Malem ini cuacanya mendung, bau-bau akan turun hujan pun sudah tercium. Dewa sedang asyik sendiri di kamarnya, matanya setia terfokus pada handphonenya yang menampilkan animasi kesukaannya. Yak, apa lagi kalau bukan coc*melon?
Tiba-tiba suara ketukan pintu membuyarkan fokus Dewa.
Tok tok tok
"Masuk aja" Suruh Dewa.
Ceklek
"Dewa?" Ternyata itu suara mamahnya.
Amanda Raya Kanagara. Seorang ibu yang sudah melahirkan spesies sejenis Dewa. Meskipun umurnya sudah tak muda lagi, tetapi Ibu Amanda ini mukanya tetap awet muda loh! Bahkan sering disangka sebagai kakak dari Dewa.
"Oh mamah, kenapa?" Dewa menghentikan sejenak kesibukannya.
"Beliin mamah sate kambing di depan gang dong"
"Yah, mah. Kenapa ga go-ngeng aja sih?" Tanya Dewa.
"Kamu gak lihat apa langitnya mendung? Hujan-hujan begini siapa yang mau antar" Jawab Amanda.
"Mamah gak kasihan apa sama anakmu yang comel ini? Ini udah malem loh mah, nanti kalo Dewa diculik gimana? Nanti kalo Dewa kehujanan terus sakit gimana? Nanti-" Ucap Dewa dramatis.
"Halah, buruan berangkat sekarang makannya. Pake motor kamu gih keburu hujan" Suruh Amanda.
"Hmm, yaudah iya" Pasrah Dewa.
Dewa pun mengadahkan tangannya tanda meminta uang, Amanda menaikkan sebelah alisnya.
"Duit" Ucap Dewa.
"Pake uang kamu aja dulu, nanti mama transfer. Uang mamah masih ada di ATM, belom sempet ambil" Jelas Amanda sembari keluar dari kamar Dewa.
Dewa menghela nafas, lalu beranjak menuju garasi tempat motor kesayangannya terparkir. Saat hendak ingin menghidupkan mesin motornya, Dewa terdiam sejenak.
"Tunggu, masa gue pake baju beginian? Ah bodo amat" monolog Dewa seraya melajukan motornya menuju abang-abang sate di gang depan.
Yang dipakai Dewa saat ini cuma kaos oblong berwarna putih dengan celana pendek tidak sampai lutut yang memampangkan paha mulus wangy" miliknya. Tapi Dewa sih bodo amat dengan hal itu.
°°°°
"Bang, sate kambingnya 15 tusuk ya. Gak pake lontong, sambelnya dipisah aja" Ucap Dewa kepada abang" sate.
"Siap, ditunggu ya mas"
Dewa pun menunggu sambil duduk di kursi merah plastik dan memainkan handphonenya.
Selang beberapa lama menunggu~
"Mas, sate ayamnya 20 tusuk ya, pake lontong. Sambelnya dipisah aja"
Kaya kenal suaranya? Monolog Dewa. Dewa pun mendongakkan kepalanya menoleh ke arah suara yang dikenalnya, ia terkejut. Itu Abi! Kejadian di toilet tadi pagi melintas di otaknya.
Dewa pun buru-buru menundukkan kepalanya kembali, matanya tertutup erat sambil memaki Abi didalam hati mungielnya.
Aduh bangke, kenapa ketemu dia mulu sih!? Duh, semoga dia gak lihat gue. Dewa berharap, namun sepertinya tuhan tidak mengabulkannya.
"Loh, elo yang tadi kan? Beli sate juga?" Abi berucap sembari duduk di kursi sebelah Dewa.
Enggak, beli semen sama pasir gue. Udah tau ni abang-abang jualan sate, pake nanya! Batin Dewa kesal.
"Iya" Dewa terpaksa mendongakkan kepalanya menatap Abi.
"..." Keheningan pun terjadi.
"Btw, nama lo siapa?" Tanya Abi. Duh inimah modus doang, tadi kan udah tau yak.

KAMU SEDANG MEMBACA
CANDY
Umorismo"Dew jadi pacar gue yuk, nanti gue beliin cilok" "Tolol" Dewa tertawa mendengar perkataan Abi. "Biarin, tolol begini lo demen kan?" "Dih pede" Sadewa Raya Kanagara, panggilan kecil Dewa. Spesies maniak cilok, tapi gak suka sayur. Jadi suka sayur...