"Naina?"
Tyara segera menghampiri adik iparnya. "Tolong tenang dulu, Naina aman, dia ada di kamarnya dan kayaknya masih shock."
"Aku mau liat dia, kak." Suara Winda begitu sarat dengan kekhawatiran.
Tyara tersenyum menenangkan. "Silahkan."
Winda pun bergegas ke kamar putrinya itu.
"Kenapa, kak? Kenapa tiba-tiba semuanya jadi gini?" Tanya Yudha.
"Ikut gue! Ada yang harus gue omongin sama lo!"
Yudha mengikuti langkah Tyara menuju taman belakang rumahnya.
"Gue mau lo janji satu hal, setelah gue cerita tentang semuanya."
Yudha tampak ragu, dia tidak mengerti dengan maksud Tyara. Namun, lebih memilih untuk mengiyakan permintaan kakak kandungnya itu.
"Jangan pernah kasih tau soal ini sama Juan! Gue nggak mau Juan tau, kalo gue sendiri yang masukin Jeano ke penjara. Karena, gue juga lakuin ini buat Naina."
Yudha tercengang, ketika pernyataan Tyara yang begitu diluar akal sehatnya. Sejatinya, seorang ibu akan selalu melindungi anaknya, tapi kakaknya ini justru berbuat hal yang sebaliknya. "Tapi, kenapa ..."
"Karena gue nggak mau liat anak gue, mati ditangan ayahnya sendiri! Jadi, ini jalan yang harus gue pilih. Gue lebih ikhlas liat dia masuk penjara, karena kesalahannya, daripada dia harus mati konyol di rumah!"
Sejauh yang Yudha ingat, dia belum pernah melihat Tyara tampak begitu rapuh seperti sekarang. Kakaknya itu memang tidak mengatakan apapun. Tapi, lewat sorot matanya, Yudha sudah bisa melihat, jika wanita itu begitu terluka.
"Selain gay dan kena HIV, gue udah punya feeling kalo ada yang nggak beres sama dia. Tapi, gue nggak pernah kasih tau siapapun, termasuk Juan. Gue tau gimana dia! Akhirnya, gue selidiki semuanya sendiri begitu Jeano diusir dari rumah."
"Awalnya gue cuma khawatir, mau gimanapun, dia tetep anak gue. Gue nggak bakal setega itu ngebiarin dia hidup di luar sana sendirian, walaupun dia cowok! Dan gue yakin, semua ibu bakal ngelakuin hal yang sama. Tapi, gue malah dapet kejutan, karena nyatanya dia bisa beli barang-barang mahal dan foya-foya di luar sana. Disitu, gue mulai curiga sama dia. Darimana dia dapet uang sebanyak itu, sedangkan kita, gue sama Juan, bener-bener nggak ngasih uang sepeserpun setelah ngusir dia. Dan gaji yang dia dapet dari kerja di perusahaan Juan pun, nggak sebanyak itu!"
"Gue marah, Yud." Tyara menggeleng kecil, setetes air mata mengalir begitu saja dari matanya. "Gue marah sama diri gue sendiri! Seandainya gue nggak ngusir Jeano, mungkin semuanya nggak akan kayak gini! Dia nggak mungkin jatuh terlalu dalam sama dunia kotor itu!"
"Pernah sekali gue ketemu dan ngomong langsung sama Jeano, tapi sia-sia. Dia dengerin apa kata gue, setelah gue kasih dia tempat tinggal dan uang buat memenuhi kebutuhan dia sehari-hari. Tapi cuma bertahan satu bulan. Setelahnya, dia balik lagi jual narkoba. Entah gue harus bersyukur atau enggak, karena Jeano sendiri nggak pernah pake barang itu. Sampe akhirnya, gue ngerasa nggak tahan, apalagi dia nekad ketemu Naina. Jadi, ini satu-satunya cara buat ngelindungin Jeano dari Juan, dan juga Naina. Gue sengaja ngejebak Jeano, disaat dia lagi berdua sama Naina, karena gue mau kasih liat langsung sama Naina, siapa Jeano itu. Supaya dia nggak ngelakuin kesalahan yang sama sebanyak dua kali."
"Dan, hal yang bikin gue yakin sama keputusan gue ini, karena Naina ternyata masih suka sama Jeano, begitu juga sebaliknya. Gue nggak mau! Gue nggak mau, Jeano ngerusak orang lain, apalagi Naina saudaranya sendiri. Naina sendiri udah jadi lebih baik, gue nggak mau dia rusak lagi kayak sebelumnya. Cukup gue yang sakit sebagai seorang ibu, jangan Winda."

KAMU SEDANG MEMBACA
Us, Again
FanfictionNOMIN GS LOKAL!!! DISARANKAN UNTUK MEMBACA BOOK "BABY HARVEY" SAMPAI SELESAI DI KBM SUPAYA ALURNYA MUDAH DI MENGERTI 😊 AYO BELAJAR MENGHARGAI SEBUAH KARYA, DENGAN FOLLOW, VOTE & KOMEN!!! KARENA SEMUA ITU GRATIS!!! 🥰 Sampai saat ini, Naina masih m...