, nanti gue beliin cilok" "Tolol" Dewa tertawa mendengar perkataan Abi. "Biarin, tolol begini lo demen kan?" "Dih pede" Sadewa Raya Kanagara, panggilan kecil Dewa. Spesies maniak cilok, tapi gak suka sayur. Jadi suka sayur...