MOJAR EL CHURRO - YOONMIN

34+35

Tags;

BXB, ANAL SEX, EXPLICIT CONTENT, FINGERING, BLOW/HANDJOB, 69, MATURE, TYPOS

*
*
*

Happy Reading!!!

🔞🔞🔞

Suara khas jepretan kamera saling bersahutan memenuhi ruangan yang sudah didesain sedemikian rupa untuk projek foto. Dimana modelnya adalah seorang pemuda bernama Park Jimin.

Model ternama yang begitu digilai oleh masyarakat karena memiliki wajah serta tubuh yang indah.

Dengan begitu apik Jimin melakukan berbagai pose yang telah di atur oleh sang penata gaya. Sang photografer pun selalu berdecak kagum setiap kali mendapatkan hasil yang selalu memuaskan.

"Oke! Kerja bagus semuanya!! Hari ini cukup sampai disini, besok kita pindah tempat di outdoor. Terima kasih semua."

Setelah selesai Jimin mendudukan diri di kursi di samping sang asisten.

"Tak ada jadwal lagi, kan? Hari ini aku lelah sekali," ucap Jimin sembari menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.

"Jam 7 malam nanti jadwalmu bertemu dengan Dokter Min, seperti biasa aku sudah mendaftarkan mu di antrian terakhir," balas nya.

***

Tepat pukul 7, Jimin telah sampai di rumah sakit tempat Dokter pribadinya bekerja, tanpa ketukan pintu ataupun salam Jimin menerobos masuk kedalam ruang kerja milik Dokter Min.

Sebelum mendekati sang Dokter muda tersebut, Jimin mengunci pintu ruangannya. Sedangkan Dokter bernama Min Yoongi hanya melirik sekilas pada Jimin yang berjalan mendekatinya dan duduk di hadapannya

"Selamat malam Dokter Min, sudah lama tidak berjumpa. Apa kau merindukanku?" tanya Jimin sembari memangku wajahnya di meja dan menatap Yoongi dengan tatapan menggodanya.

Yoongi sendiri hanya menggumam pelan sembari sibuk sendiri, membuat Jimin memberengut kesal. Jimin melepaskan jaketnya dan menyisakan kaos miliknya.

"Sudah seminggu ini aku tidak bisa tidur dengan nyenyak, boleh tambahkan dosis pada obat ku nanti? Aku benar-benar butuh istirahat, Min."

Jimin menyandarkan diri di kursi dan menaikkan kedua tungkainya ke meja tepat di depan wajah Yoongi. Yoongi menghela nafas pelan kemudian melepaskan kacamatanya. Mengetuk-ngetuk sepatu mahal Jimin dan mengisyaratkan untuk turun.

"Ini ruangan ku, bisa sopan sedikit? Lagipula jika kau butuh istirahat, kau hanya cukup kurangi jadwal mu dan pulang ke rumah. Kalau perlu berhenti bekerja."

Jimin mendengus kesal dan menurunkan kakinya, beranjak dari duduknya dan menghampiri Yoongi. Jemarinya menyentuh bahu kokoh Yoongi dan memberikan  sedikit pijatan disana.

Yoongi melirik tangan Jimin di bahu dan kembali menatap wajah Jimin yang kini jaraknya hanya sejengkal dari wajahnya.

"Kalau aku berhenti, aku akan mati bosan dirumah. Suami ku itu selalu sibuk dengan kerjaannya, tak ada waktu untuk ku," keluh Jimin sembari mendudukan diri pangkuan Yoongi dan menyandarkan punggungnya di dada Yoongi.

"Dia bekerja untuk mu juga, kan? Dia pasti ingin mencari banyak uang untuk membahagiakan mu dan anak kalian kelak."

Jimin berdecak pelan dan menyandarkan kepalanya di bahu Yoongi dan menatap Yoongi dengan raut kesal. Lengannya mengalun di leher Yoongi dan menariknya mendekat.

"Aku bukan hanya butuh uangnya, aku juga butuh dia. Sudah hampir seminggu aku tak bertemu dengannya karena dia selalu memilih menginap di tempat kerjanya. Dan juga hampir sebulan dia tak pernah menyentuh ku, hanya karena aku memilih bekerja daripada di rumah. Menyebalkan sekali ya suami ku? Rasanya aku ingin sekali mencakar wajahnya yang tampan itu," adu Jimin dengan nada menggebu-gebu.