Happy Reading <3
Jakarta 2023
"Ga, mau beli siomay dulu?" tawar Ardika. Hari ini kelas hanya selesai 3 jam. Karena ada satu dan lain hal, membuat semuanya dipulangkan.
"Siomay di mana?" tanya Arga. Lelaki itu anteng sekali dengan buku novel di tangannya.
"Depan tukang fotokopi. Ada di situ, enak banget anjir."
Arga mengangguk. Ia menutup buku novel yang berada di genggamannya. "Boleh, deh."
"Si Najan sama si Fian ke mana, dah? Gue cari sekitaran kampus malah kagak ada. Lo liat gak?"
Arga menggeleng. Sedari pagi, ia sama sekali tak melihat keberadaan dua anak manusia itu. "Gue dari tadi pagi bareng lo, kan. Mana ada gue liat dia."
"Tu dua curut, ngilang mulu." Gerutu Ardika, ia merogoh saku celananya, "lo ada pulsa? Coba telepon mereka."
"Hape gue di kantong. Ambil sendiri." Titah Arga.
Ardika membuka resleting tas milik Arga, "anying, penuh bener isi tas lo. Kagak berat, tuh?"
"Halah, biasa." Decak Arga, ia menoleh ke belakang. "Tutup lagi tas gue, entar isinya keluar semua."
"Eh, iya."
Ardika mencari nomor Najan, namun tak juga dapat. "Lo namain kontak si Najan apaan? Kok gak ada?"
"Ada, cari aja."
"Ini kok font di hape lo gede banget, sih, Ga? Sepet mata gue liatnya." Protes Ardika membuat Arga mendengus sebal.
"Ya udah, jangan pinjem hape gue. Balikin sini!" gerutu Arga.
Ardika menyengir kuda. "Lo pakai wallpaper siapa, nih?"
"Itu foto gue." Balas Arga.
"Oh? Gue kira bukan. Abisnya di sini lo cakep banget."
Arga mendengus, "najis dibilang cakep sama lo."
Ardika tergelak. "Eh, ini gambaran siapa?"
"Kok lo jadi buka galeri gue, sih?" omel Arga, ia merebut ponsel miliknya.
"Eh, gue belom nelepon si Najan." Seru Ardika.
Arga berdecak malas, "gue aja. Lo kepo sama isi hape gue."
Ardika menggaruk kepalanya, "gue penasaran aja sama isi hape seorang Arga Naradipta."
"Ck, sama aja padahal."
Arga mulai menelepon Najan, namun tak juga mendapat jawaban. Ponsel Najan tak berdering. "Hapenya low kali," ucap Arga, "gak aktif ni anak."
"Coba si Fian."
Arga mencari kontak Fian, kemudian ia menekan tombol merah untuk memanggil lelaki itu.
"Woi, Ga. Lo di mana?"
"Justru itu, lo yang ada di mana? Gue sama Ardika mau beli siomay. Lo ikut nggak?"
"Siomay di mana? Ini gue lagi di parkiran sama si Najan."
"Deket fotokopian. Di sana ada tukang siomay. Buru ke sini. Si Dika lagi baik mau traktir kita."
"Anjing, nggak, ye!" sahut Ardika sewot.
"Halaaah, si Dika mana ada mau traktir kita."
"Iye, dia pelit." Tambah Najan.
Ardika mendengus mendengar ejekan temannya. "Iya-iya, gue traktir lo semua!" teriak Ardika terlanjur kesal.
"Nah, baru temen gue. HAHAHAHAHA."
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Eyes They Lie
Teen FictionArga Naradipta sang penulis novel yang sudah menerbitkan beberapa buku dalam 2 tahun terakhir. Keinginannya menjadi seorang penulis novel, sangat dibantah keras oleh Ayahnya. Arga adalah anak semata wayang Nadeem, maka dari itu Nadeem-ayah Arga-meng...