>>7<<{revisi}

63 16 7
                                    


.

.

.

Aki menatap miris kearah lima orang anak baru itu,lalu bertanya pada Himeno,"Himeno-senpai,apa para pemula ini berguna?"

"Arai-kun kurang mampu,tapi motivasinya cukup. Kobeni-chan pemalu,tapi sering bertindak."Himeno menjawabnya lalu balik bertanya pada Aki,"Menurut mu 5 pemula ini bisa bertahan, Aki-kun?"

"Semua yang kuanggap kuat dan tidak.. setelah setahun,akan mati menjadi sipil."jawab Aki terdengar monoton.

"Itu tak menjawab."balas Himeno kemudian meliriknya,"Jangan mati,ya, Aki-kun."

"Oi sudah."tegur Reiva menarik kerah leher Denji agar menjauh dari Arai yang masih ingin mengajaknya berkelahi.

"Cih! Reiva tidak seru!"seru Power yang merajuk seperti anak kecil.

"Sudah hentikan,Kobeni kerepotan karena kalian."balas Reiva sembari berkacak pinggang.

"T-Terima kasih atas bantuannya."ucap Kobeni yang menatap kearahnya.

"Uhm. Kalau sekali lagi mereka begitu,jangan ragu untuk dipukul."

"E-Eh?!?"

Skip!

Pikiran Aki buyar ketika mendengar suara Denji berbicara,kembali ia fokus melihat kedepan.

"Yah.. devil nya ngga ada nih.."Denji menoleh kearah Reiva yang berjalan di sebelahnya,"Daging itu yakin bisa dipercaya?"

"Kau tanya aku,aku tanya siapa?"balas Reiva menatapnya datar,"Aku saja baru tahu akan hal itu,tapi Himeno-senpai menjelaskannya,jadi itu bisa jadi."

Himeno menghentikan langkahnya saat mereka hampir tiba di ujung lorong, kemudian ia memanggil Aki.

"Aki-kun,dia datang."

Salah satu pintu di hotel itu terbuka,dan sebuah kepala dengan tangan dan kaki di kedua sisinya merangkak keluar.

"Ihhh..!"beo Reiva dan Kobeni melihat kepala itu tersenyum pada mereka.

Kepala itu tiba-tiba saja melesat kearah Kobeni yang paling depan,namun sebelum dia berhasil mengapa-apakan Kobeni,Himeno menghentikannya.

"Tertangkap."

Mereka semua tercengang melihat kepala itu melayang di udara,Power tanpa basa-basi langsung mengeluarkan sebuah pedang dan menebas kepala itu menjadi dua.

Kobeni hampir terjatuh kebelakang,Reiva segera menahannya dan menariknya kebelakang agar menjauh dari mayat devil yang sudah terbelah dua itu.

"Devil busuk! Melayang karena takut pada ku,ya?! Hahaha!!"seru Power tertawa.

"Enggak,lah! Itu kekuatan ku!"sahut Himeno

"Apa?"beo Power.

"Aku berkontrak dengan Ghost Devil. Sebagai ganti karena mata kanan ku dimakan,aku bisa memakai tangan kanan Ghost."jawab Himeno lalu menatap Power,"Hantu ku tak terlihat dan kuat. Hebat,kan?"

Kemudian Himeno menoleh kebelakang, melihat Aki mendekatkan daging Gun Devil pada mayat Devil sebelumnya,"Bagaimana, Aki-kun? Ada daging si Pistol?"

"Tidak ada reaksi kuat. Bukan yang ini."jawab Aki.

"Oh,gitu."gumam Himeno kemudian menoleh kearah tangga naik,"Naik keatas deh."

Mereka mulai menaiki tangga,Kobeni yang masih lemas bersandar pada Reiva yang masih setia menjaganya di belakang.

"Apa tidak masalah kau mengoceh soal kemampuan mu di depan ku?"tanya Power,"Kalian disini untuk mengendalikan ku,kan?"

"Tahu soal kemampuan ku mempermudah kerja tim,kan?"balas Himeno pada Power,"Lagipula aku masih punya senjata rahasia,kok."

チェーンソーマンWhere stories live. Discover now