Happy Reading <3
Arga Naradipta yang berarti 'keenam manusia yang berkilauan.'
Dari kecil, Arga dituntut oleh kedua orang tuanya untuk menjadi sosok yang sempurna di mata mereka. Mungkin, orang lain melihat Arga adalah anak yang sangat disayangi kedua orang tuanya, dan selalu mendapati apa saja asal Arga mau menuruti ucapan orang tuanya. Namun tidak dengan apa yang Arga rasakan selama 22 tahun hidup di atas bumi ini.
Arga sosok anak yang pendiam, tidak banyak bicara— karena ketika Arga berbicara ia tak akan didengar oleh kedua orang tuanya. Arga juga sosok anak yang hanya menuruti keinginan orang tuanya, tidak pernah melawan ataupun menentang ucapan mereka. Percuma saja. Arga tetap melakukan hal yang kedua orang tuanya itu inginkan.
Arga Naradipta. Sehari-harinya ditemani oleh buku-buku pelajaran, berdiam di dalam kamar, menonton YouTube tentang pengembangan diri. Atau hal-hal lain yang bersangkutan tentang mata pelajaran di sekolahnya.
Nadeem— Ayahnya, mengatakan dengan keras. Bahwa kelak, Arga akan menjadi penerus perusahaan yang sudah Nadeem bangun dari nol. Arga sebetulnya tidak ada minat untuk mengikuti jejak Ayahnya sebagai pembisnis di usia muda. Namun, karena tekanan demi tekanan yang diberikan Nadeem, membuat Arga tak ingin kembali membantah.
Pada tahun 2018, Amareta— Mamanya, menghembuskan napas terakhir seusai menjalani pengobatan di Semarang. Amareta meninggal dunia lantaran sakit yang di deritanya 3 tahun terakhir. Baik Nadeem maupun Arga, mereka sama-sama kehilangan sosok wanita yang amat berharga bagi keduanya.
Di usianya yang 6 tahun, Arga mulai mengikuti les private dan mengambil jam tambahan di luar jam sekolah. Saat ini Arga kuliah di Universitas Byantara dan mengambil jurusan manajemen bisnis.
Arga Naradipta, lahir di Jakarta pada tanggal 13 Februari 2001. Arga memiliki wajah yang rupawan, mulai dari hidungnya yang mancung, kulitnya sawo matang, mata coklat terang, bentuk bibirnya wide lips, juga potongan rambut center part mullet. Tubuh tinggi Arga sekitar 187 cm— mempunyai tubuh yang ideal, tentu tak mudah. Arga melakukan gym dan juga olahraga renang di sela-sela aktivitasnya yang padat. Tidak hanya itu saja, Arga sangat menentang makan makanan manis seperti coklat, minuman kaleng ataupun yang bersoda. Kehidupan Arga benar-benar ketat akan makanan yang tinggi kalori.
Di kampus, Arga memang tak memiliki banyak teman. Seperti diketahui, Arga sosok yang pendiam saat bersama orang lain— terlebih lagi jika Arga tak cukup dekat dengan orang tersebut.
Namun, sudah ada 2 tahun terakhir ini, Arga sibuk menyelesaikan tulisannya di kamar. Sambil mengurung diri, Arga sengaja menambah aktivitasnya yang begitu padat. Tak sering Nadeem pulang ke rumah, karena urusan bisnisnya di luar kota atau bahkan luar negara— sampai berbulan-bulan lamanya. Di rumah yang sebesar itu, Arga hanya seorang diri. Tidak ada pekerja tambahan, seperti ART maupun supir.
Sampai ketika, tulisannya dilirik oleh penerbit buku. Dan Arga berhasil mencetak tulisannya sebanyak 4 buku novel dalam 2 tahun terakhir. Pada tahun 2021-2022. Tentu, tanpa sepengetahuan Ayahnya.
Sedari kecil, cita-cita Arga ingin menjadi seorang penulis seperti Almarhum Kakeknya. Namun, cita-cita yang ia dambakan sedari dulu, harus terhalang oleh keinginan orang tuanya untuk tetap meneruskan perusahaan Ayahnya.
Buku novel yang sudah terbit, di antaranya yaitu; Lekas Pulih Luka Ku, karyanya ini kali pertama dalam hidup Arga. Mengisahkan tentang perjalanannya selama 21 tahun— saat itu. Yang kedua ada; Aku Ingin Mengobati Luka Mu. Mengisahkan tentang dirinya sendiri yang hingga kini lukanya tak ada yang mengobati. Di akhir tahun 2021, karyanya yang ketiga; Perjalan Ini Begitu Cepat. Dan yang terakhir di pertengahan tahun; Cinta Tak Ingin Selesai. Semua karya yang ia tuangkan hanya memakan waktu 1-2 bulan dari masing-masing buku yang ia tulis. Namun, ada juga, seingatnya buku yang paling laku diperjualbelikan yaitu Lekas Pulih Luka Ku.
Hari ini seperti biasanya, Arga akan berangkat menuju kampus. Kendaraan yang Arga gunakan adalah motor Scoopy kesayangannya.
Sebelum berangkat ke kampus, Arga akan menghadiri acara pameran yang di adakan setiap bulannya. Tentu, acara tersebut selalu meriah, karena dari kalangan seniman akan menunjukan mahakarya terbaiknya.
Arga memarkirkan motornya. Arga berjalan menyusuri kawasan pameran tersebut. Banyak sekali turis-turis asing yang mampir ke sini untuk sekedar mengabadikan momen. Sesekali Arga berdecak kagum melihat pahatan mahakarya dari salah seorang seniman di ibu kota Jakarta. Arga mengeluarkan ponselnya, lalu memotret jenis karya seperti lukisan, pameran patung, pameran kriya dan pameran tekstil.
Di sana juga ada beberapa jenis lukis, di antaranya; romantisme, naturalisme, realisme, impresionisme dan yang terakhir ada abstrak.
Namun saat melihat lukisan abstrak, Arga merasakan getaran aneh dalam dirinya. Arga melihat ada tulisan kecil di bawah lukisan tersebut. Karya Tanaya Jiva Abhaya.
Sudut bibir Arga terangkat. Lalu mengabadikan lukisan milik perempuan tersebut.
— tbc —
Hii, kembali lagi bersama Arga. Aku senang karena chapter 1 sudah selesai aku tulis. Semoga tidak membosankan. Dan maaf sekali kalau ada kesalahan kata di setiap paragraf, mohon bantuannya teman-teman untuk memberi masukan 🧡🧡
love,
Vanira
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Eyes They Lie
Teen FictionArga Naradipta sang penulis novel yang sudah menerbitkan beberapa buku dalam 2 tahun terakhir. Keinginannya menjadi seorang penulis novel, sangat dibantah keras oleh Ayahnya. Arga adalah anak semata wayang Nadeem, maka dari itu Nadeem-ayah Arga-meng...