Seorang lelaki dengan rambut dikuncir dan hanya menyisakan beberapa helai yang terjatuh diwajah ayunya tengah mengepalkan tangan menahan amarah pada lelaki yang duduk di depannya dengan santai. Tak sedikitpun terganggu dengan dia yang sudah meledak-ledak sejak tadi.
"Kau cemburu, Jeffy." Suara berat seorang lelaki yang memasuki gendang telinganya membuat orang yang dipanggil Jeffy semakin mengeraskan wajahnya.
"Dalam mimpimu, aku tidak cemburu, Bible." Jemari lentik berhiaskan kutek hitam itu menunjuk lelaki yang baru saja dipanggilnya Bible, "Kau pikir aku cemburu hanya karena hal seperti itu."
Bible, lelaki dengan surai hitam itu bangkit dan berjalan menuju sang kekasih yang sejak tadi tak mau berada di dekatnya. Terbukti dari Jeff yang kini duduk dengan angkuh di atas ranjang sedangkan Bible berada di sofa.
"Ayolah, Jeff. Mengaku saja jika kau cemburu." Ungkap Bible sekali lagi, "Lagipula mengaku tak akan membuatmu rugi."
Walau lisannya senantiasa berkata bahwa dirinya tak cemburu, tapi dalam hatinya Jeff tak menyangkal rasa tak nyaman yang hadir kala dirinya menonton adegan panas sang kekasih dengan partnernya dalam sebuah series yang sama-sama mereka bintangi. Itu sungguh menjengkelkan.
"Aku tak habis pikir, bagaimana kau bisa sangat menikmatinya? Mengaku saja, kau menikmatinya 'kan." Jeff kembali bersungut kesal, "Tentu saja kau menikmatinya. Dia cantik, badannya juga bagus. Apalagi yang kurang."
Menjadi seorang publik figur bukanlah sesuatu yang mudah. Segala tindak tunduknya selalu diawasi oleh khalayak ramai membuat Jeff kadang tak bisa bergerak bebas. Terlebih dengan interaksinya bersama Bible.
Mereka sepasang kekasih yang sama-sama berprofesi menjadi publik figur, disatukan dalam satu series namun bukan menjadi pasangan satu sama lain. Pasangan mereka sudah ditentukan berdasarkan aktor yang telah terpilih.
Series mafia berbalut romansa dewasa ini pastilah melibatkan sentuhan fisik yang bisa dibilang-cukup berlebihan, itu menurut Jeff karena ada beberapa scene yang memperlihatkan adegan ranjang.
Namun, demi profesionalitas yang mereka junjung tinggi dalam pekerjaan. Hal seperti itu harusnya tidak menjadi masalah, tapi kadang urusan hati berkata lain.
"Ayolah, Jeffy. Itu hanya akting, kau sendiri tau, bukan?" Bible masih mencoba membujuk Jeff yang tengah terbakar api cemburu, "Aku harus berakting seolah aku menikmatinya, semua harus totalitas, bukankah itu yang sering kau katakan."
"Tapi-ahhh, entahlah. Aku benci. Menjauh dariku." Jeff mendorong tubuh Bible menjauh. Dirinya entah kenapa sedang malas berdekatan dengan sang kekasih.
Namun, Bible seolah tak terpengaruh oleh kemarah Jeff. Lelaki itu malah mengambil salah satu tangan sang kekasih dan mengecupnya dengan sepenuh hati, "Lagipula, menurutku kau lebih cantik, badanmu lebih bagus, dan kau selalu membuatku kecanduan."
Mendengar apa yang dikatakan Bible, Jeff hanya melirik sinis, "Kau bermulut manis, Tuan Sumettikul."
"Yah, memang." Bible mengedikkan kedua bahunya, "Kau ingin mencoba menyesapnya."
Decihan sinis Jeff berikan atas pernyataan sang kekasih. Dirinya lalu dengan kasar menarik jaket yang dikenakan Bible, menubrukkan bibirnya dengan milik sang kekasih.
Jeff mencium Bible dengan kasar, mengulum bibir atas dan bawahnya dengan tidak sabaran.
Sedangkan Bible, lelaki itu hanya diam menikmati apa yang tengah dilakukan kekasih cantiknya. Dia dengan perlahan menarik tubuh ramping kedalam pangkuannya.
Membelai dengan lembut sepanjang garis punggung Jeff lalu kedua tangannya berhenti pada pinggang ramping yang sering diremasnya ketika mereka tengah sama-sama menuntaskan hasrat. Bible membiarkan kedua tangannya ada disana untuk sekejap selama Jeff bermain-main dengan bibirnya.
Mereka berdua sama-sama memejamkan mata, menikmati rasa manggelitik saat labium mereka saling melumat.
Rasa ini, rasa yang sudah cukup lama tidak mereka rasakan karena kesibukan masing-masing. Jangankan untuk saling melumat, kesibukan mereka bahkan sampai tidak memberikan mereka waktu untuk saling tatap.
Ciuman mereka semkin panas, remasan Jeff pada rambutnya juga semakin brutal membuat Bible dengan perlahan memutus ciuman mereka lebih dulu. Akan berbahaya jika Jeff tak segera dihentikan.
"Bible...." Rengekan manja itu memasuki indera pendengaran Bible.
"Maaf, Jeff. Tapi sepertinya tidak sekarang." Ujar Bible sembari merapikan rambut hitam Jeff yang cukup berantakan, "Besok masing-masing dari kita memiliki jadwal. Kau tau bukan jika aku paling tak bisa jika tidak meninggalkan tanda. Dan tanda yang kutinggalkan haruslah terlihat, tidak boleh disembunyikan di dalam baju."
Jeff mendecih pelan, "Cih, itu pasti karena kau lebih suka berciuman dengannya, kan?"
Tanpa sadar Bible menghela nafas lelah. Mulai lagi, batinnya nelangsa.
"Lihat! Lihat! Kau menghela nafas, pasti kau menikmatinya, kan?." Jeff kembali menuding Bible dengan pertanyaan yang sama, lelaki itu menyipitkan kedua matanya dengan sengit.
"Apa yang harus aku buktikan supaya kau tidak berpikir demikian, Jeffy cantik?" Bible bertanya sembari menyugar rambutnya yang sudah mulai panjang.
Jeff menuntut, "Apa saja!"
"Ahh...." Saking frustasinya dengan permintaan sang kekasih, Bible mengacak-acak surai hitamnya. Lelaki itu tak tau lagi apa yang harus dilakukan ketika kekasih cantiknya bertindak demikian.
Melihat Bible yang mengacak rambutnya, membuat Jeff sontak menghentikan pergerakan lelaki itu, "Jangan diacak-acak, nanti tidak tampan lagi." Ujar Jeff sambil merapikan rambut Bible yang berantakan.
"Oh, tidak Jeff. Fokus, kau sedang marah pada Bible." Jeff segera melepaskan tangannya dari kepala Bible dan menggelengkan kepalanya lalu kembali bersidekap dada, "Aku tidak mau tau, pokoknya buktikan dengan cara apapun."
Dengan tidak sabaran, Bible menubruk tubuh kekasihnya dan mengungkung tubuh ramping itu di antara kedua otot bisep terlatihnya. Lelaki itu menyelami sepasang netra milik sang kekasih yang terlihat begitu jelas memencarkan kecemburuan, "Apakah aku harus membuktikannya dengan cara merekam adegan ranjang kita dan menguploadnya ke sosial media?" Bible bertanya dengan tatapan matanya yang tak pernah lepas dari milik Jeff.
Namun, bukan Jeff Satur namanya jika langsung kalah. Jemari lentik berhiaskan kutek hitam itu menyusuri garis rahang Bible, terus turun menuju dadanya yang bidang, dengan gerakan sensual dan tatapan nakal jari jemari lentik itu kini berhenti tepat di atas kesejatian milik Bible, diam disana tanpa melakukan apapun membuat sang empu yang sudah digoda sedemikian rupa menggeram frustasi.
"Coba saja kalau kau berani." Tantang Jeff.
Brukk....
Dengan putus asa, Bible menjatuhkan badannya di atas badan milik Jeff. Lelaki pemilik marga Sumettikul itu kini menenggelamkan wajahnya diantara perpotongan leher milik sang kekasih, "Jeffy, jangan menggodaku."
Rengekan manja yang keluar dari sepasang bibir milik Bible itu sontak membuat Jeff tertawa kencang, "Astaga, iya, iya, maafkan aku." Ujarnya sembari menepuk lembut punggung lebar Bible, "Aku percaya, tenang saja. Kau melakukan itu semua atas dasar peran."
"Jangan seperti itu lagi, kau membuatku bingung harus bagaimana, tapi kalau kau memaksa. Aku tidak masalah untuk membuktikan hubungan kita lewat video sex."
Plakk...
Dengan gemas Jeff memukul punggung Bible karena pernyataan konyolnya, "Jangan gila, kau hanya akan menghancurkan karir kita berdua jika benar-benar melakukannya. Itu namanya kau menggali lubang kuburmu sendiri."
"Tidak sendiri, kan denganmu." Perkataan Bible tersebut membuat Jeff memutar bola matanya malas.
"Terserah, minggir dari atas tubuhku, Bible. Kau berat." Jeff berusaha mendorong tubuh Bible. Walau tinggi badan mereka tak terpaut terlalu jauh, tapi tetap saja jika berlama-lama seperti ini dirinya sesak juga.
Lalu dengan segera Bible berpindah di samping Jeff tanpa melepaskan lengannya pada sekeliling tubuh sang kekasih.
END....
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOT BIBLEJEFF
FanfictionSedikit oneshoot dari kapal getek yang susah naik ke permukaan. Bible Jeff bxb Penulis hanya meminjam nama dan visual. Yang tidak suka BibleJeff silahkan bisa langsung skip.