Selama hidupnya yang singkat ini Jeff belum pernah merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta. Belum pernah merasakan jantungnya berdetak tak normal. Belum pernah merasakan bagaimana rasanya ribuan kupu-kupu berterbangan dalam perutnya.
Terkadang dirinya bertanya. Bagaimanakah rasanya. Apakah menyenangkan seperti yang dikatakan orang-orang. Apakah memang begitu membahagiakan.
Jeff ingin tau. Ingin juga merasa. Ingin juga bisa bercerita tentang manusia pujaan yang bisa meluluhkan hatinya. Ingin juga membayangkan bagaimana kehidupan mereka kedepannya. Menjalin kasih yang begitu indah dan mengikat janji suci di depan Tuhan lalu menghabiskan sisa usia bersama hingga maut memisahkan.
Tak butuh waktu lama. Sosok itu akhirnya datang. Memporakporandakan kewarasan Jeff. Membuat jantung Jeff berdegup tak normal ketika mata mereka saling menatap. Membuat Jeff ingin segera bertemu akhir pekan berikutnya dan membuat Jeff akhirya merasakan bagaimana rasanya kupu-kupu berterbangan dalam perut ketika sosok tersebut menyebut namanya. Jangankan menyebut nama, hanya tertawa saja Jeff sudah hilang kewarasan.
Memang begitu berlebihan. Tapi mau bagaimana lagi, ini yang pertama dan rasa yang begitu didamba.
Pertemuan tanpa disengaja itu adalah ketika Jeff iseng mengikuti klub membaca buku.
Sosok tersebut begitu menarik hati ketika sedang berbicara perihal buku yang sudah atau tengah dibacanya. Namanya Bible. Wajahnya tampan rupawan dengan tinggi badan yang tak jauh beda dengan Jeff.
Pertemuan mereka yang hanya seminggu sekali membuat Jeff harus menunggu enam hari lamanya untuk bisa melihat Bible.
Sementara hanya melihat karena Jeff belum berani menegur sosok yang sudah mencuri hatinya.
Setiap malam bak anak remaja yang baru saja memasuki masa pubertas dan merasakan cinta—Jeff terus terbayang wajah tampan Bible dan bagaimana sosok tersebut begitu menggebu berbicara tentang intisari sebuah buku.
Sosoknya terus menempel dalam ingatan sedangkan Jeff masih belum berani menyapa walau hanya sekedar kata hai.
Baginya menyapa Bible rasanya hampir sama seperti ketika akan bertemu dosen pembimbing guna menyelesaikan tugas akhir. Begitu mendebarkan dan menakutkan.
"Hai, kau Jeff kan?" Suara itu membuat Jeff tak tenang, jantungnya berdebar menyenangkan. Rasa yang begitu membahagiakan walau gugup lebih mendominasi.
Bible manyapanya yang tengah duduk di cafe seorang diri dengan segelas kopi sebagai hidangan dan buku setebal 800 halaman terletak berdampingan dengan gelas kopi.
Tadinya Jeff menggerutu tak karuan karena hujan tak kunjung reda, tapi langsung berpikir sebaliknya ketika Bible duduk di depannya tanpa permisi.
Lelaki tersebut mengenakan kemeja berwarna cokelat yang sedikit basah, dipadukan dengan topi berwarna hitam dan celana senada.
"Hai, Bible." Walau jantungnya berdegup tak karuan Jeff membalas sapaan Bible dengan senyum manis.
"Sendirian saja?" Itu jelas pertanyaan basa-basi.
Tapi Jeff kembali tersenyum dan menjawab setelah Bible menyebutkan pesanannya pada seorang pelayan, "Sebenarnya aku terjebak hujan. Jadi, yah. . .beginilah."
Lelaki itu hanya membalas dengan senyum lalu sepasang matanya yang terbingkai kacamata mungkin tak sengaja melihat buku tebal milik Jeff yang tergeletak di sebelah gelas kopi miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOT BIBLEJEFF
FanfictionSedikit oneshoot dari kapal getek yang susah naik ke permukaan. Bible Jeff bxb Penulis hanya meminjam nama dan visual. Yang tidak suka BibleJeff silahkan bisa langsung skip.