Rainy day

966 61 11
                                    








Semua itu bermula ketika hari hujan. Bible dengan nekat menerobos air yang masih mengguyur bumi berbekal tas selempangnya sebagai pelindung kepala.

Karena terburu-buru dan mengejar waktu dirinya tak sengaja bertabrakan dengan seorang lelaki hingga tubuhnya jatuh terpetal. Mereka bertabrakan dengan cukup keras satu sama lain. Bajunya basah kuyub karena jatuh tepat diatas kubangan.

Bible mengaduh kesakitan, begitupun dengan si lelaki.

Inginnya Bible mengomel dan menyalahkan, tapi si korban yang ditabrak membantunya berdiri dan meminta maaf terlebih dahulu. Berkata bahwa dia tak melihat Bible yang juga sedang terburu-buru.

Semua kata makian yang akan Bible lemparkan kembali tertelan melihat bagaimana lelaki itu terlihat menyesal—padahal disini Bible juga andil dalam insiden saling tabrak ditengah hari hujan.

Mereka berdua saat itu berteduh di bawah atap sebuah cafe yang kebetulan pada hari itu sedang tutup—terlihat jelas dari pintu kaca yang terdapat tanda close.

Pertemuan yang begitu singkat, hanya ucapan maaf dan selamat tinggal yang keluar dari bibir keduanya.

Tapi, mungkin takdir Tuhan berkata lain. Beberapa hari setelah kejadian, mereka kembali bertemu di perpustakaan kota. Dari situ Bible tau bahwa si lelaki yang ditabraknya bernama Jeff. Seorang dari jurusan bisnis yang ternyata mereka juga berkuliah di kampus yang sama. Hanya saja Bible ada satu tingkat dibawah Jeff.

Perangainya menyenangkan, mereka cepat akrab walau tidak pada jurusan yang sama. Jeff adalah orang yang humoris, walau terkadang raut wajah serius terlihat jelas ketika lelaki itu tengah membicarakan hal yang disukainya.

Gitar.

Lelaki itu menyukai gitar dan Bible—entah kenapa saat itu begitu gembira ketika mengetahui mereka punya kesukaan yang sama.

Awal kedekatan yang begitu tak terduga.

Mereka mulai dekat karena sebuah alat musik. Lebih sering bertemu dan berbicara satu sama lain. Walau memang topiknya tak jauh dari gitar.

Pada pertemuan yang kesekian kali. Bible unjuk kebolehan untuk menyanyikan satu buah lagu. Saat itu mereka tengah ada di taman kampus.

Jeff memuji suaranya, katanya indah dan seperti lullaby pengantar tidur.

Dari sekian banyak orang yang pernah mendengarnya bernyanyi, hanya Jeff yang bilang bahwa suaranya seperti lullaby pengantar tidur. Bible cukup kaget dengan pernyataan itu.

Entah kenapa hatinya berdesir aneh. Sebuah perasaan yang sebelumnya belum pernah dirasakannya.

Selain gitar. Mereka juga sama-sama menyukai hewan lucu berbulu lebat. Kucing.

Jeff dengan semangat bercerita tentang kucing-kucingnya di rumah yang berjumlah 13. Bagaimana lelaki itu setiap bangun tidur harus mencium satu per satu hewan kesayangannya.

Bible menyimak dengan fokus. Memperhatikan bagaimana binar mata lelaki itu ketika bercerita tentang hal-hal yang disukainya. Bagaimana cara lelaki itu menyampirkan rambutnya yang cukup panjang ke belakang telinga.

Perlu diakui bahwa Bible terpana dengan makhluk indah di depannya ini. Suaranya begitu sopan memasuki gendang telinga hingga Bible ingin mendengarnya setiap saat. Bahkan mungkin Bible rela pura-pura tak mendengar supaya Jeff kembali mengulang kalimatnya.

Pertemuan mereka menjadi semakin sering. Walau jika duduk berdua topik yang diangkat tak jauh dari musik dan kucing, Bible tak apa. Asalkan itu dengan Jeff semuanya menjadi menyenangkan.

ONESHOT BIBLEJEFFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang