Suasana ruangan dengan sebuah meja besar yang dikelilingi banyak kursi terasa begitu tegang. Terlebih dengan seorang lelaki yang duduk di ujung meja, wajahnya benar-benar keraa seakan sedang menahan amarah.
Jeff, lelaki yang duduk disalah satu kursi mengginggit kukunya sejak tadi. Perasaannya begitu gusar, hatinya tak tenang.
Tadi pagi ponselnya berdering ribut membuat Jeff yang masih kelelahan akibat jadwal yang begitu padat terpaksa membuka kedua matanya yang terasa sangat lengket. Betapa terkejutnya dia ketika nama yang tertulis dilayar ponsel adalah CEO dari agensinya sendiri. Tempat dimana Jeff bernaung untuk mengembangkan karir aktornya.
Tak ada sapaan atau ucapan basa basi lainnya. Pond. CEO dari agensinya langsung menyuruhnya untuk datang ke perusahaan. Tanpa berpikir dua kali Jeff langsung mempersiapkan diri secepat kilat dan mengendarai mobilnya dengan perasaan tak menentu sebab tak diberi tahu perihal apa yang tengah terjadi, tapi dari suara yang terdengar ditelfon. Jeff tau bahwa ada masalah besar yang tengah terjadi.
Betapa terkejutnya Jeff ketika dia sampai di perusahaan, sudah banyak sekali awak media yang berkumpul di depan gerbang. Sekali lagi hal itu membuatnya bertanya dalam hati akan apa yang sebenarnya tengah terjadi.
Tak ada pilihan lain saat itu, Jeff memutuskan untuk berputar balik dan masuk lewat pintu belakang demi menghindari para wartawan.
Ketika memasuki gedung agensi, yang dilihatnya hanya lorong kosong. Jeff berjalan menuju ruang CEO dengan hati tak karuan sembari menggigit kuku jari. Salah satu hal yang bisa mengurangi rasa gugupnya.
Saat dia sudah sampai di ruang CEO, dirinya hanya mendapati tiga orang, Mile, Apo, dan Pond. Lelaki yang disebut-sebut sebagai pemimpin agensi tempat dirinya bernaung itu berwajah merah. Terlihat dari kedua alisnya yang menukik tajam dan sepasang matanya yang menyorot marah.
Jeff yakin bahwa ada yang tidak beres. Sesuatu yang buruk pasti telah terjadi.
"Jelaskan itu!" Pond melemparkan sebuah ipad dengan kasar sedetik setelah Jeff mendudukan diri di depan Mile.
Sebuah judul dengan huruf kapital dan tercetak tebal tertulis jelas di ipad tersebut,
BIBLE DAN JEFF TERLIHAT TENGAH BERLIBUR BERSAMA DI KOREA. HANYA BERDUA.
Kedua mata Jeff terbelalak lebar. Dirinya terkejut bukan main. Bagaimana bisa media mendapatkan fotonya dan Bible yang tengah ada di bandara sesaat setelah kedua mendarat.
Jeff tak tau harus membalas apa. Lelaki itu bertatapan dengan Apo yang bergumam, 'Jawab saja dengan jujur.'
Setelah itu tatapannya beralih pada Mile yang memberinya anggukan singkat. Seakan menyetujui apa yang digumamkan Apo barusan.
Namun, dirinya dirundung dilema. Jika Jeff memberitahu yang sebenarnya, maka waktu mereka untuk bertemu atau berinteraksi pasti akan dibatasi untuk kepentingan agensi.
"JEFF, JELASKAN!" Mendengar Pond yang tiba-tiba saja menaikkan nada suara membuat Jeff terlonjak kaget. Lelaki itu bahkan meletakkan sebelah tangannya di depan dada.
"Itu benar. Aku dan Bible memang berlibur ke Korea. Hanya berdua." Tak ada alasan untuk menyangkal, Jeff memilih untuk memberitahu yang sebenarnya.
Mendengar jawaban Jeff, Pond memijit pelipisnya pelan dan berujar lirih,"Jadi itu benar? Kau dan Bible memang ada dalam sebuah hubungan. Sejak kapan?"
"Sudah dua tahun."
"Jeff, kau tau apa penyebab dari berita itu. Saham perusahaan turun dan beberapa brand memutuskan kontraknya. Series terbaru yang akan segera syuting juga terancam mengalami penundaan." Jeff tau Pond sangat emosi atas apa yang terjadi. Nada suara dan tatapannya sudah menjelaskan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOT BIBLEJEFF
FanfictionSedikit oneshoot dari kapal getek yang susah naik ke permukaan. Bible Jeff bxb Penulis hanya meminjam nama dan visual. Yang tidak suka BibleJeff silahkan bisa langsung skip.