Sesuai ucapannya kemarin, Abi pagi-pagi sekali sudah standby didepan pekarangan rumah Dewa. Awalnya ia ingin mengabari Dewa jika ia sudah sampai di rumahnya, tetapi niatnya ia urungkan ketika melihat pintu rumah Dewa terbuka.
Ceklek
Abi melihat seorang perempuan berdiri di depan pintu, Abi pun turun dari motornya dan menghampiri perempuan tersebut.
"Selamat pagi, Err- kak?" Sapa Abi ragu-ragu. Ia mengira bahwa perempuan tersebut kakak Dewa.
"Pagi juga. Kamu temennya Dewa kan?" Amanda bertanya sambil tersenyum.
"Iya kak. Dewa nya ada?" Tanya Abi sopan.
"Ada kok di dalam, panggil tante atau mamah aja. Kalau 'kak' kayaknya muda banget buat saya haha" Gurau Amanda.
Abi terkejut, demi apa perempuan didepannya ini ibu Dewa? Awet muda banget cok! Pikirnya.
"Ah iya tante, maaf saya kira tadi kakak Dewa. Abisnya wajah tante masih kelihatan muda banget" Inimah Abi muji sekalian modus biar dapet restu.
Amanda hanya terkekeh sebagai respon, lalu ia mempersilahkan Abi masuk.
°°°°
"Dewa masih mandi kayaknya, kamu duduk dulu aja. Biar tante panggilin" Ucap Amanda.
"Gak usah te, ngerepotin. saya aja yang manggil Dewa" Usul Abi.
"Yaudah, kamar Dewa ada di atas. yang pintunya ada gantungan Dream catcher warnanya biru" Jelas Amanda.
Abi menganggukk lalu minta izin untuk pergi ke kamar Dewa.
Ceklek
Abi membuka kenop pintu dengan hati-hati, ia sedikit melihat-lihat isi kamar Dewa. Kamar Dewa mungkin cukup rapi untuk remaja laki-laki, jika kebanyakan remaja laki-laki meyukai warna gelap, maka Dewa kebalikannya. Ia sukah warna-warna cerah. Mulai dari pakaian, furniture, barang-barang Dewa juga kebanyakan berwarna cerah seperti kuning, biru langit maupun putih.
Abi melihat seragam Dewa sudah rapi tergantung di rak gantungan baju. Tak sengaja netra matanya menangkap banyangan beberapa pigura meja kayu yang berisikan foto-foto Dewa. Abi mengambil salah satu dari pigura tersebut.
Dilihatnya foto Dewa yang mungkin saat itu Dewa baru menginjak SMP. Foto yang menampilkan Dewa sedang memakai hoodie berwarna kuning ssmbari tersenyum hingga menampakkan deretan gigi rapihnya, jarinya membentuk peace. Lo dari dulu emang selucu itu ya? Abi membatin.
Ceklek
Suara kenop pintu dibuka, Dewa datang dengan hanya mengenakan handuk sebatas pinggang rampingnya. Memampangkan tubuh putih bersih mulusnya. Dewa terkejut karena kehadiran Abi, sementara Abi hanya bisa meneguk ludah nya kasar.
"..."
"L-lo kenapa pagi-pagi udah sampe disini?" Suara Dewa memecah keheningan.
"Gak sih, kangen aja"
Pipi Dewa memanas mendengar itu.
"Kangen sekolah maksudnya" Elak Abi.
"Dih, paansih" Entah kenapa Dewa dibuat jengkel olehnya.
Abi hanya terkekeh geli, sebenarnya dia memang kangen sama Dewa. Cuman ya masa blak-blakan banget?
"Udah sono keluar! Gue mau ganti baju!" Usir Dewa.
"Buat apa gue keluar?"
"Y-ya malu lah bego"
"Buat apa malu? Kita sama-sama batangan juga" Abi menaikkan sebelah alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDY
Humor"Dew jadi pacar gue yuk, nanti gue beliin cilok" "Tolol" Dewa tertawa mendengar perkataan Abi. "Biarin, tolol begini lo demen kan?" "Dih pede" Sadewa Raya Kanagara, panggilan kecil Dewa. Spesies maniak cilok, tapi gak suka sayur. Jadi suka sayur...
