>>10<<{revisi}

61 17 0
                                    


"Boku ni datte me
Mirai ni kakete Ike
Inoru be shisen e!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Beberapa hari setelah kejadian itu,Reiva akhirnya sadarkan diri di rumah sakit dengan kondisi tubuh yang sakit, beberapa bagian tubuhnya di perban, seperti perut, pergelangan kaki,leher dan kepala.

Perlahan dia mencoba bangun dan akhirnya bisa duduk, kemudian menoleh kesamping dan menemukan sebuah tv dan juga remote nya.

Tangannya mencoba menggapai remote yang ada di sebelahnya,namun sebuah tangan lebih dulu mendahuluinya.

Saat dia mendongakkan kepalanya,dia melihat Makima yang tersenyum lembut padanya, kemudian mendorong kembali tangan itu kembali ke tempatnya.

"Sudah dua hari kau tidak sadarkan diri,dan mungkin karena itu pandangan mu buram."ujar Makima kemudian menyerahkan segelas air padanya,"Minumlah dulu. Suara mu pasti serak karena tidak minum apapun selama dua hari ini."

Reiva menerima gelas itu, kemudian meminum air putih yang diberikan itu sampai tandas, kemudian bertanya pada wanita dihadapannya itu,"Bagaimana keadaan Aki-senpai? Denji dan Power juga? Aku juga mendengar kalau kau di serang saat menuju Kyoto. Apa kau baik-baik saja?"

"Lega dan senang mendengarmu mengkhawatirkan ku."ucap Makima dengan senyum melebar,"Hayakawa-kun juga dirawat di rumah sakit yang sama, lukanya cukup parah dan kekurangan darah,tapi dia tidak sekarat. Denji-kun dan Power-chan juga baik-baik saja. Mereka berdua menemani Hayakawa-kun di kamarnya."

".... Bagaimana dengan anggota Divisi lainnya? Arai-san, Himeno-senpai dan dua Senpai baik itu.. dan juga Kobe-"Makima menutup bibir Reiva menggunakan telunjuknya,dia tersenyum misterius dengan tatapan mata kosong.

"Istirahat lah. Setelah kau sembuh,kau bisa mengunjungi mereka."dan setelah mengatakan itu,Makima pun keluar dari kamarnya dan tidak lupa menutup pintunya.

Diluar,Makima menyandarkan kepalanya ke pintu kamar Reiva, pandangannya tertuju pada lantai dengan tatapan tajam dan kesal di saat yang bersamaan.

"Kau hanya perlu mengkhawatirkan mereka yang hidup,termasuk diri mu. Jika kau berani mati di hadapan ku... Maka aku sendiri yang akan membawa mu dari kematian, Rei-chan."

Di dalam kamar,Reiva mencoba berdiri dan menggunakan tiang infus nya untuk topangan,dan setelah memastikan Makima pergi,dia pun melangkah keluar dari kamarnya menuju meja resepsionis untuk bertanya.

Setelah bertanya pada suster yang berjaga disana,dia segera menuju kamar Aki meski agak heran dengan beberapa nama yang dia sebutkan dikatakan tidak ada di dalam daftar.

Belum lagi dia sampai,Reiva sudah mendengar seruan dari dalam kamar yang tak lain adalah kamar Aki,suara Power yang mengejutkan semua orang di lorong itu.

"Hei kau!! Beri aku apel! Biarkan aku memakannya!"

"Tidak boleh! Itu semua milikku! Tidak ada apel untuk pengecut yang lari dari musuh!"

"Aku tidak lari! Aku pergi karena aku lapar!"

"Berhenti berbohong! Kau pengecut! Ayam!!"

"Berbicara tentang diri mu sendiri-!"

チェーンソーマンWhere stories live. Discover now