[h] prayer

132 21 1
                                    

satu-satunya cara mengobati rasa rindu choi bersaudara adalah dengan mengunjungi tempat peristirahatan terakhir ayah. sebuah tempat yang meninggalkan kesan suram terhadap orang-orang yang belum tahu arti daripada kehilangan. namun dilain sisi, pemakaman merupakan tempat terbaik untuk menggelontorkan kesedihan mereka yang terus-menerus digerayangi kerinduan.

dibanding keramaian yang memenuhi area pemakaman, suasana sepi nan sunyi jauh lebih mendominasi tatkala empat bersaudara pergi berkunjung. belum ada pukul 6 saat mereka kemari, yang artinya nihil keberadaan pengunjung yang melayat.

tungkai jenjang keempatnya terseret menuju ke salah satu pusara yang terlihat menonjol ditengah-tengah pelataran makam. pusara dengan naungan payung berwarna hitam yang bertabur nabastala disetiap sisinya.

makam ayah.

haruto dulunya tidak tahu siapa yang meletakkan umbrella lucu itu diatas tempat peristirahatan ayahnya. payung yang memiliki desain seperti kepala seekor kelinci berbentuk awan disertai dua bola mata, berkumis, dan rona merah dipipinya. sedikit glamour menurut haruto sebab payung itu sudah ramai dengan bintang-bintang yang menghiasi bagian polosnya.

namun ketika haruto pernah berkunjung bersama kakak tertuanya---hyunsuk yang sepeninggalnya dari mulut pintu dihadang oleh kak junkyu dan kak jaehyuk, baru setelah itu haruto bisa mengklaim pasti mereka berdua yang membawa hadiahnya.

ditambah adanya banyak origami kertas berbentuk bunga mawar yang junkyu rajut seorang diri serta beberapa stik es krim yang selalu kak yedam kirim untuk memberitahu ayah bahwa dia baru saja menyelesaikan satu lagu ciptaannya.

haruto merasa jika bukan ia dan jeongwoo saja yang sangat menyayangi mendiang ayah. namun juga semua saudaranya yang bahkan hingga saat ini belum melepaskan kepergian beliau. apalagi kak jihoon yang haruto tebak paling menyesal telah menyia-nyiakan waktu berharganya untuk ayah saat masih hidup di dunia.

hari ini jadwal kedua belasan harta karun ayah melayat ke makam beliau untuk mengirimkan doa. selain diwaktu senggang atau hari penting lainnya, haruto akan ikut hyunsuk mengunjungi pemakaman. walaupun ia masih harus berangkat sekolah, tidak ada salahnya menyempatkan diri bertemu ayah terlebih dahulu.

hyunsuk, mashiho, dirinya, serta jeongwoo mendapat giliran pada minggu ketiga ke sini. biasanya, hyunsuk akan mampir ke pasar membeli bunga sebelum mendatangi tpa. tetapi dikarenakan pukul 9 nanti ia harus menghadiri sponsor, maka kemarin malam yoshi yang menggantikan membeli bunga tersebut.

pertama kali yang mereka lakukan ketika sampai di pusara ayah adalah membersihkan tempat itu. haruto melihat, hyunsuk sempat termenung sesaat sembari menatap aksesoris yang junkyu letakkan didepan nisan. adiknya lagi-lagi membuka luka lama hyunsuk membasah setiap berkunjung ke makam ayahnya.

haruto lekas membuang pandangannya kemudian beralih membantu mashiho mencabuti rumput liar yang tumbuh disekitar gundukan tanah. tidak terlalu banyak kotoran, mengingat hampir dua kali sehari selalu ada choi bersaudara yang datang.

entah itu asahi yang menemani jaehyuk, yedam yang meminta restu ayah untuk melanjutkan menulis bait-bait lagu, maupun doyoung yang hanya menghabiskan waktu berjam-jam di makam tanpa berbuat apa-apa.

selepasnya mashiho menyalakan korek api untuk membakar dedaunan kering, haruto dan jeongwoo digiring oleh hyunsuk berdoa bersama.

keempatnya serempak menangkupkan kedua telapak tangan serta tengkuk yang merunduk sebagai wujud berserah diri kepada Tuhan.

haruto mulai melantunkan ayat-ayat suci al-qur'an didalam hati sembari menyelipkan pengharapannya untuk mendiang ayah.

***



note : alhamdulilah, bisa up.

Treasure ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang