Kebetulan hari ini Dewa gak dijemput sama mamahnya, motornya pun lagi duduk manis di bengkel. Terlihat Dewa berjalan mondar-mandir di halte depan sekolah.
"Gue nunggu bus atau pesen go-ngeng ya?"
"..."
"Tapi kalo nunggu bus lama"
"..."
"Tapi kalo pesen go-ngeng juga mahal"
"..."
Tin tin
Suara klakson motor sport milik Abi menarik perhatian Dewa.
"Belom pulang?" Tanya Abi.
"Udah"
"Terus ini siapa?"
"Arwahnya ketinggalan" Jawab Dewa asal.
Abi terkekeh. Menggoda Dewa mungkin akan jadi kebiasaannya yang kedua setelah membully Damar.
"Naik" Suruh Abi.
"Naik kemana?"
"Atas genteng halte"
Dewa pun merasa semakin jengkel kepada Abi, ia menyendekapkan kedua tangannya didepan dada. Yang mana menurut Abi itu lucu.
"Bercanda, naik ke motor gue gih" Suruh Abi kembali.
"Dih, lo siapa suruh-suruh"
"Calon masa depanmu"
"Pede" Dewa mencoba tetap jual mahal.
"Buruan naik, gue tinggal nih" Abi pura-pura akan meng-gas motornya.
Mau ikut nebeng tapi gengsi, tapi sayang duit juga. Masa bodo. Pada akhirnya Dewa memilih untuk nebeng bersama Abi.
"Udah?" Tanya abi sembari membenarkan arah spion kirinya agar memantulkan bayangan Dewa.
"Udah." Ketus Dewa.
Sabar bi, uke modelan kayak gini katanya Sendi kalo udah jinak bakal binal. Abi mengingat kembali kata-kata temannya.
#Sendisesat
"Yaudah pegangan, gue bakal ngebut" Suruh Abi.
"Gak, yakali gue pegang-"
Penolakan Dewa terpotong ketika Abi langsung melajukan motornya dengan kecepatan yang tidak bisa dibilang pelan. Tangan Dewa pun dengan reflek melingkarkan tangannya ke pinggang Abi.
"ASU! LO KALO MAU JEMPUT AJAL JANGAN AJAK-AJAK GUE, DOSA GUE MASIH BANYAK" Teriak Dewa kepada Abi.
Sedangkan sang pelaku hanya tertawa renyah melihat komuk Dewa dari kaca spionnya, uke modelan kayak Dewa emang limited edition.
°°°°
Mereka terus melaju menuju rumah Dewa. Tapi tunggu- Dewa merasa bahwa ini bukan jalan menuju rumahnya?
"Heh cunguk, jalan rumah gue bukan lewat sini" Protes Dewa sedikit teriak kepada Abi.
"Ya emang, sayang"
"Hah" Dewa tidak mendengar perkataan Abi karena yang terdengar hanya suara angin dan kendaraan yang berlalu lalang.
"Ya emang bukan jalan ke rumah lo" Balas Abi juga sedikit teriak.
"LAH, TERUS LO MAU BAWA GUE KEMANA? LO MAU CULIK GUE!?" Kali ini Dewa benar-benar teriak.
Mereka berhenti di pertigaan, karena lampunya merah. Sebagian pengguna jalan menatap ke arah mereka, karena teriakan Dewa tadi. Dewa jadi malu sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
CANDY
Humor"Dew jadi pacar gue yuk, nanti gue beliin cilok" "Tolol" Dewa tertawa mendengar perkataan Abi. "Biarin, tolol begini lo demen kan?" "Dih pede" Sadewa Raya Kanagara, panggilan kecil Dewa. Spesies maniak cilok, tapi gak suka sayur. Jadi suka sayur...