Happy Reading <3
Jakarta 2020
"Ga, abis ini ngopi, yok?" tawar Ardika sambil menyesap rokoknya.
Arga menggeleng cepat, "gue gak bisa, Ar. Ada les hari ini."
Ardika menepuk bahu Arga berulang-ulang kali, "haaah, Arga, Argaaa. Lo gak cape apa, pulang kuliah langsung les? Mending lo ikut kita ke warung si Mpok."
Arga menoleh, "yaah, maunya sih gitu. Tapi ntar Ayah gue marah, Ar."
"Kali-kali ini. Lo itu harus mencoba hal baru. Cuma ngopi doang di warung si Mpok, gak buat Ayah lo marah." Ardika terus membujuk Arga, "ayolah, Ga. Sesekali ini. Kapan lagi coba lo ikut gue ke warung si Mpok?"
Arga tampak berpikir.
"Ah, lo gak asik," lanjut Ardika.
"Ya udah, gue ikut." Sahut Arga setelah berpikir. Mungkin tidak ada salahnya juga ia ikut pergi ke warung Mpok Minah. Toh, selama ini Arga tak pernah keluar bersama teman-temannya. "Tapi gue gak lama, ya. Jam 4 udah pulang."
"Ck," Ardika berdecak, "lo anak Ayah banget sih? Jam 4 masih siang kali, Ga. Agak telat dikit, gitu."
Arga menghela napas panjang, "fine! Gue pulang jam 7 aja. Lo jangan protes lagi,"
Ardika tertawa rendah, "oke-oke, nggak kok. Yok, langsung kita cabut."
"Hm."
***
"Yang lain mana, Ar?" tanya Arga saat sudah sampai di warung Mpok Minah. Terlihat bangunan itu cukup sederhana sekali, dan suasananya sangat cocok jika ingin menongkrong di sini bersama teman-teman ataupun kekasih.
"Gue udah kabarin di grup, gak tau dah dibaca apa nggak." Sahut Ardika sambil memainkan game di ponselnya.
Arga hanya mengangguk paham. Lelaki berusia 19 tahun itu memilih duduk di kursi yang paling ujung, sehingga ia dengan leluasa membaca buku novel kesayangannya.
"Ga, lo gak bosen apa baca novel terus? Emang lo baca cerita apaan?" tanya Ardika tak menatap Arga.
"Ya, nggak bosen. Gue baca novel yang gue suka aja."
Ardika ber-oh ria.
"Eh, ada Dika. Udah datang dari tadi?" Mpok Minah keluar dari arah dapur sambil membawa lap di tangannya.
"Nggak, Mpok. Baru aja dateng," Ardika menunjuk ke arah Arga yang tengah asik membaca buku novelnya, "nah, Dika bawa temen. Dia namanya Arga."
Mendengar namanya di sebut. Arga mendongak, kemudian tersenyum ramah. "Oh, ini yang namanya Arga. Ganteng, ya. Kamu kok jarang sekali datang ke mari? Bahkan, Mpok gak pernah lihat kamu deh."
Ardika terkekeh, "gimana mau liat, Mpok? Dia emang gak pernah mampir sama Dika. Baru kali ini aja. Itu pun harus sedikit di bujuk dulu, baru mau."
Arga tersenyum canggung.
"Oh, gitu. Sering-sering main ke warung Mpok, ya." Seru Mpok Minah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Eyes They Lie
Teen FictionArga Naradipta sang penulis novel yang sudah menerbitkan beberapa buku dalam 2 tahun terakhir. Keinginannya menjadi seorang penulis novel, sangat dibantah keras oleh Ayahnya. Arga adalah anak semata wayang Nadeem, maka dari itu Nadeem-ayah Arga-meng...