Karya ini hanya dipublikasikan di Wattpad dan di akun ini. Apabila kamu menemukannya di platform lain ataupun di akun lain, itu bukan saya.
***
Di sebuah lorong, tampak Merida yang hanya berdiri di depan sebuah jendela besar. Meskipun di belakang gadis itu ada seseorang pelayan, tapi tak terdengar suara percakapan sekalipun. Dia hanya asik mengamati keadaan di luar dari balik jendela.
Sudah seminggu sejak aku terbangun. Tapi keadaan di luar masih tenang. Ini menakutkan, batin Merida. Sayang sekali gadis itu harus menunggu persiapan selesai untuk mengetahui keadaan sekitar.
Entah berapa lama waktu berlalu. Namun secara tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki yang mendekat di lorong yang sepi ini. Sontak Merida mengalihkan pandangannya dari jendela ke asal suara. Mengetahui siapa yang datang, gadis itu lantas tersenyum kecil.
“Seperti biasa. Kamu selalu mempersiapkan diri, ya? Kali ini habis melatih kekuatanmu?” tanya Ryota, orang yang barusan mendekat.
“Persiapannya sudah selesai?” tanya Merida yang malah mengalihkan topik.
Sontak Ryota seketika menghentikan langkahnya. Dia bahkan tampak memasang ekspresi jengkel sembari menghela napas. “Surat dari Okla sudah sampai. Katanya begitu dia sampai di desa itu lagi, mereka langsung berangkat ke Kuil Hodhr. Jadi kemungkinan besar mereka akan sampai malam ini. Lalu kamu bisa berangkat bersama Reivant.”
Mendengar penjelasan Ryota, membuat Merida mengangguk. Dia lantas bersiap mengambil langkah untuk pergi. Namun melihat ekspresi Ryota, memaksa Merida mengurungkan niatnya. “Apa masih ada lagi yang ingin Anda katakan?"
Tampak Ryota yang terdiam. Dia terlihat berpikir cukup keras. Bahkan beberapa kali tampak hampir mengatakan sesuatu, tapi terus diurungkan. Hingga setelah menghela napas, Ryota akhirnya berkata, “Sebentar lagi musim dingin. Jadi, kembalilah secepatnya.”
Merida lantas mengangkat sebelah alisnya. Entah mengapa dia merasa bukan itu yang ingin dikatakan Ryota. “Baiklah, akan saya selesaikan secepatnya.” Namun, gadis itu tak punya hak untuk mengetahui lebih dalam.
Gadis itu akhirnya mengambil langkah untuk pergi. Namun, tatkala hampir melewati Ryota, langkah kakinya terpaksa berhenti. Tidak mungkin dia lanjut melangkah, sementara lengan kirinya digenggam oleh Ryota.
“Jika kita diizinkan mengulang masa lalu di kehidupan pertama, apa yang akan kamu lakukan?” bisik Ryota sembari melirik ke arah Merida.
Tangan kanan Merida bergerak hingga menyentuh pergelangan tangan Ryota. Dia juga mendorong pergelangan tangan tersebut secara perlahan. “Entahlah. Mungkin saya akan memilih untuk tidak menikah dengan Anda,” jawab Merida dengan berbisik. Aku tidak ingin membuatmu mendapat hukuman lagi gara-gara aku, batinnya melanjutkan. Lantas tanpa memperdulikan ekspresi Ryota, gadis itu melenggang pergi begitu lengannya terlepas dari cengkraman Ryota.
Sementara Ryota yang mendengar jawaban Merida, seketika menunduk. Dia menatap telapak tangan yang sempat digunakan untuk mencengkeram lengan Merida. Lalu sesaat kemudian, dia mengepalkan tangannya itu dilanjut dengan memejamkan mata. Benar. Siapa juga yang mau menikahi pria yang rela menghidupkan kembali istrinya hanya karena dibutakan oleh cinta? batin Ryota.
•••
Di atas sebuah pohon, Merida tampak menyipitkan matanya. Sedikit sulit karena malam hari, tapi gadis itu masih dapat melihat dengan jelas. “Okla masih belum sampai,” ucap Merida. Dia pun langsung duduk pada dahan yang diinjaknya.
“Sepertinya kita datang terlalu cepat.” Reivant yang sedari tadi diam pada dahan di sebelah Merida tiba-tiba berbicara.
Merida hanya melirik sekilas. Setelah itu dia kembali menatap ke arah kuil lagi. Menyadari bahwa ada pergerakan tak biasa di sana, membuat Merida seketika bangkit berdiri. “Jangan biarkan rambut Kakak terlihat!” perintah gadis itu yang dilanjut dengan aksi melompat dari dahan pohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona [END]
FantasyDia itu malaikat, tapi juga iblis. Itulah Merida. Gadis yang selalu mengikuti segala keinginan kepala keluarga. Namun begitu orang yang diingatnya menghilang telah kembali, segalanya hancur. "Siapa aku?" -------- Start: 1 Desember 2022 Karya ini han...