Lebih indah dari seorang juliet

370 33 7
                                    















Sedari dulu, hidup Bible biasa-biasa saja. Otak tak terlalu cemerlang, ekonomi orang tua pas-pasan, secara fisik juga tak terlalu menonjol.

Meski demikian, Bible bisa mengenyam bangku pendidikan tinggi walau harus dengan bekerja part time sepulang kuliah. Tak masalah untuk itu. Bible menikmatinya tanpa sering mengeluh.

Hidupnya juga lurus-lurus saja. Sejak sekolah tak pernah berbuat onar, begitupun ketika duduk di perguruan tinggi. Bible tak pernah berulah yang pasti akan berdampak pada orang tuanya.

Setelah lulus dari universitas Bible bekerja di gym. Hingga lima tahun lamanya dan akhirnya bisa mendirikan gym sendiri dan mengolahnya dengan sepenuh hati. Usahanya berkembang pesat hingga memiliki 3 cabang pada 3 kota yang berbeda.

Untuk urusan percintaan Bible tak terlalu pandai, terbukti dari sejak usia belasan hingga kini ada dipertengahan 30 Bible hanya pernah menjalin kasih sekali. Itu juga hanya bertahan 3 bulan dengan pertengkaran yang lebih sering mendominasi. Alasan utamanya tentu karena Bible yang tak punya banyak waktu karena harus bekerja part time.

Hingga suatu ketika seorang lelaki berambut sedikit panjang dengan kulit putih serta senyum manis memasuki tempat gym miliknya. Selama hidupnya ini pertama kali Bible tak bisa mengalihkan pandangannya dari seseorang. Lelaki itu seakan memiliki magnet sehingga Bible tak bisa mengalihkan pandanganya walau sekejap.

"Kakak, aku bosan. Masih lama tidak?"

Suaranya yang merdu membuat jantung Bible berdetak dua kali lipat lebih cepat dari biasanya.

"Sepuluh menit lagi, sayang. Setelah itu Kakak akan menuruti kemanapun kamu mau." Jawaban dari seorang lelaki berwajah campuran tersebut seketika membuat Bible menarik nafas panjang dengan sedikit kekecewaan dalam hati.

Sudah punya kekasih, toh.

Walau menarik hati dan membuat jantungnya berdetak abnormal, Bible masih punya otak untuk tidak merusak hubungan orang. Jadi yang dilakukannya hanya berlalu pergi dan masuk ruang kerja.





.

.

.

Entah takdir atau kebetulan. Bible melihat lelaki yang sama tengah menangis seorang diri di taman kota. Sesenggukan dan berkali-kali menarik nafas panjang.

Mengikuti kata hati, Bible melangkah menghampiri dan menyodorkan sapu tangan miliknya.

Awalnya tak ada respon, lelaki itu hanya menatap Bible lalu sapu tangan secara bergantia. Terlihat sekali jika sedang bingung.

"Siapa?" Tanyanya dengan suara serak dan senggukan ringan khas orang menangis.

"Namaku Bible." Jawab Bible memperkenalkan diri, "Boleh aku duduk di sini?"

Sapu tangan diterima disertai anggukan tanda persetujuan bahwa Bible boleh duduk di sampingnya.

Diam. Hanya itu yang dilakukan Bible sebab tak tau harus bagaimana.

Kenapa menangis?

Yang benar saja. Tak mungkin juga Bible bertanya demikian padahal ini adalah pertemuan pertama dalam artian yang benar-benar pertamuan pertama. Bukan hanya menatap dari jauh dan berlalu pergi ketika sudah mengetahui sebuah fakta yang sedikit mencubit ulu hati—hanya sedikit, oke.

"Aku sedih tau. Pacarku minta putus." Curhatnya sambil sesekali mengusap air mata dengan sapu tangan milik Bible, "Padahal dua hari lalu kita masih baik-baik saja. Tidak ada masalah. Bahkan aku menemaninya pergi ke gym."

ONESHOT BIBLEJEFFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang